Part 8. Engagement

58 2 0
                                    

Abinaya menatap ke arah bayangan dirinya yang kini memakai baju batik dengan celana kain hitam. Dan ya, hari ini, tepat pada hari Selasa malam, Abinaya dan juga Kirana akan melangsungkan pertunangan. Kurang satu bulan menuju pernikahan mereka. Dan omong-omong tentang para tamunya, Abinaya hanya mengundang sahabat satu-satunya di kampus, yaitu Bayu. Sedangkan Kirana, mengundang semua dosen yang ada di fakultas itu. Setidaknya, mereka semua akan menyambut baik hubungan yang terjalin di antara Kirana dan juga Abinaya.

"He, bro... Ini beneran kamu mau tunangan sama Bu Kirana? Nggak bohongan kan? Sumpah, aku masih nggak percaya lho..." ucap Bayu yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya, dan menanyakan pertanyaan yang sama sejak dua hari yang lalu, diberitahukan oleh Abinaya.

Abinaya melirik sedikit ke arah Bayu yang masih terlihat melongo. Dia menghela napasnya perlahan. "Iya... Kan sudah aku bilang dari awal, kalau aku memang akan bertunangan sama Bu Kirana. Tanya terus deh... Lagipula, kamu juga sudah tahu kan, kalau aku mencintai dia... Pada pandangan yang pertama. Dan meski aku belum tahu bagaimana perasaan Bu Kirana, aku yakin semuanya akan berjalan baik-baik saja," jawab Abinaya dengan sungguh-sungguh.

Mendengar itu, Bayu tersenyum lebar. Dia tahu bagaimana perjalanan cinta Abinaya yang pertama kali dia rasakan itu. Cukup sulit memang. Tapi cinta yang saat ini dimiliki oleh Abinaya sangatlah indah. Sungguh, Bayu mengakui akan hal itu. Kini Abinaya mulai fokus kembali menata tampilannya, selama satu bulan perkenalan lebih jauh lagi, Abinaya menjadi memiliki perasaan yang lebih kuat lagi, untuk meyakinkan Kirana bahwa dia berbeda. Dia jauh lebih baik. Tentu saja, dia tidak akan melanggar janji yang sudah pernah dia ucapkan.

"Oke... Bagaimana penampilanku?" tanya Abinaya sambil membalikkan badannya mengarah pada Bayu yang berdiri tepat berada di belakangnya.

"Mantap kok!!" jawab Bayu dengan mengangkat dua ibu jari dari kedua telapak tangannya ke arah Abinaya sambil tersenyum lebar.

Hal itu membuat Abinaya semakin merasa percaya diri. Membalikkan badannya lagi dan meraih botol parfum miliknya, dan langsung saja menyemprotkannya ke seluruh tubuhnya. Abinaya dan juga Bayu bisa mendengar keriuhan yang terjadi diluar kamar Abinaya. "He, mereka pasti datang. Ayo, cepat keluar!" ucap Bayu yang langsung keluar dari dalam kamar Abinaya.

Sedangkan Abinaya terdiam sejenak di dalam kamarnya itu. Detakan jantungnya yang mulai berdetak lebih cepat untuk yang kesekian kalinya. Dia sangat merindukan Kirana, meski sebenarnya mereka baru saja saling menghubungi kemarin, melalui video call WhatsApp. Tapi dia selalu merasa rindu. "Baiklah... Abinaya, kamu sudah sangat-sangat siap sekarang. Mari bertemu dengan Kirana. Huff... Tenang saja Abinaya, semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja," gumam Abinaya pada dirinya sendiri.

Abinaya segera meletakkan kembali botol parfumnya. Dan berjalan keluar dari dalam kamar, seketika saja, wajahnya berubah tegang, karena semua orang, keluarganya, Kirana serta keluarganya, dan juga para tamu sudah mulai berkumpul serta berdatangan. Abinaya menghela napasnya berusaha untuk tidak terlihat tegang dan juga gugup.

Baiklah, pasti bisa... Batin Abinaya menyemangati dirinya.

Abinaya tersenyum kecil ke arah semua orang. Beberapa dari dosen tertawa kecil ke arah Abinaya, seakan-akan tahu jika Abinaya sama sekali tidak bisa menutupi kegugupan itu dari tingkah laku atau bahkan dari ekspresi wajahnya sendiri saat ini. Dan hal itu malah membuat Abinaya semakin terlihat sangat imut dan juga manis, secara bersamaan.

Abinaya pada akhirnya menatap ke arah Kirana yang kini sedang memakai kebaya berwarna cokelat yang senada dengan warna baju batik miliknya. Kirana memakai riasan yang sederhana, dan terlihat sangat mempesona karena hal itu. Sama seperti biasanya. Yang selalu saja bisa membuat Abinaya terpesona dengan kecantikan alami itu.

My Wife My Lecturer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang