10. JEBAKAN

67 16 0
                                    

"Sampai juga ternyata" kata seseorang

Deg!

"Suara itu suara itu!" batin Ana cemas

"Satya, Degan, Alex!" kata Ana terkejut bukan main, ia sampai bangkit dari duduknya

"Maksut lo semua apa?!" bentak Ana

"Woess! tenang dong An, kayak sama siapa aja" kata Satya sambil menampilkan senyum miringnya, dab hal itu membuat rasa kesal Ana kembali naik

"Lo semua jebak gue? Setan! Sialan!" saking kesalnya Ana sudah tidak bisa menahan umpatannya kembali, ia bisa melihat Alex yang berjalan ke arahnya

"Apa?!" tantang Ana, semua ini sama sekali tidak membuatnya takut malah karena hal ini ia merasa senang jika berkelahi ia bisa meluapkan semua kekesalan yang sadari tadi ia pendam. Dia pikir ada yang penting tentang Alex ternyata hanya untuk menjebak dirinya saja, dia sampai meninggalkan Drakor nya demi datang untuk menemui Alex tapi laki-laki keparat ini dengan mudahnya membuang - buang waktu miliknya. Heii! Ingat kata pepatah! Waktu adalah emas! Dimana aku menggunakan waktuku untuk menonton Drakor romantis.

Ana terus saja mengumpat dalam hati bahkan saat ini kakinya sudah mencak - mencak tidak karuan

"Lo bertiga benar-benar AKKHHHH!" Teriak Ana frustasi

Dengan kesal Ana menghampiri mereka, Satya, Degan, dan Alex yang melihat Ana berjalan ke arah mereka dengan wajah yang merah padam pun hanya saling menatap satu sama lain. Dan kembali menatap ana dengan dahi berkerut. Bingung? Tentu saja

Saat Ana sudah di hadapan mereka dengan brutal ia memukuli ketiga cowok itu secara bergantian, sedangkan mereka para cowok yang belum siap mendapat serangan dadakan pun memilih untuk menghindar. Karena saat ini yang mereka lihat bukan diri Ana tapi setan yang ada di dirinya

Bugh!

Bugh!

Srekk!

Srek!

Bugh!

"Akhh!"

"Ampunn!"

"Udah -udah!"

"Gue minta maaf!"

"Gue benci sama lo bertiga!"

"Gue benciii!"

Bugh!

Bugh!

Akhirnya mereka terlepas dari pukulan, tendangan, jambakan, dan cakaran dari Ana dengan wajah yang babak belur. Ana pun terduduk lemas di atas rerumput hijau taman

"Huwaaaaa! Lo kok pada nyebelin sihhh! Lo bertiga tau ga sih kalau gue lagi pengen nonton Drakor! Tapi dengan seenak Jidat lo! Lo bertiga ngrusak mood gue! Hanya untuk ketemuan di taman yang tak berfaedah ini?! Huwaaaaaa!" teriak Ana seperti anak kecil yang minta di belikan permen oleh mamanya dengan kaki yang mencak - mencak

Sedangkan ke tiga cowok itu merasa kasihan sekaligus geli melihat penampilan Ana saat ini. pipi cubi miliknya yang memerah, hidung yang juga memerah, bibir yang mengerucut lucu, mata yang penuh dengan air mata, rambut yang semrawut di terpa angin

"Maaf" ucap Degan tulus yang berjongkok didepan Ana sambil menyelipkan anak rambut Ana yang sengaja menutupi wajah cantik gadis itu.

Perlakuan Degan mampu membuat mereka semua tertegun tak terkecuali Ana. Saat kesadaran Ana kembali dengan cepat ia tepis tangan Degan yang masih betah memegang rambutnya

Overlook [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang