***
Abinaya sama sekali tidak bisa menghentikan pemikirannya untuk bisa memukuli Rizky sejak tadi. Dia terus saja menahan rasa itu hingga kepalanya terasa sangat pusing sekarang. Dia sama sekali tidak bisa menahan emosinya. Dia merasa marah dan juga cemburu. Sial sekali. Dia tidak boleh sampai terpancing dengan perkataan yang di katakan oleh Rizky itu.
Abinaya berjalan dengan langkah kedua kakinya yang keras dan kasar. Hampir terus mengasak alas sepatunya di trotoar jalanan, menuju kembali ke bagian fakultasnya itu. Beberapa orang yang berlalu lalang di sekitar Abinaya bahkan sedikit menghindar dan membicarakan raut wajah Abinaya yang benar - benar terlihat cukup mengerikan itu, karena menahan amarah. Dan Abinaya bahkan sama sekali tidak peduli tentang hal itu lagi.
"Hei, Abi!" teriak Bayu dari arah belakang dirinya.
Tapi Abinaya sama sekali tidak mendengarkannya, dia seakan - akan hanya fokus dengan apa yang ada di dalam pikirannya sekarang ini. Sedangkan Bayu mulai mengerutkan dahinya, karena tidak seperti biasanya sahabatnya - Abinaya - itu terlihat murung, dan sama sekali tidak fokus seperti itu. Benar - benar bukan seperti Abinaya yang biasanya. Dengan segera, Bayu berlari untuk bisa mendekat ke arah Abinaya dan menepuk cukup keras pundak Abinaya.
"Abi!" panggil Bayu sambil berteriak dan memukul pundaknya itu beberapa kali.
Hal itu malah mengakibatkan Abinaya merasa sangat terkejut dan dengan segera menghentikan langkah kakinya. "Kenapa kamu mengagetkan aku?!!" tanya Abinaya yang tanpa sadar bertanya dengan nada suaranya yang cukup keras itu.
Mendengar hal itu sendiri, langsung saja membuat Bayu tersentak dan secara tanpa sadar memundurkan langkah kakinya, karena merasa sangat terkejut. "Weh... Kamu sedang marah, Bi?? Kenapa memangnya???" tanya Bayu yang langsung saja mengungkapkan hasil pemikiran dirinya itu.
Abinaya sendiri langsung saja tersadar, bahwa rasa marah yang sempat dia rasakan itu telah mempengaruhi dirinya itu. Dia sendiri langsung saja menghela napasnya untuk mulai menenangkan dirinya itu. "Yah... Aku sedang... Merasa kesal kau tahu... Ini masalah yang belum pernah aku rasakan dan juga lewati selama ini. Dan aku merasa sangat kacau..." gumam Abinaya dengan nada suaranya yang terdengar lemah itu.
Bayu sendiri mulai merasa yakin jika apa yang saat ini terjadi kepada Abinaya adalah tentang hubungan pernikahan antara Abinaya dan juga Kirana. Itu memang sangatlah rumit, terlebih lagi dengan mengingat bahwa adanya perbedaan umur di antara mereka berdua itu. "Begini, ayo ikut aku... Ke tempat biasa kita nongkrong, kamu bisa bercerita... Lagi pula kita selalu berbicara tentang masalah apa pun yang terjadi pada diri kita, bukan?!" ucap Bayu sambil menepuk pundak Abinaya beberapa kali.
"Ya... Aku sangat butuh teman cerita sekarang. Lagi pula, aku juga butuh beberapa saran dari mu, siapa tahu kamu bisa membantuku nantinya," jawab Abinaya sambil mulai sedikit tersenyum di sana.
***
"Jadi, mantan kekasih Ibu Kirana datang kembali? Dan malah bertekat untuk bisa mendapatkannya kembali? Itu artinya dia sedang menantang kamu, Abi... Bagaimana mungkin seseorang sama sekali tidak bisa memahami bahwa ada hubungan pernikahan di antara kalian berdua. Apakah pria itu sudah tidak waras lagi?!" ucap Bayu sambil menahan rasa kesal setelah di ceritakan oleh Abinaya tentang keadaan yang saat ini sedang terjadi.
"Aku sendiri juga sama sekali tidak paham, Bay... Dia secara tiba - tiba saja muncul kembali dan mulai menantang diriku. Aku tidak mungkin bisa menceritakan semua hal yang terjadi seperti saat ini kepada Kirana. Aku tidak ingin dia merasa tidak nyaman, dan gelisah setiap saat. Lagi pula, aku adalah suaminya, sudah menjadi kewajibanku jika aku lah yang harus melindungi dirinya dari apa pun dan juga dari siapa pun," jawab Abinaya sambil menyandarkan tubuhnya di tembok kos - kosan milik Bayu itu.
"Aku sendiri masih belum bisa mengerti, Abi... Kenapa Rizky masih menginginkan Ibu Kirana setelah sekian lama??? Apakah ada suatu hal yang belum selesai di antara mereka berdua di masa lalu?"
Bayu sendiri sebenarnya merasa sangatlah tidak enak untuk ikut mencampuri urusan rumah tangga dari sahabatnya itu. Tapi dia juga tidak bisa hanya berdiam diri jika sahabatnya sedang berada di dalam masa yang susah dan juga sulit seperti saat ini. Dia sangatlah ingin membantu, meski itu hanya sekadar memberikan saran.
"Aku tahu suatu hal... Yang mana hal itu tidak bisa aku jelaskan ke kamu, Bayu... Hal itu sendiri juga terasa terlalu sensitif di dalam hubungan pernikahan yang terjadi di antara kami ini. Dan sekarang dengan kehadiran Rizky yang secara tiba - tiba itu malah membuat semua hal yang saat ini sedang aku usahakan untuk menjadi jauh lebih baik malah terasa semakin memburuk adanya."
Mereka berdua pun kini sama - sama mulai terdiam. Bayu berpikir tentang saran apa yang harus dia berikan, meski beberapa kali tidak merasa sangatlah yakin dengan saran yang akan dia berikan itu. Sedangkan Abinaya, dia terus saja berpikir tentang apa yang harus dia katakan jika saja Kirana bertanya. Atau hal apa yang akan dia lakukan jika saja Rizky semakin nekat dengan rencana yang ingin dia lakukan untuk bisa menghancurkan hubungan pernikahan antara dirinya dan juga Kirana itu.
"Lalu... Apa yang akan kamu lakukan sekarang, Abi? Akan sangat tidak nyaman jika kamu menceritakan semua hal tentang Rizky itu kepada seluruh keluarga, keluarga kamu dan juga keluarga Ibu Kirana... Jika, kamu paham apa maksudku..." tanya Bayu dengan nada suaranya yang terdengar tidak enak untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya saat itu.
Abinaya menatap ke arah Bayu, dan mengerutkan dahinya. Tak lama menganggukkan kepalanya secara perlahan di sana. "Iya, kamu benar, Bay... Ini akan menjadi sangat sulit jika aku mengatakan semua tentang Rizky kepada keluarga. Terlebih lagi, aku juga tidak akan merasa sangat nyaman jika masih di katakan tergantung kepada seluruh keluargaku untuk bisa mengatasi masalah yang terjadi di dalam pernikahanku ini. Sial... Aku pusing sekali," jawab Abinaya sambil menekan beberapa kali dahinya yang kini mulai terasa berdenyut - denyut.
Tak lama Abinaya mengangkat pergelangan tangan kanannya dan menghela napasnya seketika. Sudah mulai memasuki pukul dua siang. Dan itu artinya, sudah waktunya untuk Kirana pulang bersama dengan dirinya. "Aku harus kembali lagi ke kampus, sudah waktunya Kirana pulang," ucap Abinaya seketika, sambil mengangkat tas kuliahnya itu kembali ke atas pundaknya.
Abinaya bangkit dan berjalan mengambil helm nya yang berada di depan kamar kos milik Bayu itu. Sedangkan Bayu, juga ikut bangkit dan berjalan bersama di dekat Abinaya. "Bi, kalau ada apa - apa, aku pasti siap kok buat bantu kamu," ucap Bayu saat Abinaya mulai menaiki sepeda motornya itu.
Abinaya menolehkan kepalanya. "Pasti, tapi sebisa mungkin aku harus mencoba untuk bisa mengatasi hal ini dengan sendirinya. Kamu sahabat terbaikku, Bay. Terima kasih karena sudah mau mendengarkam ceritaku, jika saja aku tidak punya sahabat baik seperti mu, semua ini akan menjadi jauh lebih sulit untukku."
"Mantap... Kita kan sohib sejak awal semester."
Mereka berdua pun tertawa secara bersamaan itu. "Ya sudah, aku pergi dulu."
***
Abinaya berjalan dengan langkah kedua kakinya yang sangatlah cepat, saat sudah berada di koridor fakultas itu. Dia menjadi merasa serba salah, terlebih, dia selama ini selalu menunggu kepulangan Kirana tepat berada di depan ruang dosen. Tapi, hari ini tidak.
Saat Abinaya sudah sampai di depan ruang dosen, dia melihat Kirana yang sedang membereskan barang - barang miliknya ke dalam tas. Dan Abinaya segera menghentikan langkah kakinya saat berada tepat di depan pintu ruang dosen. Dia menatap dengan penuh kasih sayang dan juga rasa cinta yang dia rasakan terhadap Kirana.
Bagaimana pun juga Kirana adalah istriku, dia adalah milikku... Tidak akan ku biarkan semua rencana Rizky menjadi kenyataan. Aku akan berusaha agar Kirana tidak terganggu dengan hal buruk apa saja yang mungkin saja akan terjadi nanti. Batin Abinaya berbicara.
Hingga kesadarannya pun mulai kembali saat Kirana mulai membalikkan badannya dan menatap tepat ke arah Abinaya, sambil mulai tersenyum lebar di sana. Dan Abinaya ikut tersenyum membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife My Lecturer ✔️
Roman d'amour(Informasi: Cerita ini sebelumnya sudah pernah aku upload di Mangatoon. Tapi, aku memutuskan untuk upload juga di Wattpad, karena sudah lama banget nggak nulis disini. Enjoy the book 🥰) ~~~~~ Abinaya Pratama (22 tahun) dijodohkan oleh kedua orang t...