Chapter 2 || Menyambut hari penuh rindu💦

137 51 57
                                    

~ Happy Reading🌼 ~

_________________

- Tak ada yang lebih menyakitkan dari perpisahan -

Suasana langit yang sudah mulai menggelap, pertanda hari sudah malam. Matahari silih berganti bulan, siang akan berganti menjadi malam.

Terdengar suara petir seperti sedang beradu argumen--Iya! suara seperti sedang beragumen itu juga berasal dari arah luar kamar Freya. Sepertinya hujan akan turun malam ini.

"Ibu dan ayah pasti berantem lagi."

Gadis kecil itu pun berjalan mendekati jendela kamarnya dan menarik kedua gorden berwarna pink itu ke-dua arah yang berbeda.

Seketika ia teringat benda kecil seperti berbentuk love tetapi terbelah dua, yang tadi sore ia ambil di depan pintu rumahnya.

Lalu ia melangkah ketempat dimana ia taruh benda tersebut--Nakas cantik miliknya.

" Cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Cantik." puji gadis kecil itu tersenyum melihat benda kecil yang sedang berada di genggamannya ini.

"Eh ada tulisannya," ucap Freya terkejut
"Kalimat apa itu?" tanya gadis kecil itu dalam batinnya.

Tak lama terdengar suara derasnya rintikan hujan dan gemuruh petir yang saling bersahut-sahutan.

"Yah, hujaaan ...." ucap gadis kecil seraya berlari kecil menuju jendela kamarnya itu dan menutup kedua gorden pink nya.

Ceklek ,,🚪

Kurang lebihnya seperti itulah suara pintu ketika gagang nya ditarik ke bawah.

"Freya ko belum tidur ?"
Suara lembut itu berasal dari suara wanita paruh baya yang kini sedang berjalan ke arah Freya.

"Belum bu, Leya takut, petirnya gede banget." Kalimat yang datang dari gadis kecil polos itu mengundang senyuman ibunya.

"Sini bobo yuk, ibu peluk." ucap wanita itu yang sedang merapihkan ranjang Freya.

Freya yang masih berada di dekat jendela pun, lekas berlari ke pelukan ibu tercintanya.

"Bu, Ibu kenapa nangis? " tanya Freya ketika melihat ibunya yang menerjunkan air matanya di kedua pipi milik Tiara. Sedikit, tapi terlihat.

"Ibu sayang sekali sama Freya. " Begitulah ucap Tiara yang sangat menghangatkan bagi siapapun yang mendengarnya.

"Bu, Leya boleh tanya? "

"Boleh sayang," Tiara selalu bersikap lembut kepada anak cantiknya itu.

Freya kecil, membawa pecahan itu ke ibunya, "Itu apa tulisannya bu?" Tiara membelalak melihatnya, "Kamu dapat ini darimana sayang?" tanyanya sedikit khawatir. Freya ketakutan, ia takut ibunya akan marah.

Freya Anandita || by SfnalifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang