12. Donor Darah

2.1K 239 44
                                    

Seperti biasa, tolong bantu cek typo.
Dan jangan lupa vote+comment. Bagi yang belum follow akun wattpadku, yuk difollow.

Siapa yang nungguin kapal mereka berlayar?

Komen sebanyak-banyaknya ya. Biar rating cerita ini naik. Hahahaha


Happy reading😘

***





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Rania POV)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Rania POV)

"Darah sapinya udah lo sentrifuge?" tanya Marina, teman satu kelompokku.

"Udah. Nih, udah kelihatan pelet dan supernatannya udah kelihatan banget."

"Sip," sahut Marina penuh semangat. Berbeda denganku yang masih lesu menjalani hari ini setelah bertemu dengan Feyna kemarin.

Feyna, anak kesayangan Papa dari istri pertamanya itu memang seumuran denganku. Kami pernah sempat tinggal Bersama di rumah Papa. Selama ini aku selalu dianggap anak pelakor sama Feyna. Dan selama itu juga aku nggak pernah dianggap setara dengan Feyna oleh Papa. Dari segi apa pun Feyna tetap yang terbaik.

"Daripada ngelamun terus, catet nih datanya!" titah Vino membuatku kaget. Dia memberikan lembar laporan sementara.

"Oke," jawabku singkat seraya mengambil lembar laporan sementara.

Aku mencatat hasil praktikum dengan semangat yang masih meredup. Kehidupanku yang dulu dengan segala kenangan buruk sangat mempengaruhi mood-ku. Terkadang aku merasa takdir tidak adil. Kenapa harus aku yang punya keluarga konyol seperti ini? Siapa juga yang mau terlahir dari rahim istri kedua.

Praktikum hematologi fisiologi hewan ini akhirnya selesai. Aku melipat jas lab, lalu memasukkannya ke dalam tas. Langkah kakiku berjalan keluar dari lab fisiologi menuju ke lantai 3, tepatnya ke lab genetika. Hari ini aku mau membuat medium, mumpung ada jeda waktu sebelum rapat pengurus inti HMJ jam 19.00 nanti. Untungnya hari ini yang membuat medium sedikit. Jadi, aku nggak perlu antre kompor lama.

Aku duduk di kursi kosong di depan kulkas lab sambil menunggu antrean kompor. Aku bisa menggunakan kompor lima menit lagi setelah Jovanka. Sama seperti waktu praktikum fisiologi hewan tadi, pikiranku masih didominasi dengan kenangan buruk akan keluargaku.

Pacar Ketua HimpunanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang