Prolog

6.6K 379 34
                                    

Jangan lupa vote dan comen ya guysss❤️🙏

Authorr cinta kaliannnn❤️

_

"Kamu itu sebenernya belajar nggak sih Argaaa?! Udah untung ayah masih mau nyekolahin kamu!"

Plakkkk

"Makanya kalo pulang sekolah itu pulang, belajar, bukanya mainnn mulu!!"

Plakkk

"Mau jadi apa kamu kalo nilai kamu aja turun kayak gini hahhh?!"

Sungguh, sakit hati Arga mendengar kata-kata ayah nya sendiri yang terus-terusan mencaci dan memarahinya.

Meski ini bukan pertama kalinya ia mendapat perlakuan dan kata-kata yang menyakitkan. Namun entah kenapa rasanya masih saja sama. Menyakitkan.

Ayah Arga, Abraham, lantas menyeret tangan Arga, membuat lelaki yang sedari tadi duduk bersimpuh itu sedikit terseret karenanya. Mengikuti langkah sang ayah dengan jalan tergopoh-gopoh

Arga hanya bisa diam, ia tak berani melawan. Mungkin hanya sepatah atau dua patah kata yang bisa ia katakan. Sebuah kata yang berisi permohonan maaf pada Abraham agar tidak menghabisinya hari ini.

"Ayah, ma..maaf" Ucap Arga terbata.

Seolah tuli, Ayah Abraham tetap menyeret Arga, membawa anak laki-lakinya itu menuju ke kamar mandi belakang.

"Diamm, tunggu disini...awas jangan keluar sebelum aku kembali" Ucap Sang Ayah seraya mendorong tubuh sang anak masuk ke kamar mandi.

"Arghhhh" rintih Arga karna punggungnya terbentur bak kamar mandi.

Brakkkk

Pintu kamar mandi ditutup dengan keras. Membuat Arga sedikit berjengit karenya.

Kini, Arga hanya bisa menghela nafas panjang. Sudah biasa pikirnya, melawan pun tidak mungkin,apalagi sekedar menjawab, bisa-bisa ayahnya bertambah marah.

Namun, tak jarang Arga berpikir, sebenarnya ia hidup hanya untuk diperlakukan seperti ini? Merasakan semua rasa sakit ini? Andai ia tahu sedari dulu jika kehidupannya akan seperti ini, mungkin Arga akan lebih memilih untuk mati dalam kandungan saja.

Saking sibuknya ia berpikir, sampai ia pun tak menyadari bahwa kini Ayahnya tengah berdiri tegak didepannya. Dengan sebuah sabuk kulit yang berada digenggaman tangan kanannya.

"Lagi? Bahkan luka tempo hari yang lalu saja belum sembuh." Batin Arga.

"Berdiri kamu" Perintah Abraham dengan suara yang terdengar dingin. Dan tentu saja langsung disanggupi oleh Arga.

"Tau kesalahan kamu apa hahhh?!

Ctarrrrr ctarrr ctarr

"Arghh" Pekik Arga kesakitan. Namun hal itu tak membuat Abraham menjadi iba dan berhenti, malah semakin gencar memukul Arga.

"Sudah besar sudah bisa melawan aturan ayahh hahh?!!"

Ctarrr ctarr

"Arghhh A..ayahh ma..maaff".

Byurr ..byurr ..byurr

Kembali menuli, Ayah Abraham tetap memukul Arga sampai Arga lemas bukan main. Bahkan badannya pun sudah basah kuyup. Membuat luka yang baru saja tercipta menjadi berkali-kali lipat sakitnya.

ArgaNantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang