Marry Me? [Kim Namjoon]

10. What happen

Harusnya tadi itu hanyalah gurauan semata yang mereka sisipkan untuk menghibur Soyeon, tapi ternyata hingga detik ini mereka masih belum melontarkan sepatah katapun satu sama lain.

Bunyi dentingan piring dan sumpit perlahan memudar. Hanya helaan nafas panjang yang dapat berakhir dari bibir merah muda sang gadis dengan tatapan bingungnya. Soyeon sudah terlanjur emosi, hanya ia yang melahap makanannya, sedangkan Namjoon dan Taehyung mereka sibuk melamun atau sesekali saling melirik sinis satu sama lain.

"Aku pergi"

Sepatah kata yang Seyeon ucapkan sambil berdiri untuk bersiap meninggalkan meja makan, berhasil membuat dua bersaudara itu mengarahkan pandangannya pada Soyeon. Taehyung ikut berdiri. Mengendikan bahunya lalu berhalau pergi mendahului Soyeon.

"Aku juga pergi"
Ucap Taehyung setelah dirinya sudah tak tampak lagi dari meja makan.

Namjoon masih mematung di tempatnya, menatap Soyeon datar tanpa ada sepatah katapun yang ingin ia sampaikan--atau mungkin yang ingin ia jelaskan pada sang calon istri.

Soyeon tidak habis pikir. Suasana macam apa ini, bahkan paginya sudah disambut cekaman buruk seperti ini.

"Namjoon, ada apa dengan kalian?"

Akhirnya Soyeon menuntut penjelasan. Lebih cepat lebih baik. Soyeon tidak suka bertele-tele apalagi memberikan kode pada lelaki yang bahkan tidak akan pernah paham seperti seorang Kim Namjoon.

"Apa? Aku tidak apa-apa. Tapi bocah itu, dia memang kekanak-kanakan"
Namjoon menanggapi lebih santai dibanding tadi saat Taehyung bersama dengannya.

"Kau yakin?"
Tanya Soyeon meyakinkan. Dilihat dari ekspresinya, Soyeon tidak terlalu yakin apakah Namjoon dan Taehyung sedang menyembunyikan sesuatu atau mungkin memang keseharian mereka yang seperti kucing dan tikus. Soyeon hanya orang baru di rumah ini. Ia tidak mau terlalu mencari tahu lebih jauh tentang mereka sebelum hubungan mereka terikat jelas dan resmi.

Lagi pula, Soyeon hanya menginginkan keamanan dirinya. Hanya itu.

"Baiklah, kau lanjutkan makananmu aku akan membereskan piring yang lain"
Soyeon melangkah mulai pekerjaannya. Melihat makanan Taehyung yang masih ituh membuatnya menghela nafas.

"Sepertinya aku harus membawa ini dulu, kau lanjutkan makananmu"

Namjoon mengerutkan keningnya. Ia paham dengan maksud Soyeon.
"Kenapa harus? Biarkan saja, dia memang seperti itu. Ahh, ngomong-ngomong cara bicaramu berbeda hari ini"

Namjoon tau, sejak tadi cara bicara Soyeon berbeda tidak ada lagi perbincangan gugup di antara mereka.

"Ahh.. Maafkan aku, aku terbawa suasana"
Soyeon meringis bersalah. Dirinya juga tidak sadar sedari tadi berbicara kurang sopan.

"Tidak, aku tidak melarangmu. Begini lebih baik bicaralah senyamanmu Soyeon-ah. Kurasa itu bisa mengurangi kecanggungan"

Soyeon tersengum, mengangguk pelan. Tangannya masih memegang erat piring makanan milik Taehyung.

"Aku harus membawanya ke kamar Taehyung dulu, dia sama sekali belum menyentuhnya"

Sedetik kemudian Soyeon langsung melangkah menuju kamar dengan pintu berwarna coklat tua di ujung dekat tangga.

Namjoon tidak menjawab, membiarkan Soyeon berlalu. Rasanya Namjoon ingin membanting benda di dekatnya.

Hampir saja, Taehyung merusak segalanya. Merusak semua yang telah mereka rencanakan. Namun, jauh dari itu semua Namjoon lebih cemas bagaimana cara Taehyung akan bergerak. Namjoon hanya ingin sedikit bermain, lalu menyelesaikannya tanpa jejak dan perkara.

Tapi Kim Taehyung, dia laki-laki yang tidak akan berhenti sebelum puas dengan apa yang ia inginkan.

Namjoon langsung bergegas menghabiskan makanannya, bagaimanapun cacingnya sudah meronta-ronta meminta gizi. Setelah ini, barulah ia akan mengatasi semuanya.

Soyeon mungkin tidak akan pernah tau dengan apa yang akan ia alami, atau kedua Kim bersaudara itulah yang tidak pernah tau tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Tbc...

Monmaap update nya lamaa, lagi sibuk sama tugas trus krjaan huhuuu..

Maap juga chapt nya terlalu pendek, nanti aku bayar pkek chapt yang panjang lebar deh yaa, mau cepet" namatin juga hihii👉👈

So, hope u like and enjoy guys💜💜💜