JAZ

991 132 27
                                    

BRAK!

BRAK!

BRAK!

Terry melirik sekilas ke pintu kamar Jino yang terkunci. Sepertinya ada orang yang meminta dirinya untuk membuka pintu, namun ia tidak tahu bagaimana caranya bicara.

Terry lebih memilih bodo amat. Kalau itu adalah abang-abangnya pasti mereka akan mengirimkan pesan padanya.

BRAK!

BRAK!

BRAK!

Namun, rasa ingin tahu Terry tidak bisa hilang begitu saja. Ia sungguh ingin tahu siapa yang berada di depan pintu sekarang.

Otaknya berpikir keras, jika orang di luar adalah orang jahat ia akan celaka, tetapi jika bukan?

Ceklek!

Pintu terbuka menampilkan sosok pria tampan yang sedang menetap Terry datar.

Terry segera menutup pintu itu. Namun, dari luar pria tersebut menahan pintu tersebut dengan tangannya. Bahkan sekarang tangannya sedang terjepit di pintu. Terry semakin ketakutan karena tidak mendengar jeritan kesakitan dari luar.

"Terry, ini aku. Anak kecil yang kau tolong tadi." Ucapnya.

Kaki Terry seketika melemas. Tidak mungkin anak sekecil tadi bisa berubah menjadi seumurannya dengan sangat cepat.

Pintu terbuka, Terry akan pasrah dengan apa yang akan terjadi. Ia membiarkan pria itu masuk, kepalanya tertunduk ke bawah.

Pria tampan itu menutup pintu dengan rapat lalu berjalan mendekati Terry.

"Aku Jaz, salam kenal. Aku disini ingin membantumu dan teman-temanmu." Ucap orang bernama Jaz.

Terry menatap Jaz tidak percaya. Kalau Jaz menolongnya sudah pasti Jaz berkhianat dari kelompoknya. Tapi bagaimana jika Jaz berbohong?

"Aku bukan manusia. Aku bisa berubah bentuk susuai dengan keinginan ku." Sambil berbicara, Jaz merubah bentuk tubuhnya. Menjadi anak kecil, orang tua, wanita, hewan, bahkan tumbuhan. "Aku yang asli adalah yang sekarang, yang anak kecil perempuan tadi hanya samaran ku."

Jakun Terry naik turun karena menelan saliva. Ia menatap takut Jaz. Orang di depannya bukan manusia. "Kalau lu bukan manusia, terus lu apa?" Tanyanya.

Jaz sedikit terkejut dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Terry. Ia menatap kedua tangannya. "Aku iblis." Jawab nya sambil tersenyum ramah.

Terry menatap Jaz sengit. Ia tahu, ada rasa sakit di balik senyuman lebar itu. Tapi ia harus bisa mengandalikan dirinya. Ia tidak boleh bersimpati samapai ia tahu tujuan Jaz yang sebenarnya. "Gue pernah dengar kata kata kaya gini ‘jangan percaya satupun ucapan iblis selain ancamannya’. Lu pikir gue bakal percaya gitu sama lu?" Persetanan, Terry tidak pernah berkata panjang selain di chat. Dan sekarang ia mengeluarkan kata kata yang lumayan panjang di depan iblis?

Sudut bibir Jaz sedikit terangkat. "Itu memang benar, namun aku termasuk iblis yang bisa di percayai. Jujur, aku lelah terus terusan dianggap hewan peliharaan oleh kekasih dan teman kakakku." ucap Jay. Ia mendudukkan dirinya dan bersandar di pintu. Melihat Jay Jaz yang duduk, Terry ikutan duduk.

[✓] 1. Petak UmpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang