2. Jas Lab

3K 313 14
                                    

Haloooo

Sesuai janji aku up cepet karena kemarin jumlah read udah lebih dari 100. Ayo ramaikan lapak ini. Kalau banyak yang vote aku bakal up rutin seminggu dua kali. Ditambah kalo kalian rajin komen, aku bakal ngasih AU mereka di chapter selanjutnya.

Selamat membaca

💕💕💕




"Eh, surat apa itu? Kok ada materainya?"

"Ini, Kak. Cuma anggaran dana buat proker HMJ," jawabku sambil nyengir. Semoga Kak Jarel nggak lihat tulisan di kertas kontrak konyol ini.

"Widih, kompak nih ketua HMJ sama bendaharanya. Salut sama kalian. Semoga lancar ya prokernya."

Kak Jarel melempar senyum yang membuat dadaku rasanya ingin meledak. Sumpah, kegantengannya bertambah dua kali lipat kalau tersenyum. Beda banget dengan cowok yang duduk di depanku sambil membaca textbook genetika ini. Senyum sinisnya bikin semua pengurus HMJ merinding disko.

"Nih, buat kalian. Biar tambah semangat." Kak Jarel memberikan dua batang cokelat Silver Queen kepada kami. Aku menerimanya meski tahu ini pasti cokelat dari penggemarnya. Iya, Kak Jarel si ketua BEM ganteng ini punya banyak penggemar. Jadi, tahu sendiri kan kalau sainganku itu nggak cuma Jovanka. Hampir semua mahasiswa perempuan FMIPA mengagumi Kak Jarel.

"Makasih, Kak."

"Kakak cabut duluan, ya. By the way, kamu tahu nggak Jovanka di mana, Ran? Ini ditelepon kok nggak nyambung."

"Tadi Jovanka lagi sibuk ngebon alat praktikum ekologi tumbuhan buat lusa, Kak."

"Oh gitu, ya. Makasih ya infonya." Lagi, Kak Jarel melemparkan senyum manisnya. Ambyar sudah!

"Sama-sama, Kak."

 "Ya udah, silahkan dilanjut rapat internal kahim-bendarahanya."

Kaivan merebut satu cokelat dari tanganku usai Kak Jarel enyah dari hadapan kami. Tanpa basa-basi dan ucapan terima kasih, dia langsung memakan cokelat itu. Biar kuberi tahu aib Kaivan yang bikin dia dijulidin anak-anak HMJ lainnya. Pertama, dia tukang suruh-suruh. Kedua, dia seenaknya sendiri bikin deadline, tipikal orang yang sangat tepat waktu. Ketiga, hobi marah-marah kepada pengurus inti HMJ. Setiap ada kerja anggota yang nggak beres, orang pertama yang dimarahi Kaivan pasti pengurus ini dulu, barulah pengurus inti marah-marah ke ketua bidang dan sekretaris bidang. Jadi, kalau wakil ketua, sekretaris dan bendahara marah-marah itu bersumber dari Kaivan yang menuntut ini-itu serba perfect. Keempat, Kaivan itu jarang mengucapkan terima kasih atas kerja keras timnya, dia selalu beranggapan kerja kami kurang memuaskan. Kelima, dia ganteng tapi juteknya kelewatan.           

"Anggaran dana dari bendahara pelaksana buat proker Try Out UTBK udah lo periksa apa belum?" tanyanya kepadaku. Aku baru ingat, kemarin Mika mengirim email anggaran dana untuk acara Try Out UTBK."

"Belum. Hehe...." Aku  menjawabnya dengan cengiran. Pasti setelah ini dia bakal marah-marah atau bersabda menceramahiku panjang kali lebar kali tinggi seperti rumus volume balok.

"Gimana sih, Rania? Ini meski pun pelaksanaannya masih lama, tapi kita harus segera ngumpulin proposalnya ke kasubag kemahasiswaan, karena ini proker besar, mencakup se-provinsi. Kalau lelet, takutnya nggak ada banyak waktu buat nyari sponsorship. Nyari sponsorship itu butuh proposal yang di dalemnya ada anggaran dana, Rania! Inget itu!"

Pacar Ketua HimpunanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang