PERGI

836 140 6
                                    

Terry dan Cio sudah selesai membuka plastik hitam yang membungkus teman mereka. Jino ditiduri, Gion juga ditidurin, sedangkan Hiron didudukin.

Kepala Jino dan Gion bermasalah, bakalan seram kalau didudukin.

"Tinggal bang Hendra, harus gimana kita?" Tanya Cio.

Terry berpikir sejenak. "Kita gak bisa keluar, kalau kita keluar bisa aja kita di bunuh sama Jack. Tapi bisa juga enggak, soalnya Jaz ada ngasih tau daftar nama orang yang bakal di bunuh sama Jack." Ucap Terty.

Cio berhenti bernafas sejenak. Jika Terry sudah tahu siapa saja korbannya, mengapa baru memberitahunya sekarang? Padahal kalau dirinya tahu sebelum keluar dari kamar Jino, ia tidak akan takut pada Jack. "Siapa aja?" Tanyanya.

Terry mengeluarkan kertas kecil dari kantung celanya. Kertas itu tampak kusut dan lusuh. Ia merapikannya sedikit kan memperlihatkannya pada Cio. "Nama kita berdua gak ada, tapi nama kita di lingkari sama Jack. Gue gak tau buat apa, tapi bisa aja itu pertanda buruk.. Dan untuk korban kembali ke awal. Yang pertama Jino. Yang kedua bang Jero, tapi bang Jero masih hidup sampai sekarang karna Jack ada janji sama gue.." Terry memberi penjelasan. Ia mulai sedikit terbuka pada Cio.

Cio tampak tidak peduli pada janji yant dikatan Jack pada Terry, ia malah memikirkan hal lain. "Emang Jack bisa tepatin janji?"

Terry menggeleng tanda ia tidak tahu. Kemungkinan besar janji Jack adalah janji palsu.

"Yang ketiga bang Gion, yang ke empat itu Hiron, yang ke lima baru bang Hendra." Terry melanjutkan penjelasannya.

"Yang terakhir bang Juan." Cio menambahkan. Ia mulai ngerti dengan apa yang ditulis oleh Jack. Tulisan Jack benar-banar jelek. Jack sepertinya tipe orang yang terburu-buru dalam menulis.

"Tapi lo bilang korban setengah dari pemain, tapi kan bang Jero tetap hidup, siapa yang ngegantiin bang Jero?" Tanya Cio. Entah apa isi janji Jack, ia yakin itu anak merugikannya. Jero masih hidup, ia bisa saja menjadi pengganti Jero.

Otak Terry mendadak ngeblank mendengar pertanyaan Cio. Cio benar, karena Jack janji akan membiarkan Jero tetap hidup, pasti Jero sudah mempunyai pengganti.

Korban setengah pemain...

"Bisa aja satu lagi itu antara bang Seta sama bang Nares. Kita berdua aman, bukan, lebih tepatnya cuma gue yang aman. Di permainan ini cuma gue sama bang Jero yang ga akan jadi korban. Tapi lo bakal ikutan aman karna lo bareng gue." Jelas Terry. Ia menatap Cio yakin agar Cio tidak perlu takut menjadi korban selanjutnya.

Cio mengangguk paham. Ia mengambil kertas di tangan Terry dan menatapnya. "Sekarang gue paham. Jadi kita tetap keluar buat nyeret bang Hendra ke sini?" Tanyanya setelah melihat selembar kertas itu.

Terry mengangguk. Ia sedikit senang karna tau dia bukan lah korbannya, tapi di sisi lain dia juga sedih karena abangnya jadi korban.

"Keluar sekarang?" Tanya Terry.

Cio menempelkan telinganya pada pintu, guna untuk mendengar percakapan di luar.

"kayanya di luar lagi ada konflik berat deh." Ucapnya saat mendengar kebisingan di luar.

"JAWAB AKU JAZ!"

[✓] 1. Petak UmpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang