Chapter 17 || Teguran🚧

64 18 155
                                    

Hayy... Ketemu lagii❤

Selamat Membaca 🌿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat Membaca 🌿

___________________

Terdengar suara adzan shubuh yang sedang berkumandang, lelaki itu membuka kedua matanya meski samar-samar. Seketika ia teringat sejak kapan ia bisa mendengar suara adzan sekencang ini, ia menoleh ke samping saat tangannya merasakan getaran.

Ternyata getaran itu berasal dari handpone-nya. Layarnya menyala dan tak hentinya bergetar serta mengeluarkan suara adzan. Dalam hatinya, ia sudah bersumpah akan memberi pelajaran kepada orang yang telah memasang aplikasi muslim yang bisa mengeluarkan suara adzan di handphone-nya.

Tanpa berpikir, ia melemparkan handphone itu ke sembarang arah. Kalau rusak pun tinggal beli lagi. Ia juga sudah lama tidak mengganti handphonenya.

Tok... Tok... Tok...

"Aden, sholat shubuh dulu atuh,"

Kali ini Farrel sudah tau siapa pemilik suara itu. Ia pun membuka selimutnya "UDAH PERNAH MBOK," teriaknya dan langsung kembali menarik selimutnya. Tanpa butuh waktu lama, lelaki itu terpejam kembali kedalam bunga tidurnya.

Cahaya matahari mulai masuk menembus jendela kamar yang bernuansa hitam itu. Sialnya, kamarnya lupa tuk diberi gorden, seingatnya kemarin ia sudah menyuruh Mbok Inem agar langsung memberikannya gorden kembali setelah di cuci.

Suara alarm berbunyi untuk kesekian kalinya, namun lelaki yang tengah tertidur itu tetap menghiraukannya.

KRING...
KRING...

Alarm itu terus berbunyi tiap 5 menit setelahnya. 6.05, 6.10, 6.15, 6.20.

Pikirannya sudah penuh dengan emosi yang semakin membara. Siapa yang sudah berani-beraninya menaruh alarm di kamarnya? Sepagi ini. Apa ia pernah lupa untuk mengunci pintu kamarnya? Tidak.

Meski suara alarm itu sangat mengganggunya, namun rasa kantuknya masih tersisa banyak. Ia tak kuat jika harus bangun sepagi ini. Mungkin ia bisa ke sekolah jam 9 saat bel istirahat pertama berbunyi.

"Farrel, bangun sayang,"

"Bukain pintunya,"

"Farrel, ini udah siang, nanti kamu kesiangan."

Tanpa butuh waktu lama, pintu itu sudah terbuka. Bukan. Bukan Farrel yang membukanya. Lalu, siapa yang berani masuk kedalam kamarnya? Kecuali... Ardan.

"Dan, lu keluar sekarang atau gue bogem lu?!" ucapnya tanpa berniat melihat siapa di depan pintu sana.

Suara langkah kaki itu semakin jelas, pagi-pagi seperti ini Ardan sudah membuat dirinya naik darah. "KELUAR!"

Freya Anandita || by SfnalifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang