PILIHAN

1.2K 222 31
                                    

Mahen dan Juna uring-uringan di perpustakaan. Tidak ada yang bisa mereka berdua lalukan, buku tidak mungkin bisa mereka gunakan untuk melawan ‘orang itu’.

Juna menghela nafas panjang. Sudah hampir jam 2 pagi dan permainan tinggal 4 jam lagi. Hah, sudah 4 jam dan baru 2 orang di antara mereka yang di temukan.

Juna menatap Mahen yang dari tadi menunggu pesan dari Seta dan Nares. Di luar sangat berbahaya, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada mereka berdua?

“Hen, gimana kita keluar pake tangan kosong aja?” Tanya Juna. Juna sudah tahu jawaban Mahen, tapi tetap ingin bertanya.

“Hendra ngirim foto makhluk yang nyuruh mereka buka pintu tadi." Ucap Mahen tiba-tiba.

Juna terdiam. Jawaban Mahen berbeda dengan yang ada di pikirannya. “Makhluk?” Tanyanya.

“Liat.”

Mata Juna membesar melihat sosok mengerikan itu. Hendra pasti bercanda, tapi ini adalah bukti dari rekaman CCTV, itu tidak mungkin salah.

“Lu yakin permainan kita tadi gak ada satupun setan yang kepanggil?” Tanya Juna memastikan.

“Gue gaktau,” balas Mahen.

“Menurut lu, siapa yang buat kita ada di sini?” Tanya Mahen. Ia merubah posisi duduknya, lalu ia menatap Juna serius.

Juna menggeleng. Satu hari kemarin mereka tidak melakukan apa yang orang lain tidak suka. Biasanya iya, tapi kemarin tidak.

“Orang nya bukan Hendra,” gumam Mahen. “Eh btw soal Hendra, lu sadar sesuatu gak?” Tanya Mahen.

“Apa?”

“Hendra dapat boneka jelangkung dari siapa?”

Hiron bosan hanya berdiam diri di balik tong sampah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiron bosan hanya berdiam diri di balik tong sampah. Mana bau lagi. Hiron hanya meng-hidup matikan hpnya karena bosan.


Karena rasa bosan yang terlalu besar, Hiron pindah dari balik tong sampah. Ia mengintip sebentar kedalam rumah memastikan kalau ia akan aman.  

Ia duduk di tepi kolam. Kakinya masuk setengah ke dalam kolam. Air kolam dini hari sangat dingin. Ia sedikit menunduk untuk memainkan air jernih itu.

“Dingin.” Kata itu yang ia ucapkan saat angin menerpa tubuhnya. 

“Kayanya seru deh berenang pagi buta.” Pikir Hiron. Tapi ia tidak mungkin melakukan itu. Bisa bisa ia demam karena ia tidak bisa kedalam untuk mengambil baju ganti.

[✓] 1. Petak UmpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang