(27) PROBLEM - 2

91 15 1
                                    

Jangan lupa vote :)

.
.

.
.

Sana pun memasuki ruangan Eunwoo. Saat sudah di dalam, ia melihat Eunwoo yang tengah melamun. Entahlah dia sedang melamunkan apa.

"Woo.." lirih Sana. Eunwoo tersentak.

"Eh, lo udah datang, San,"

"Lo kok bisa tahu gue ada di sini?"

"Feeling aja, hehehe,"

"Woo..lo kenapa? Ada masalah apa?"

"Gak papa kok. Oh ya, Chanyeol tadi ke sini, lo papasan sama dia gak? Gak kan? Gue harap lo gak papasan sama dia. Gue takut dia apa-apain lo, San,"

"Tapi udah terlanjur, Woo. Kita udah papasan tadi," batin Sana.

"Gak kok," ucap Sana bohong.

"Oh ya, mau bicarain apa? Penting?" tanya Sana.

"Aku rasa ini sedikit penting,"

"Dia bilang apa tadi? Aku?" batin Sana.

"Yaudah ngomong aja,"

"San.. Lo tahu kan, perempuan yang bisa ngendaliin amarah gue itu cuma Dahyun?"

"Iya, gue tahu kok,"

"Tapi ternyata itu salah, San. Gue sekarang menemukan sosok lain yang bisa ngendaliin amarah gue, yang bisa menerima gue apa adanya, yang rela bela gue, yang sabar ngehadepin gue. Gue bener-bener beruntung bisa ketemu sama orang itu, San,"

Sana tersenyum. "Gue rasa lo nemuin seseorang yang sangatlah tepat, Woo. Best buat lo. Gue cuma bisa doain lo yang terbaik,"

"Lo gak mau tahu siapa orang yang gue maksud, San?"

"Maksud lo?"

Eunwoo menghela napasnya kasar. Ia pun memberanikan diri menatap Sana dan menggenggam jemari Sana. Sana agak terkejut dengan perlakuan Eunwoo yang berbeda dari sebelumnya.

"Orang yang gue maksud adalah orang yang kini gue tatap,"

Sana membelalakkan matanya. Orang yang tengah ditatap Eunwoo itu adalah dirinya sendiri. Sana bingung harus melakukan apa jika sudah seperti ini. Dulu, saat SMA, Sana mempunyai sebuah trauma yang membuat dirinya sulit membuka hati untuk seseorang. Untuk itu, ia bingung dengan keadaan sekarang ini. Ia harus menjawab apa?

"Emm, Woo!"

"Ya?"

"Ak–"

"Kamu gak perlu jawab sekarang, lain kali juga gak papa. Aku bakal nunggu. Aku masih di sini kok," ucap Eunwoo dengan senyuman tulusnya. Melihat itu, Sana jadi tidak tega. Namun tetap saja, ia masih kesulitan untuk membuka hatinya.

"Maafin gue ya, Woo. Gue gak bisa terima cinta lo untuk saat ini. Gue lagi mau sendiri," jawab Sana sambil menundukkan kepalanya. Mendengar jawaban Sana, kerut wajah Eunwoo berubah. Ia menatap Sana dengan tatapan sedikit kecewa.

"Aku paham, San. Aku emang laki-laki gak tahu diri. Kesalahanku ini buat semua orang jadi ragu sama aku," ucap Eunwoo yang membuat Sana langsung menatapnya. Ia membelalakkan matanya karena pernyataan yang dilontarkan Eunwoo. Sana hampir berkaca-kaca.

Sana menggelengkan kepalanya, "Bukan, bukan karena itu, Woo. Jangan ngerasa kaya gitu. Itu gak ben–"

"Udahlah, San. Aku tahu, sebenarnya kamu cuma kasihan sama aku. Untuk itu kamu sering datang jengukin aku. Aku kira, aku benar-benar nemuin seseorang yang tulus. Tapi ternyata gak sama sekali,"

HEY YOU, I LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang