Bagian 19

1.9K 177 22
                                    

Yeeeey double update!!!🎉🎉

Oke jangan lupa vote anda coment yaaa🙆🙆

Happy Reading
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



"Lah? Masih disini kamu, Nan?"

Nanta menoleh, hanya untuk mendapati Pak Jamil yang sedang menatapnya keheranan dengan kacamata yang bertengger manis dihidung mancungnya.

"Iya, Pak Mil," Panggilan khusus dari Nanta untuk guru kesayangannya, "Udah selesai belum, Pak? Saya mau nemuin mantunya Bunda nih."

Pak Mil menggeleng pelan. Nada suara remaja itu masih sama seperti yang didengar Pak Mil tadi pagi. Saat dimana dia masuk kelas IPS 2 dengan napas terengah-engah bertepatan dengan Pak Mil yang sedang menjelaskan materi Biologi. Sangat lemas, lemah, letih, lesu dan layu.

Merasa ada yang perlu diluruskan, jadi Pak Mil memutuskan untuk mengajak Nanta duduk dibangku panjang depan kelas.

"Dasar anak remaja. Sini sini, duduk dulu. Coba jelasin, biar bapak tau masalahnya."

"Tapi penjelasan yang saya bawa ini buat ayang, Pak. Pacarnya saya. Bapak kan bukan pacar saya."

"Nggak gitu maksudnya kecebong besar. Siapa tahu bapak yang seorang ahli cinta ini bisa bantuin kamu."

"Oh gitu ya, yaudah sini aku jelasin Pak Mil."

......... A few moments laters

"Jadi gitu, Pak. Saya nggak salah kan?"

Pak Mil mengangguk, kepalanya sedang mengingat kata-kata motivasi yang pernah ia baca di google. Biar dikira motivator anak SMANSAGA ( SMA N 1 Garuda ).

Pak Mil tuh tau kalau orang seperti Nanta ini tidak mungkin mencari hal-hal seperti yang itu. Google hanyalah pelengkap aplikasi aja baginya.

Sesaat pria berambut gondrong itu berdehem, "Antara salah dan tidak sih."

"Lah? Bapak nyalahin saya? Kan kita sesama lelaki, Pak. Mohon lah dukungannya. Bela saya, Pak!"

"Ngegas sekali lagi, saya pukul muka ganteng kamu itu."

"Ah maaf, Pak. Btw Pak...makasih."

Pak Mil ya bengong, "Orang saya belum kasih saran apa-apa kok udah makasih?"

"Itu tadi Pak Mil habis muji saya ganteng."

Ngang ngong dong!!

"Baik pak lanjutin aja."

Berkedip dua kali, Pak Mil lalu bilang, "Kamu salah sebab seharusnya kamu tau kalau prinsip wanita itu adalah perlakukan saya sebagai prioritas kamu. Bahkan kalo dia sudah minta jemput nih, kamu boker aja harus kamu tunda dulu."

"Diputus gitu aja, Pak?! Tanpa kejelasan?! Nggak enak Pak Miiiil!! Saya nggak bisa kalo soal ituuu!!"

"Jangan teriak juga dong, emang disini hutan apa,"

"Maaf, Pak. Terus-terus?"

"Dan kalo pun kamu kebelet boker udah diujung tanduk pun, kamu juga harus tahan, biarin keluar dikit gapapa. Celana kotor mah bisa dicuci, tapi kalo cewek marah? waduh, bisa hancur dunia ini di obrak-abrik sama dia,"

"Tapi...disisi lain kamu kan juga manusia, manusia tempatnya salah dan dosa, dan lupa itu manusiawi. Jangankan jemput pacar yang ketemunya nggak 24 jam, hp aja yang kita bawa kemana aja pun kadang sering lupa naruhnya dimana."

ArgaNantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang