Musim telah berganti begitu cepat. Tak terasa kini sudah 2 tahun menghilangnya sosok Renjun semenjak kejadian itu. Renjun pergi tanpa pamit. Hanya menyisakan kenangan yang mampu membuat sesak.
Hal itu yang dirasakan oleh Jeno dan Jaemin. Mereka berdualah yang sangat kehilangan. Bagaimana tidak? Renjun pergi saat mereka berdua sangat menyayangi pemuda misterius nan manis itu. Setelah semua teka-teki mereka ketahui, malah kehilangan yang mereka berdua dapatkan.
Dan kini mereka sudah lulus dari sekolah menengah atas. Mereka memutuskan untuk langsung bekerja tanpa berkuliah. Mereka berdua bekerja di perusahaan ayah mereka. Tentu saja mereka berdua mendapatkan ajaran terlebih dahulu sebelum terjun langsung ke dunia pekerjaan yang cukup kejam.
Hari demi hari mereka lalui seperti biasa. Tak ada yang spesial. Mereka lebih suram setelah kehilangan cinta mereka. Bahkan mereka tak melirik satupun orang lain yang gencar untuk menjadi kekasih mereka ataupun hanya untuk pemuas nafsu. Jeno dan Jaemin berubah menjadi pribadi yang dingin dan tertutup. Membatasi setiap kegiatan sosial yang menurut mereka tak berguna.
Hal itu tentu saja membuat Mark, kakak kelas mereka dulu begitu sedih. Memang dirinya juga merasa kehilangan karena Renjun pergi. Namun ia tak memperlihatkan itu semua. Dan Mark kini juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Jeno maupun Jaemin.
Tentang Yuta.. Yah, ayah Renjun ini sudah sadar setahun yang lalu. Dan ia merasa terpukul setelah mengetahui jika Renjun hilang. Namun media mengatakan jika Renjun anaknya telah meninggal dunia. Dan sekarang Yuta tengah berada dibalik jeruji besi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ia sama sekali tak memberontak karena itu memang kesalahannya.
How about Junkai?
Junkai, kakak Renjun itu dinyatakan sembuh oleh dokter. Dua bulan setelah kepergian Renjun, tiba-tiba Junkai sadar. Ia juga terpukul setelah mendengar berita tentang adiknya itu. Dan kini Junkai berada di kediaman Jung. Tinggal disana untuk sementara waktu sampai Yuta kembali. Jaehyun lah yang mengusulkan hal itu.
. . .
"Pulang nanti mampir dulu ke minimarket. Gw pengin beli ramen dan cola." ucap Jeno. Jaemin yang tengah menatap layar laptopnya hanya mengangguk. Fyi, mereka berdua menggunakan mobil yang sama. Jadi mereka selalu berangkat dan pulang bersama.
Hembusan napas terdengar dari mulut Jaemin. Ia menyandarkan punggungnya dikursi kerjanya. Matanya terpejam sejenak.
"Gw rindu sama Renjun Jen." kata Jaemin. Jeno menatap kembarannya itu dengan tatapan sendu.
"Gw juga. Tapi mau gimana lagi. Renjun udah pergi." ucapnya.
"Entahlah Jen. Gw rasa, Renjun belum pergi." ucap Jaemin lalu membuka matanya. Menatap sang kembaran dengan tatapan lelahnya.
"Ga ada yang ga mungkin kalo Tuhan udah berkehendak Jaem. Kalo misal memang Renjun masih hidup, kalo dia memang jodoh kita. Dia akan kembali." tutur Jeno.
"Ahh lu bener. Dah ayo cepet ke minimarket dulu sebelum malem." kata Jaemin lalu segera membereskan berkas-berkasnya. Jeno pun ikut membantu Jaemin agar cepat selesai.
Setelahnya mereka berdua keluar dari ruangan milik Jaemin. Jeno sudah menyelesaikan tugasnya tadi, jadi dia memutuskan untuk pergi ke ruangan Jaemin.
Sepanjang perjalanan menuju parkiran, para gadis memandang mereka dengan tatapan memuja. Bahkan banyak bisik-bisik yang membuat Jeno dan Jaemin merasa risih. Mereka berdua memilih mengabaikan dan memasang wajah datar andalan mereka.
. . .
Kini Jeno dan Jaemin sudah berada di minimarket. Jeno memilih beberapa makanan ringan untuk dibawa pulang. Jaemin juga melakukan hal yang sama. Jaemin dengan inisiatifnya membeli beberapa makanan untuk Junkai.
Setelah berkutat cukup lama, mereka akhirnya mengantri untuk membayar tagihan belanjaan mereka. Tak butuh waktu yang lama mereka keluar dari minimarket tersebut.
Jeno dan Jaemin berjalan menuju parkiran dengan menenteng kantong belanjaan ditangan mereka. Namun tiba-tiba saja ada yang terpeleset didepan mereka. Memang jalanan disitu licin cukup licin.
Jaemin menurunkan belanjaannya lalu menyodorkan tangannya untuk membantu pemuda itu berdiri. Pemuda yang jatuh itu pun menerima uluran tangan Jaemin lalu berdiri. Ia membersihkan celananya yang kotor. Sendari tadi pemuda itu hanya menunduk tanpa memperhatikan Jeno dan Jaemin.
"Lain kali hati-hati ya. Jalanan disini licin." kata Jaemin lalu tersenyum.
"Nee, gomawo sudah menolongku."
Deg
Mereka berdua terdiam. Suara ini, suara yang sangat mereka kenal.
"Renjun?!"
Pemuda itu akhirnya mendongak menatap kedua orang didepannya dengan heran. Pasalnya ia sama sekali tak mengenali kedua orang didepannya ini.
"Bagaimana kalian berdua tau namaku?" tanya pemuda itu. Jeno dan Jaemin mematung seketika. Dihadapannya ini, sangatlah mirip dengan sosok yang sudah 2 tahunan ini dikabarkan meninggal.
Pemuda itu nampak heran ketika kedua pria didepannya hanya terdiam. Ia pun mengibaskan tangannya diwajah mereka.
"Hallo. Kenapa kalian melamun?" tanyanya dan seketika Jeno dan Jaemin tersadar.
"K-kau Renjun kan? Nakamoto Renjun?" tanya Jeno.
Pemuda ini sangatlah mirip dengan Renjun. Bahkan 100% mirip. Hanya saja pemuda ini menggunakan kacamata.
"Iya aku Renjun. Tapi margaku bukan apa tadi? Naka? Naka apalah itu. Margaku adalah Park. Park Renjun. But, apa kalian mengenalku?"
Dan dari sini, muncul teka-teki yang baru tentang sosok Park Renjun ini . . .
S E L E S A I
Nih udah ya yang kemarin minta epilog😭😭
Abis ini pada minta sequel😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] La Mignonne Mystérieuse || Norenmin✔
Fanfiction✦〖La Mignonne Mystérieuse₊˚✧〗 🐶🦊🐰˖° NORENMIN ⸝⸝ 。」 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Seorang pemuda mungil mendatangi kota Seoul dan bersekolah disana. Ia datang...