Bagian 17

1.6K 176 28
                                    

Holla guys....

Huaaa maaf ya Mimin lama up nya,,,

Happy reading guys...


Pagi-pagi dirumah keluarga Shanaya dan Anaya nampak ribut.
Si sulung yang terlihat malas-malasan dan si bungsu yang terlihat sangat antusias berangkat ke sekolah.

"An,ayolah bangun,berangkat!,udah hampir jam 7 loh".

"Bentar dulu lah Shan,mau apa sih Lo brangkat sekolah pagi amat?".

"Nanti kita telat".

"Biasanya juga ga sepagi ini kali mbk yu".

"Ayolah,kamu mah begitu".

"Iya-iya gua brangkat anjir,mandi dulu kali".

"Nah gitu dong".

Setelah perdebatan singkat itu Anaya pergi untuk mencuci badan alias mandi pagi,sebenernya Anaya bukan tipe yang suka mandi dipagi hari,karena saat malah hari sebelum tidur dia selalu mandi.

Tapi semenjak ada saudara kembar nya itu dia diwajibkan mandi pagi dan harus selalu bersih,Karana Shanaya adalah sosok yang sangat mencintai keberhasilan,eh salah kebersihan.

Ketika selesai mandi dan siap-siap,Anaya turun untuk sarapan dibawah,dan ternyata Shanaya sudah menghabiskan sarapan roti nya.

"Udah selesai aja Shan".

"Iya loh,kamu buru-buru banget nak,enggak mau sarapan pakai nasi dulu sama minum susu"ujar bunda mengimbuhi.

"Shanaya udah kenyang bund"ucap nya.

"Lo ada apa sih Shan,belum ngerjain PR atau apa dah"kata Anaya yang bingung,sebab saudaranya ini aneh semenjak pagi tadi.

"Enggak ada ko".

"Ya udah deh,kalo ada apapun masalah Lo,cerita ke gue Shan.Ngerti!".

"Iya An,siap laksanakan"ucap Shanaya sambil hormat kepada Anaya.

Lalu dibalas dengan Anaya dengan mengelus pelan kepala sang adik"pinter".

"Ya udah bund,aku sama Shan berangkat dulu,sarapan disekolah aja,kasian Shan buru-buru banget kayak nya."

"Yaudah sok, hati-hati dijalan,bilang sama bang Ajis jangan ngebut-ngebut bawa mobil nya."titah bunda.

"Iya bunda"ujar mereka berbarengan lalu Salim dan mengecup pipi kiri dan kanan bundanya bergantian.

Kalau ditanya kemana ayah,beliau sudah berangkat pagi-pagi sekali karena ada panggilan rumah sakit mendadak.

Sementara disisi lain,di kediaman keluarga bando sedikit canggung setelah kejadian semalam.

"A,mau berangkat sekarang?"tanya bunda pada Nanta yang baru turun dari kamar nya,dan sudah terlihat rapi.

"Besok bund,rencana mau ngamen hari ini".

"Kamu aneh-aneh aja,sekolah yang bener,ini sarapan nya dimakan".

"Loh kan lumayan Bun,dapet uang tambahan".

"Tapi disini kamu masih anak sekolah A',masih kewajiban bunda sama ayah".

"Iya bunda ku tercinta tersayang,tercantik,terbahenol"ucap Nanta sambil terkikik.

"Ngomong apa kamu tadi".

"Enggak Bun,itu nasgornya ke asinan"

"Mana ada,kata ayah mu aja pas kog"

"Eh iya,ayah kemana. Bund!"

"Lagi nanganin kasus,dari kemaren setalah keluar kamar ayah mu dapet panggilan lagi".

"Oh".

Setelah itu perbincangan anak dan ibu itu berakhir karena waktu sudah menunjukkan pukul 7pagi.

Lalu Nanta Salim lalu mencium pipi ibu nya dan berangkat sekolah.

Cara menyadari perubahan pada anak nya,bila biasanya anak nya akan sangat berisik dipagi hari,dan memberikan jokes-jokes tidak bermutu itu,pagi ini hanya gurauan ringan agar tidak canggung.

Cara paham anak nya itu sedang bingung,marah,dan rindu disaat bersamaan.

Rindu saudara kandung yang selama ini tidak pernah ditemui oleh nya.Hanya dapat melihat dari foto,itupun diwaktu dia masih sangat kecil.

Bukan,cara tau sang anak bukan marah pada nya,tapi pada diri nya sendiri yang gagal melindungi sang kakak,dan harus berjuang sendiri tanpa orang tua.

-

Sementara Nanta sekarang berada diperjalanan ke sekolah dengan motornya.

Nanta melaju sangat kencang,pikiran nya sangat tidak kontras dengan hati nya sekarang.

Disisi lain dia rindu pada ayah kandung nya,tapi disisi lain dia juga membencinya.

"Gimana kabar Lo bang?"lirih Nanta dibalik helm nya.

Pikirannya sangat kalut kali ini,diperjalanan dia hanya memikirkan sang Abang,bagaimana dia sekarang,apa sudah sebesar dirinya,bagaimana kehidupannya,bagaimana sekolah nya.

Dia merasa sangat bersalah pada sang Abang,hanya dia yang dari kecil mendapat kasih sayang melimpah dari sang ibu,sedangkan Abang nya,dia merasa tidak adil,bagaimana hidup Abang nya.

Air mata terus menetes dibalik helm itu,Nanta terus memikirkan kondisi Abang nya,dia rindu sangat rindu pada sang kakak.

Pantas saja dihidup nya dia seperti selalu merindukan seseorang,walaupun orang tua selalu disisi nya dan Anaya selalu bersamanya,tapi entah mengapa dia selalu merasa kurang.

Selalu terasa seperti ada yang tidak pas dibenaknya,kadang juga Nanta merasa sakit,padahal dia tidak melakukan apapun,seperti tiba-tiba.

Nanta bingung akan hal itu,dan sekarang kebingungan itu sudah terjawab.













Huaaa,maaf kan author ya guys, akhirnya bisa up juga,,,

Jangan lupa vote dan komen kalian ya...

See you next part guys...

Beban negara pamit dulu...😁


ArgaNantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang