Selamat membaca :v
Jangan lupa buat baca yang chapter sebelumnya. Takutnya, kalian lupa alurnya :v.
.
❤
.
."Kita mau ke mana?" tanya Wendy.
"Aku mau ajak kamu jalan-jalan aja," jawab Chanyeol yang tengah menyetir. Wendy tersenyum.
"Kenapa senyum-senyum?"
"Ah? Em, en-enggak kok, enggak senyum. Siapa yang senyum?"
"Kamu,"
"Enggak ih, kamu salah lihat kali,"
Chanyeol hanya tertawa kecil melihat tingkah Wendy yang menyembunyikan saltingnya. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah danau.
"Kita ngapain ke danau, Chan?"
"Ada deh. Duduk situ yuk!" Wendy mengangguk.
"Kasih tahu dong, kamu ngapain ngajak aku ke sini? Aku penasaran nih,"
"Gak ada apa-apa sih. Cuma... Pengen aja berdua sama kamu,"
"Kesambet apa kamu ha? Tumben tumbenan kamu kaya gini,"
"Gak boleh?" ucap Chanyeol yang mendekatkan wajahnya ke Wendy. Membuat Wendy sedikit terpaku.
"Bo-boleh lah," ucap Wendy gugup.
"Aku ngajak kamu ke sini cuma sekedar pengen cerita-cerita aja. Secara, kita sebentar lagi mau tunangan, terus menikah. Aku pengen kita bisa saling terbuka setelah ini,"
Wendy menatap Chanyeol.
"Kamu mau cerita tentang apa aja, silahkan. Kita saling mendengarkan di sini. Dan juga, saling bertukar cerita,"
Chanyeol menatap balik Wendy.
"Kamu mulai duluan juga gak papa,"
"A-aku?" Chanyeol mengangguk. Wendy menghela napasnya.
"Kamu tahu gak, dulu waktu kamu pergi, sebenernya aku masih gak terima itu. Mama sama Papa selalu bilang, Chanyeol cuma pindah lagipula kalian bakal ketemu lagi. Ku pikir, cuma pindah? Kalau ngomong itu simple, tapi... Aslinya aku gak rela kamu pergi, Chan," ucap Wendy sambil menatap nanar Chanyeol.
"Apalagi waktu itu adalah waktu berharga kita berdua. Tapi justru malah direnggut. Aku gak suka. Aku benci sama takdir yang udah pisahin kita. Kalau aja kamu gak ke Indonesia, mungkin kita udah bahagia sekarang,"
"Kemungkinan kamu itu juga belum tentu terjadi, Wen. Kalau aja aku gak ke Indonesia, kita gak bisa melangkah sampai sejauh ini. Bisa aja kalau aku gak jadi pergi waktu itu, kita malah berakhir dengan pisah. Sama aja. Kita juga gak bisa menyalahkan takdir. Kamu bisa benci sama takdir, tapi kamu gak bisa mengubah takdir itu,"
Chanyeol memegang tangan Wendy. "Sekarang kamu udah gak benci kan sama takdir? Kamu udah sama aku sekarang," Wendy tersenyum.
"Selama beberapa tahun tanpa kamu, aku bener-bener merasa sendirian, Chan. Mama Papa lebih sibuk sama kerjaan mereka. Aku gak punya saudara. Aku sendiri di rumah. Bahkan aku jarang keluar rumah. Kamu tahu, kan? Aku itu orangnya aktif banget. Tapi semenjak gak ada kamu, rasanya kaya ada sesuatu yang hilang. Kamu itu, kebahagiaan aku. Pelengkap hidup aku. Aku bener-bener bisa stress kalau aja Seulgi gak nampar aku waktu itu,"
"Nampar? Emangnya ada apa?"
"Di jembatan, aku sempet mau bunuh diri gara-gara ini,"
"Kamu?!" ucap Chanyeol sambil berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY YOU, I LOVE YOU!
Fanfic"We are on different paths. You are with him, and I am with the others," "I know we are on different paths now. But, we will be together in the next life," [start : jan 2020] [finish : ?]