Jessica mencuri ciuman di pipi Jero. Ia tersenyum senang sedangkan Jero menatapnya penuh kebencian. Menjijikkan, pipinya baru saja dicium oleh seorang gadis yang tidak ia kenal. Setelah permainan berakhir, ia akan menggunakan pembersih wajah Gion untuk membersihkan bekas ciuman di pipinya.
"Bagaimana penawaran ku, Jero?" Tanyanya. Ia tersenyum cantik sambil membelai wajah tampan Jero.
Jero menendang lutut Jessica hingga gadis tersebut mengaduh kesakitan. Lalu ia meludahi Jessica. Ia tidak akan menerima tawaran murahan itu.
"Mimpi lu ketinggian bangat!" Desisnya marah.
Jessica menatap Jeno datar. Terlalu jual mahal. Lalu ia tersenyum cantik. Ia akan melihat sampai kapan Jero akan menolak tawarannya. Melihat temen-temannya terbunuh, pastinya nanti Jero akan datang dan meminta bantuan pada dirinya.
BRAK!
"Kau penghianat, Jes."
Jessica hanya tersenyum mendengar perkataan Rick. Itu memang sebuah fakta. Ia sudah jengah dengan kekasihnya.
"Aku lelah dengannya. Aku ingin mengakhiri hubungan kami, namun aku takut dia akan marah dan mengamuk. Aku paling takut saat dia marah. Rasanya aku akan mati hari itu juga." Jessica memberikan penjelasan sambil memasang wajah sedih.
Jero serasa ingin muntah.
Rick mendekat ke Jessica. Wajah mereka berdua sangat dekat dan bibir keduanya bertemu. Ciuman panas dilakukan oleh Jessica dan Rick di depan Jero.
Jero memandang kedua nya jijik. Terutama Jessica, Jessica memiliki kekasih, tetapi ia meminta dirinya untuk jadi kekasihnya. Jessica juga mencium pipinya, bahkan Jessica berciuman dengan orang lain di depannya. Ck, dasar cewek ga tau malu.
Rencana jahat terlintas di otak Jero. "Yah, gue kira lu serius nanya kaya tadi. Gue bisa aja nerima lu jadi pacar gue. Eh lu nya malah ciuman sama orang lain di depan gue." Ucap Jero. Ia menatap remeh Jessica dan Rick. Hingga tautan keduanya terlepas.
Rick membersihkan sisa saliva di bibirnya, "Kau memintanya jadi kekasih mu? Ck, padahal aku siap menggantikan posisi Jack di hatimu." ucap Rick putus asa. Ia melepaskan tangannya yang tadinya berada di pinggul Jessica.
"Aku bisa saja menerima mu, Rick. Tapi dia lebih tampan, dan aku sangat tergila-gila dengan pria yang tampan." Jessica mengecup cepat bibir Rick lalu menatap Jero intens.
Rick berdecih pelan. Ia segera menarik Jessica menjauh dari Jero saat ia merasa Jack akan segera masuk kedalam ruangan yang mereka tempati.
Jack masuk dengan wajah marah. Ia melemparkan topengnya dan hampir mengenai Jero yang tidak salah apa apa. Ia menatap Jero datar lalu memukul wajah tampan Jeno.
"Santai, anjing." Ucap Jero saat pukulan Jack mengenai wajahnya. Alhasil Jack berhenti memukul wajahnya.
"Apa ini penyebab kau meremehkan aku di lapangan kemarin? Karena kau tau kau dan teman-teman tidak bergunamu itu sangat hebat?!" Tanyanya marah. Ia kembali memukul wajah Jero.
Jero hanya diam menerima pukulan. Memang pada dasarnya ia tidak bisa melakukan apapun. Dirinya sedang terikat kuat di kursi, bahkan ia tidak bisa menggerakkan tangannya kecuali pergelangan tangan. Otaknya masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Jack. Ia lupa apa yang ia lakukan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. Petak Umpet
Fiksi Penggemar[SUDAH TERBIT] [NCT DREAM × TXT] ❝Kesalahan mereka yang mengajak orang tidak di kenal untuk bermain.❞