HIRON

1.1K 216 15
                                    

“Tetap mau keluar?” Tanya Seta memastikan. Ia tidak mau saat setengah perjalanan Juan meminta kembali seperti Nares tadi.

Juan dan Nares saling menatap.

“G-gue ngikut aja..”

Juan melihat jam pada handphonenya. Jam tiga tepat.

“Pikirin dulu, ketempat Hendra dulu atau langsung ke atas? Gue tadi gak sengaja liat notif gc katanya Terry gak jadi ikut, terus dia juga ngelarang Celo buat keluar dari tempat persembunyian.” Kata Juan.

“Ketempat Hendra dulu. Kita tanya-tanya soal Gion bentar.” Jawab Seta.

Keputusan Seta disetujui oleh Nares dan Juan. Tangan Seta sudah bersiap membuka pintu ruang gym. Nares dan Juan semakin mengeratkan pistol pada tangannya.

Ceklek

DOR!

Bruk!

Nares dan Juan mematung. Mereka menatap mayat seorang wanita yang tengah membawa tongkat baseball di depan mereka gugup. Wanita itu kini tersungkur dengan kepala bolong.

Mereka berdua langsung menatap Seta yang tadi menembakkan peluru pada wanita itu. Mereka sedikit menjaga jarak.

Jadi gini, kan Seta yang buka pintu, pastinya Seta yang pertama kali liat ni perempuan. Karena merasa wanita itu ancaman, Seta menembak kepalanya.

“Ingat, siapapun yang kalian liat, dan itu bukan bagian dari kita. Bunuh aja okey? Orang yang buat kita di sini itu lebih dari satu.” Jelas Seta. Dapat di dengar ada nada nada serius dari ucapan Seta.

Nares dan Juan mengangguk gugup. Seta sangat menyeramkan. Mareka merapatkan tubuh mereka ke Seta saat sudah keluar dari ruang gym.

Seta hanya membiarkan hal itu. Tangannya bergetar hebat karena gugup. Ini adalah kali pertama ia membunuh orang.

Jujur, ia sangat ketakutan kini. Tapi ia harus menyembunyikannya. Ia adalah leader dari 00L. Itu di tunjuk langsung oleh Juna dan Mahen, dan di setujui oleh anak 00L yang lain dan yang lebih muda.

Mereka bertiga berjalan ke lift. Dengan cepat memencet lantai dua. Mereka harus bertemu Hendra.

Selama perjalanan, Juan dan Nares terus mengatakan hal-hal yang menjengkelkan. Mereka mengeluarkan semua isi pikiran mereka. Seta memutar bola matanya berkali-kali saat mendengarkan apa yang diucapkan kedua temannya. Kedua orang ini overthinking tentang Gion.

Pintu lift terbuka, Seta, Juan dan Nares menatap tak percaya pada kamar Mahen. Pintu terbuka dengan bekas darah. Dengan cepat mereka mendekati kamar kakak tertua itu.

Kamar itu sangat berantakan, darah berserakan dimana mana, pintu kamar rusak, lemari yang tumbang dan kapak yang tertancap di pintu kamar mandi. Di tambah lagi mendengar suara tangisan di WC membuat mereka bertiga merinding.

“Hendra..” panggil Seta pelan. Kalau Hendra merespon mereka akan tahu dimana posisi Hendra saat ini, dan menghilangkan rasa takut mereka akan suara tangisan yang berada di WC.

Tapi sayang tidak ada respon. Dan tangisan di kamar mandi semakin menjadi jadi.

Tidak ada pilihan lain, satu satunya tempat yang mengeluarkan suara hanya kamar mandi. Seta harus memastikan kalau orang yang ada di dalamnya adalah Haechan.

Grep

Juan menahan tangan Seta, ia menggeleng pelan.

Seta membalas menggenggam tangan Juan menggunakan tangan yang satunya. Lalu ia mengangguk.

[✓] 1. Petak UmpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang