Jalan ceritanya masih abu-abu. Terkadang hitam terkadang kelabu. Sebenarnya ada apa? Mengapa semakin hari malah semakin rumit?
Bisakah di ceritakan satu per satu? Dengan runtun dan jelas.Bila yang satunya bungkam, maka selidiki yang satunya lagi. Tapi masalahnya makhluk yang satu itu sangat sensitif bila ditanyakan hal ini. Jadi, rahasia apa yang sedang mereka simpan?
Soyeon sedari tadi berdecak pinggang. Berdiri di ambang pintu kamar Kim Taehyung. Kesabarannya sudah habis, habis sekali hingga ingin mengobrak abrik isi kamar.
Sejak kepulangannya dengan Namjoon tadi, Soyeon masih dihantui dengan penjelasan. Namjoon bahkan tidak menjawab sepatah katapun ketika ditanyakan "Who's ur younger sister?" Diam dan sunyi. Soyeon sudah lelah dengan drama semacam ini. Belum menikah saja sudah frustasi, bagaimana jika nanti sudah sah? Yang ada kepalanya tambah pecah.
"KIM TAEHYUNG!!"
Ini sudah kesekian kalinya Soyeon berteriak memanggil Taehyung. Namun, yang dipanggil masih tergulung selimut enggan untuk menjawab.
"KIM! KAU TULI YA?!"
"YANG BENAR SAJA, AKU BISA GILA DISINI"
Oke, masih belum ada jawaban. Soyeon lelah. Ia tidak ingin dirinya menjadi lebih sinting lagi jika berlama-lama di dalam rumah ini.
"Tae, kau tau? Dulu ketika hidupku sunyi dan penuh kegelapan, kau datang padaku menawarkan diri sebagi temanku setelah itu Namjoon juga datang menawarkan diri untuk menikahiku"
Entahlah apa yang akan Soyeon bicarakan. Tapi dirinya benar-benar pada titik kekecewaan. Ternyata dirinya hanyalah menjadi sebuah permainan. Dimulai dari sang ibu dan sekarang dari orang-orang yang hampir ia percayai sepenuhnya.
"Aku sempat berpikir, apakah malaikat mengirimkanku orang-orang yang akan melindungiku? Apakah hari-hariku yang malang akan segera berakhir?" Soyeon diam berusaha mengatur nafasnya. Air matanya mulai menetes. "Ternyata malaikat malah mengirimkan ku orang yang akan menghancurkan hidupku lagi dan lagi"
Rasanya begitu sesak. Paru-parunya mulai menyempit untuk menarik nafas dalam-dalam. Perlahan menghapus air matanya, mencoba tegar meski cukup sulit.
"Tae jaga dirimu baik-baik. Terima kasih atas semua kebaikanmu. Soal Namjoon bilang saja kalau aku akan kembali ke kehidupanku yang dulu"
Soyeon membalikkan badannya, memegang gagang pintu dengan erat. Air matanya masih mengalir. Inikah akhirnya? Semudah ini? Hebat.
Namun, langkahnya terhenti ketika Namjoon tepat berada di belakangnya. Menatapnya dalam penuh penyesalan.
Namjoon meraih pergelangan tangan Soyeon, menariknya dalam dekapan hangat dengan eratnya. Begitupun Taehyung yang mulai menampakan diri dari gulungan selimut. Matanya juga sembab, dengan wajah pucat pun semu.
"Kim Yuri, si bungsu yang paling malang"
Seketika hening, Soyeon segera menoleh ke arah Taehyung yang tiba-tiba angkat bicara.
"Benar, Kita memiliki saudara perempuan satu lagi. Seokjin Hyung, Namjoon Hyung, Aku, dan Yuri"
"Duduklah" Ucap Namjoon pada Soyeon untuk duduk di kursi dekat Taehyung. Sedangkan Namjoon menyenderkan tubuhnya di ambang pintu mendengarkan Taehyung menjelaskan segalanya. Ia serahkan segalanya pada Taehyung, orang yang bertanggung jawab atas semua ini.
"Apakah kau keberatan untuk bercerita?" Tanya Soyeon lembut setelah mendaratkan tubuhnya di kursi dekat ranjang Taehyung.
"Tentu saja. Sangat berat. Tapi bila aku terus merahasiakan ini darimu, bukankah nantinya akan bertambah rumit? Mengingat kau akan menjadi bagian dari keluarga kami"
Soyeon mengangguk "Baiklah"
"Kau pasti bertanya, sejak kapan aku punya adik? Kenapa dia tidak berada di rumah ini? Dan kenapa keluarga kami tidak pernah membahas kehadirannya disini?"
"Jawabannya hanya satu. Karena kesalahanku, kewarasan Yuri harus direnggut"
Soyeon mengerutkan keningnya. Mencoba mencerna perkataan Taehyung.
"Dulu saat aku masih kecil, aku selalu iri pada Yuri. Ayah dan Ibukku selalu mengutamakannya, mungkin karena dia anak perempuan satu-satunya. Jika Yuri lapar ibu selalu sigap untuk memasak makanan kesukaannya. Jika Yuri sakit ayah juga selalu sigap untuk membawanya ke dokter. Sedangkan aku? Ketika aku sakit mereka bahkan meyuruh Namjoon Hyung untuk merawatku. Dan ketika aku lapar pula hanya Seokjin Hyung yang mau memasakanku"
Soyeon diam, tidak tau harus merespon apa. Yang ia lihat mata Taehyung sudah mulai berkaca-kaca.
"Lalu suatu saat ketika ayah dan ibu pergi keluar kota untuk perjalanan bisnisnya, aku mulai mencari ide untuk menakut-nakuti Yuri. Saat itu Yuri sedang berbaring di kamarnya. Lalu aku mulai mencari sesuatu untuk menakutinya. Ketika aku melihat foto ayah dan ibu, ide yang paling buruk dan mengerikan terlintas di pikiranku"
"K-kau tidak bermain fisik kan Tae? Tanya Soyeon ragu.
Taehyung menggeleng mengulas senyum miris ketika mengingat kejadian tersebut.
"Aku bahkan lebih kejam daripada itu Soyeon-ahh.. aku sempat berpikir apakah aku ini psikopat gila atau penjahat mental. Karena aku menyerang psikis adikku sendiri. Aku nengatakan padanya kalau ayah dan ibu mengalami kecelakaan saat perjalan bisnisnya. Jasadnya sudah dikubur. Aku menangis hebat kala itu, tentu hanya pura-pura agar Yuri mempercayai hal tersebut"
Di seberang sana, Namjoon tersenyum getir. Ketika mengingat hal tersebut Namjoon selalu ingin menonjok wajah bodoh Taehyung.
"Aku tidak tau kalau saat itu Yuri sedang terkena demam. Aku juga tidak tau kalau efeknya sangat hebat. Sungguh hebat hingga aku ingin menenggelamkan diri dari muka bumi"
Masih hening. Soyeon hanya mendengarkan dengan baik. Takut jika ia akan salah bicara nantinya.
"Kau tau? Yuri langsung kejang-kejang di tempat tidurnya. Aku panik, tapi bodohnya aku malah mematung tidak bergeming. Bingung dan takut bercampur menjadi satu. Untungnya Seokjin Hyung langsung datang dan segera membawanya ke rumah sakit. Ketika Yuri sadar aku terus meminta maaf padanya sambil menangis dan penuh penyesalan. Tapi semua terlambat. Yuri menjadi pendiam, tidak pernah menjawab pertanyaan siapapun. Memandang lurus dengan tatapan kosong. Dan yang lebih parahnya lagi, Yuri selalu berontak hebat ketika melihat ayah dan Ibu. Otakknya seperti telah di setting kalau orang tua kami benar-benar sudah meninggal, mungkin Yuri menganggap mereka makhluk halus. Aku juga tidak mengerti"
Taehyung menyeka air matanya. Terlalu bodoh seorang Kim Taehyung yang dulu.
"Jadi, itu sebabnya Yuri diasingkan dari rumah ini?"
Taehyung mengangguk menanggapi pertanyaan Soyeon.
"Namjoon-ssi, bisa antarkan aku ke tempat Yuri?"
Tbc...
Duhhhh mian guys baru sempet update huhuhuuu 😭😭
Dunia realita terlalu berat akhir" ini. Tapi pas inget Taehyung auto inget cerita ini, betapa bodohnya Kim kecil yang dulu🤧
Happy reading teman" semua, aku usahain minggu ini bakal up next chapt..
See u and thank u💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me? [Kim Namjoon]
Fanfiction"Hey! Don't do that!" "Just-- Marry me?!" "Kau gila Tuan Kim..." ..................................................................... ON GOING STORIES ❗ Slow Update ~