11

816 87 1
                                    

Mata jihoon membulat saat soonyoung tiba-tiba saja berdiri di hadapannya di ikuti dengan pekikan beberapa orang, dapat jihoon lihat satu anak panah panjang menancap dengan tegak pada punggung soonyoung.

Jihoon memindahkan soono yang berada di pangkuannya pada bibi yang ada di sebelahnya dan menatap soonyoung.

"S-soonyounh-ie..."

Bruk

Tubuh soonyoung limbung ke depan membuat jihoon harus menangkapnya sebelum soonyoung jatuh menghantam tanah.

"Soon buka mata mu...ku mohon bangunlah...soonyoung...HYUNJIN, TOLONG AKU...soon ku mohon buka mata mu"

Mendengar teriakan jihoon yang bisa di bilang cukup keras hyunjin dan yeji langsung menghampiri jihoon yang tengah memangku soonyoung yang sudah tak sadarkan diri.

Tak lama juga di ikuti oleh rombongan raja, ratu, pangeran dan putri yang sama terkejutnya melihat keadaan soonyoung terlebih lagi jihoon masih menangis.

Chan berjalan menghampiri soonyoung untuk mengambil panah yang ada di punggung soonyoung.

"Bantu aku mengangkat soonyoung Hyung...kita harus segera mengobatinya, Mark siapkan obat dan peralatan ku sekarang"ujar Chan
"Chan apa yang terjadi?"tanya ratu lee muda
"Panah ini ada racunnya eomma...jadi harus segera di obati"sahut Chan
"Kumohon buat soonyoung ku bangun lagi"lirih jihoon

Chan di bantu yang lain bergegas membawa soonyoung menuju kamar di ikuti dengan jihoon dan yeji di belakang.

Di kamar soonyoung Chan mengobati luka soonyoung dengan teliti bagi Chan mengobati soonyoung dengan tangannya sendiri adalah tanggung jawabnya mengingat soonyoung selalu kabur saat dokter kerajaan saat selesai perang atau bertempur.

Tak lama Chan keluar dari kamar soonyoung dan menghampiri jihoon yang masih di tenangkan oleh yeji, sungguh melihat jihoon yang seberantakkan ini namun masih terlihat cantik membuat Chan berfikir sebegitu dalam kah cinta jihoon untuk soonyoung.

"Noona"panggil Chan
"Chan...bagaimana keadaan soonyoung"tanya jihoon
"Soonyoung Hyung sudah tak apa, jika nanti soonyoung Hyung muntah berarti racun yang ada dalam tubuhnya sudah keluar"
"Baiklah...Chan tolong sampaikan maaf ku pada yang lain karena sempat membuat kepanikan tadi aku akan menjaga soonyoung saja disini"
"Baik Noona"

Jihoon bergegas menuju kamar soonyoung dan apa yang jihoon lihat soonyoung memejamkan matanya dengan nafas teratur.

"Harusnya panah itu mengenai ku saja jangan diri mu, aku tak bisa melihat kau sakit begini"ujar jihoon menggenggam tangan soonyoung.

Berbeda tempat hyunjin sedang berbicara dengan raja, entah kenapa malah hyunjin yang diajak bicara setelah mengantar soonyoung ke kamar dan bukan pangeran lain.

"Kau tahu kejadian barusan?"tanya raja
"Tentu yang mulia"sahut hyunjin
"Kau sudah tahu siapa pelakunya? Prajurit sedang menangkap pemanah itu"

Hyunjin hanya tersenyum mendengar kalimat sang raja dimana sang raja mencari pemanah tersebut yang biasanya jika berhubungan dengan soonyoung sang raja tidak peduli sama sekali.

"Hamba tidak tahu yang mulia, tapi pangeran Kwon sudah tahu"jelas hyunjin dengan senyuman
"Cepat sekali anak itu mengetahuinya, tapi kenapa tak langsung di tangkap"ujar raja
"Bukan begitu cara bermain pangeran Kwon, musuh yang raja hadapi bukan hanya satu orang meski memiliki satu inti masalah yaitu balas dendam nanti jika sudah waktunya pangeran Kwon akan memberitahunya sendiri"
"Anak itu tak akan memberitahu ku asal kau tahu"
"Pasti di beritahu yang mulia"

Hyunjin tak tahu jika raja juga memiliki sifat yang seperti ini sama seperti soonyoung namun hanya berbeda penyampaiannya.
.
.
.
Tiga hari berlalu dengan cepat namun tidak dengan jihoon yang masih menunggu bangunnya soonyoung, ia hanya tahu jika soonyoung sudah memuntahkan racun dalam tubuhnya namun belum juga bangun sampai sekarang.

My PrinceWhere stories live. Discover now