***
"Bagaimana bisa Kirana menghilang secara tiba-tiba saja seperti ini, Abi? Ini bahkan sama sekali tidak mungkin untuk bisa terjadi. Terlebih lagi, jika Kirana memang di culik, itu bahkan menjadi hal yang paling mustahil. Karena, Kirana ada di dalam area kampus. Dan keamanannya pasti akan terjamin. Aku sama sekali tidak habis pikir. Terlebih lagi, nomor ponsel Kirana yang bahkan sama sekali tidak bisa di hubungi seperti yang terjadi sekarang ini juga." ucap Kak Panji di sana setelah sesaat sampai di rumah Abinaya dan juga Kirana di sana itu sekarang ini juga.
"Aku juga tidak tahu, Kak. Saat aku sampai di ruang dosen, Kirana bahkan sudah tidak ada di sana. Sama persis seperti yang sudah aku katakan. Aku juga sama sekali tidak tahu. Sial. Kirana sedang mengandung, Kak. Dan aku sebagai suaminya sama sekali tidak bisa melindungi dirinya seperti saat ini. Aku merasa sangatlah gagal." ucap Abinaya yang sudah sejak tadi itu menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang saat ini sedang terjadi terhadap mereka semua itu.
Abinaya bahkan secara tanpa sadar memukul-mukul tembok dinding rumahnya di sana itu, untuk bisa melampiaskan rasa kesal dan juga marah yang dia rasakan saat ini juga sekarang itu. Melihat hal itu, seketika saja Kak Panji bangkit dari duduknya di atas sofa dan menghalangi Abinaya untuk bisa memukul-mukul dinding tembok rumah itu di sana. "Jangan lampiaskan semua perasaan kamu itu dengan cara menyakiti diri kamu sendiri, Abinaya. Saat ini kita harus bisa fokus dalam pencarian Kirana. Ingatlah, dia sedang hamil. Semakin cepat kita bisa menemukannya, maka semuanya pasti akan baik-baik saja." ucap Kak Panji di sana untuk bisa menenangkan diri Abinaya saat ini.
Abinaya terlihat mengatur napasnya yang terdengar sangatlah tidak beraturan itu. Dia bahkan seketika saja menutup sejenak kedua kelopak matanya di sana, dan hal itulah yang secara langsung saja membuat air mata mulai jatuh membasahi kedua pipi Abinaya. "Kita bahkan tidak akan bisa mengatakan kehilangan Kirana ini kepada seluruh keluarga. Atau mereka pasti akan semakin merasa kecewa terhadap diriku yang sudah gagal seperti sekarang ini. Aku bahkan tidak akan bisa sanggup merasakan tatapan kekecewaan yang pada nantinya akan diberikan oleh mereka semua kepadaku, Kak." guman Abinaya untuk sekali lagi di sana itu, sambil mulai membuka kedua kelopak matanya dengan perlahan sekarang ini juga.
"Dengar, Abinaya, jika kamu masih saja menyalahkan dirimu sendiri, itu sama saja memperlambat langkah kita untuk bisa menemukan keberadaan Kirana saat ini juga. Dan ya, seluruh keluarga jangan sampai tahu tentang hal ini sekarang. Baiklah, ayo kita pikirkan, siapa kira-kira yang saat ini bersama dengan Kirana? Karena, akan sangatlah tidak mungkin jika salah satu dari teman-teman dosennya yang membawa dan juga saat ini sedang bersama dengan Kirana. Karena mereka semua tahu bahwa Kirana sudah memiliki suami, yaitu kamu." ucap Kak Panji yang terdengar ikut merasa putus asa dan juga pusing sekarang ini juga.
Mereka berdua seketika saja sama-sama terdiam saat ini juga di sana itu. Bahkan Abinaya mulai menundukkan kepalanya di sana, untuk bisa berpikir dengan jernih saat ini juga di sana itu. Hingga pada akhirnya, Abinaya mulai mengangkat kepalanya yang tadinya sudah sempat tertunduk sejenak itu, dengan pandangan kedua matanya yang terlihat sangatlah penuh dengan emosi itu.
"Ya... Ya, aku tahu siapa pelakunya.." gumam Abinaya di sana itu yang mana secara langsung saja membuat Kak Panji menolehkan kepalanya dan menatap tepat ke arah Abinaya sekarang ini juga di sana itu.
"Siapa memangnya?" Kak Panji bertanya dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah bergumam di sana itu sekarang ini juga.
"Aku yakin jika pelakunya adalah Rizky. Ya, ini semua pasti perbuatan Rizky. Dia masih mencintai Kirana, dan aku yakin jika dia pasti bisa melakukan hal apapun untuk bisa mendapatkan Kirana kembali."
***
Bugh
Sebuah pukulan keras seketika saja mendarat tepat di bagian sisi wajah Rizky di sana itu. "Hei, apa-apa an ini?" teriaknya merasa tidak terima begitu saja.
Rizky yang saat ini sedang menunggu antrean makanan di sebuah warung yang ada di dekat kampus Abinaya itu pun, seketika saja mengeraskan wajahnya. Dia menatap dengan sengit ke arah Abinaya dan juga Kak Panji yang berdiri tidak jauh dari dekat dirinya itu saat ini juga. Abianaya sendiri dengan sangatlah mudahnya untuk bisa menemukan di mana keberadaan Rizky itu di sana. Lalu, tanpa mengatakan sepatah kata pun di sana, Abinaya mulai melangkahkan kedua kakinya lagi di sana dan melayangkan sebuah pukulan yang sangatlah keras lagi di sana itu tepat ke arah rahang dan wajah Rizky sekarang itu juga.
"Kemana kamu membawa Kirana, hah?! Apa yang kamu lakukan kepadanya?! Apa yang kamu inginkan sebenarnya dari kami berdua?! Katakan!!!" teriak Abinaya yang terdengar seakan-akan sudah kehilangan akalnya di sana itu sekarang ini juga.
Sedangkan Rizky yang mendengarkan hal yang baru saja dikatakan oleh Abinaya itu pun seketika saja mulai menangkis pukulan demi pukulan yang diberikan oleh Abinaya itu di sana kepada dirinya. "Aku bahkan sama sekali belum bertemu dengannya! Bagaimana bisa aku membawanya pergi, hah?! Apa kamu sudah gila menuduhku sembarangan seperti ini hah?!" teriak Rizky di sana yang secara spontan saja membuat Abinaya menghentikan gerakannya dan langsung di dorong cukup kencang ke belakang oleh Rizky.
Saat ini Rizky terlihat sudah babak belur, dengan beberapa bagian yang ada di wajahnya yang terlihat sangatlah lebam di sana itu sekarang ini juga. "A-apa katamu? Bagaimana bisa? Kamu selama ini selalu mengatakan bahwa kamu masih mencintai Kirana dan kamu ingin mengambilnya dariku. Kamu bahkan melakukan teror-teror kepada kami dan juga rumah kami!" ucap Abinaya yang sedikit berteriak di sana. Dia bahkan sama sekali tidak peduli dengan beberapa orang yang memerhatikan ke arah mereka yang ada di sana itu sekarang ini.
"Ya, aku bahkan melihat bagaimana bentuk dari teror-teror yang sudah kamu lakukan kepada Abi, Kirana, rumah bahkan kendaraan milik mereka berdua itu. Aku memang tidak pernah menyukai kamu, atas apa yang sudah pernah kamu lakukan kepada Kirana dulu. Dan aku memang tidak akan pernah bisa memaafkan kamu untuk hal itu. Tapi saat ini dengan membawa lari Kirana, aku akan membuatmu menyesal sudah terlahir di dunia ini." ucap Kak Panji di sana dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah keras itu sekarang.
Rizky yang mendengarkan hal itu seketika saja mengerutkan dahinya di sana. "Tunggu-tunggu. Aku memang pernah melakukan kesalahan dan juga mendapatkan hukuman atas hal itu. Tapi aku sudah berubah. Dan ya, aku memang pernah mengatakan kepada Abinaya, bahwa aku masih mencintainya. Tapi aku mulai sadar, bahwa aku mengatakan hal itu karena aku merasa iri kepadanya, karena bisa mendapatkan cinta tulus dari Kirana. Dan aku sudah mulai belajar untuk bisa melupakan Kirana, karena aku pada akhirnya bisa menemukan seseorang yang juga mencintaiku. Aku tidak akan mungkin melakukan kesalahan yang sama seperti dulu. Dan juga untuk apa? Aku ingin berubah dan hidup jauh lebih baik lagi. Dan jika kamu bertanya kepadaku di mana Kirana sekarang, aku sungguh benar-benar tidak tahu apapun. Sungguh." jelas Rizky di sana itu.
Dan saat mendengarkan penjelasan yang sudah diberikan oleh Rizky itu, Abinaya dan juga Kak Panji seketika langsung berpikir dengan jelas. "Lalu, Kirana sekarang ada di mana dan juga bersama dengan siapa?" gumam Abinaya dengan perasaan yang sangatlah putus asa di sana itu.
"Abi!" teriak seseorang yang secara tiba-tiba saja di sana, yang langsung membuat mereka bertiga di sana menolehkan kepala mereka masing-masing dan menatap tepat ke arah seseorang yang memanggil Abinaya di sana itu.
"Bayu?" ucap Abinaya dengan kernyitan di dahinya.
Bayu melangkahkan kedua kakinya di sana untuk bisa dengan segera mendekat tepat ke arah Abinaya, Kak Panji dan Rizky yang ada di sana itu sekarang ini juga. Wajah Bayu bahkan terlihat sangatlah tegang saat ini juga di sana itu. Abinaya memerhatikan Bayu yang sama sekali tidak seperti biasanya itu. Terlebih ada luka yang cukup lebar di bagian lengan kanan Bayu dan juga terlihat bekas darahnya di sana itu. "Bay, kamu terluka..." ucap Abinaya dengan rasa terkejutnya di sana itu.
"Abi... Aku tahu siapa yang sudah menculik Bu Kirana."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife My Lecturer ✔️
Romance(Informasi: Cerita ini sebelumnya sudah pernah aku upload di Mangatoon. Tapi, aku memutuskan untuk upload juga di Wattpad, karena sudah lama banget nggak nulis disini. Enjoy the book 🥰) ~~~~~ Abinaya Pratama (22 tahun) dijodohkan oleh kedua orang t...