Prolog

8K 402 21
                                    

Disclaimer : Cerita ini hanya fiksi belaka. Meski ada beberapa adegan yang memang diadaptasi dari kejadian nyata saat author masih kuliah, contohnya permain truth or dear dan pura-pura pacaran itu. Namun, selebihnya hanya cerita fiksi belaka. Alurnya murni hasil kehaluan author.

Selamat membaca.

***

(Rania POV)

"Jadi, siapa cowok yang lo sukai?" tanya Alisha ketika aku memilih 'truth'. Iya, kami sedang main 'truth or dare' di malam yang menyebalkan ini. Permainan konyol ini yang mengusulkan Alisha. Katanya biar acara up grading pengurus baru HMJ semakin meriah. Di acara ini juga mengundang ketua BEM dan DMF 

Aku bilang ini malam yang menyebalkan, bukan hanya karena permainan 'truth or dare', tapi juga karena aku harus mendengar pernyataan cinta Kak Jarel ke Jovanka, teman sekelas sekaligus teman satu kosku. Padahal aku sudah menyukai Kak Jarel sejak SMA. Dia dulu kakak kelasku waktu SMA.

"Ayo jawab, Rania!"

Sial, kenapa aku harus memilih 'truth'? Dan kenapa aku harus ikut game bodoh ini? Tolong, Ya Lord! Rasanya pengen nangis kalau aku terpaksa harus jujur suka sama Kak Jarel. Apalagi semenjak Kak Jarel jadi ketua BEM, bikin aku makin bucin aja sama dia. Udah ganteng, pinter, bijaksana, ramah, ketua BEM lagi. Tolong ya Kak Jarel itu sempurna paripurna seperti tokoh webtoon. Dia nggak cuma terkenal di kalangan mahasiswa jurusan kimia, tapi seantero fakultas mengenalnya.

"Rania, siapa cowok yang lo sukai?" kali ini bukan cuma Alisha yang tanya itu, Daren juga ikutan tanya. Dan yang sedang menunggu jawabanku.

Satu ... dua ... tiga...

Baiklah, aku menjawabnya. 

"Kaivan, dia cowok yang gue suka," jawabku terpaksa berdusta ketika dituntut untuk jujur. Kalau aku jujur bisa rusak persahabatanku dengan Jovanka.

Bumi gonjang-ganjing, langit kelap-kelap. 

Tubuhku membeku ketika Kaivan menatapku tajam bagai mata pisau. Siapa yang nggak kenal ketua HMJ biologi super disiplin dan nggak punya hati kayak Kaivan. Ya, meski pun banyak juga yang melirik Kaivan karena kegantengannya.

Krik... 

Krik.... 

Suasana mendadak hening. Sepertinya jawabanku nggak realistis karena selama ini yang orang-orang tahu Kaivan itu anti pacaran. Si ketua HMJ judes itu sering menolak cewek. Bahkan cewek sekelas duta kampus yang notabene cantik juga ditolak, saudara-saudara. 

Namun, keheningan ini hanya berlangsung beberapa detik saja. Sorakan 'cie-cie' sontak meledak seperti bom atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di perang dunia kedua. 

"Kai, gimana nih? Mau jawab sekarang?" tanya Leo si ketua bidang kesejahteraan di HMJ. Leo si kripik kentang yang ngaku mirip Leonardo Dicaprio ini paling semangat menunggu jawaban dari Kaivan. 

"Gue ... juga suka sama Rania."

Demi Tuhan, ini aku nggak salah dengar, kan? Kaivan ... suka aku? Eh, ini pasti mimpi. Aku menepuk sebelah pipiku, dan ternyata ini bukan mimpi. Sorakan 'cie-cie' semakin menggelegar. Jengah dengan sorakan yang mambabi-buta itu, akhirnya aku pergi dari gerombolan anak-anak organisasi yang konyol ini.

Aku berlari mencari tempat sepi, dan saat tiba di taman sains, Kaivan memanggilku.

"Ran, tunggu!"

Aku langsung membalikkan badan menghadap Kaivan. Muka dia tetap datar seperti tadi. Bahkan saat dia bilang menyukai aku, wajahnya juga datar, saingan sama tembok pokoknya.

Pacar Ketua HimpunanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang