Episode 28

26 0 0
                                    

©Cerita ini milik Adhiba Sharma Taimoor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Cerita ini milik Adhiba Sharma Taimoor.

******

Diistana Maghada, Sati sedang berjalan sembari membawa Bunga dikeranjang kecil, Tanpa sengaja dia bertabrakan dengan Seorang Pria, Yang merupakan Pangeran Mahkota Maghada yaitu Pangeran Duryodhana, Dia anaknya Ashoka Dari seorang pelayan yang kini sudah tiada.

" Ya Dewa, Kenapa aku selalu saja berpapasan dengan bibi ini?. " Ucap Duryodhana kesal.

" Ini adalah istana milik suamiku, Samrat Vikram. Aku berhak pergi kemanapun yang aku inginkan.." Ucap Sati menatap wajah Duryodhana.

" Ayahku telah memenangkan Perang melawan suamimu itu, Jadi dia yang paling berhak atas istana dan kerajaan Maghada. " Ucap Duryodhana.

" Terserah kau mau bicara apa. Aku sama sekali tidak peduli padamu. Seharusnya kau dan Ayahmu itu bersiap untuk kehancuran kalian berdua, karena sebentar lagi anak- anakku akan datang untuk melengserkan Ashoka dari tahtanya. Jadi bersiap menunggu kedatangan mereka.." Ucap Sati lalu pergi dari hadapan Duryodhana.

" Tunggu Dulu..." Ucap Duryodhana Menghentikan langkah Sati.

" Meski dia sudah lumayan Tua, Tapi dia tetap awet muda, Dia masih sangat cantik, Apalagi rambutnya Yang indah, Panjang dan Terurai.." Ucap Druyodhana dalam hatinya sembari melihat Sati dari bawah kaki sampai ujung kepalanya.

Sati tetap berdiri membelakangi Duryodhana, Sedangkan Duryodhana perlahan melangkahkan kakinya mendekati Sati.

Duryodhana Memegang Saree sati yang menyentuh Tanah.

" Apa yang ingin kau lakukan, Pangeran?. Kau memang tidak sopan seperti ayahmu.." Ucap Sati melihat Duryodhana memegang sareenya.

Sati terus menatap Duryodhana , matanya sangat berapi-api, Penuh dengan dendam dan kemarahan.

Tangan Duryodhana tiba-tiba saja mulai melepuh seperti terbakar oleh api, dia langsung melepaskan Sareenya Sati.

" Itu hanya luka kecil, Pangeran. Jika kau mengulangi ini lagi, Kau akan mendapatkan luka yang lebih parah lagi.." Ucap Sati.

Sati Yang ingin pergi dari hadapan Duryodhana, Dia kembali berbalik lalu menamparnya dengan keras.

" Ingat tamparan itu baik-baik, Pangeran. Saat suamiku datang, Aku pastikan dia akan membunuhmu dengan tebasan pedangnya. " Ucap Sati menunjuk jari kewajah Duryodhana dan dengan matanya yang memerah.

Sati berjalan pergi meninggalkan pria jahat itu.

" Dia memang sudah tidak waras. Selama 25 tahun pekerjaannya hanya selalu mengutuk dan mengancam, Dia masih berharap suaminya yang sudah tewas itu akan kembali. " Ucap Duryodhana sembari memegang tangannya yang melepuh.
.
.
.

Raaz-E-UlfatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang