Tak dapat terhitung sudah berapa kali ponsel Namjoon berdering di atas nakas. Masih dengan si penelepon yang sama. Mengkhawatirkan sang kakak yang sudah seharian tidak kembali ke rumah.
Hingga pada dering berikutnya menandakan sebuah pesan masuk yang mungkin tak terhitung jumlahnya. Namjoon mulai menggeliat di tempatnya. Merasa tubuhnya terhimpit sesuatu, ia segera membuka mata dengan perlahan. Sebuah pemandangan cantik yang tidak asing.
Tentu saja hanya gadis manis mungil yang dapat ia lihat sekarang. Gadis yang sempat meneriakan namanya saat berada dalam kukungannya tadi malam. Masih memeluk erat dengan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Namjoon.
Perasaan takut dan bersalah kembali menghantamnya. Namjoon telah merusak segalanya dari sang gadis. Gadis remaja yang seharusnya berjuang dengan ujian akhir sekolahnya, kini malah harus berjuang dengan hidup dan harga dirinya.
Namjoon berusaha bergerak mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas sebelahnya tanpa berniat membangunkan Soyeon dari tidur pulasnya. Saat melihat isi ponselnya saja sudah membuat otak dan kepalanya pecah berkeping-keping. Bagaimana ia akan menghadapinya langsung nanti.
Taehyungie ¦ 96 missed call
Taehyungie ¦ 138 message
Namjoon benar-benar tamat sekarang. Pertama kalinya Taehyung menelfon dan mengiriminya pesan sebanyak ini. Jarinya hanya fokus pada salah satu pesan yang membuat jantungnya berdetak kencang. Membukanya dengan ragu dan teliti.
'Hyung?! Sialan! Kau dimana?! Penyakit eomma kambuh lagi! Dia terus menanyakanmu bodoh! Appa akan marah besar jika kau tidak pulang sekarang. Ahh! Kata eomma kau sudah punya calon istri pilihan sendiri kan? Cepat bawa dia kemari juga. Aku benar-benar frustasi memikirkannya. Eomma sakit, tapi dia terus saja memikirkan pernikahanmu dan ingin seorang cucu. Rasanya aku akan gila Hyung! Cepat pulang, kumohon! Jangan lupa bawa gadismu!'
Namjoon membelalakan matanya. Hatinya hancur memikirkan eommanya sedang sakit. Harusnya dia ada disana sekarang menemani eommanya. Namun, lagi-lagi jantungnya hampir berhenti berdetak ketika Taehyung mengatakan, kalau Namjoon harus membawa calon istri. Benar, membawanya pulang ke rumah. Keluargannya semakin gila. Gila dengan keturunan yang katanya hampir punah, yang benar saja. Setidaknya bersabarlah hingga namjoon benar-benar mendapatkan yang terbaik untuk rumah tangganya kelak.
Namjoon langsung mengalihkan pandangan ketika gadis di sebelahnya mulai bergerak. Mengucek matanya pelan dengan pelukan yang semakin meregang. Yang Namjoon pikirkan sekarang hanyalah mencari sebuah solusi dari masalahnya. Tidak ada waktu lagi. Hanya ini satu-satunya cara yang Namjoon pikirkan.
"Soyeon-ahh.. Ayo kita menikah"
Namjoon mengucapkannya dengn tiba-tiba yang membuat gadis di sebelahnya gelagapan bukan main. Masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang setengah sadar, Soyeon hanya berharap bahwa kejadian tadi malam dan hari ini hanyalah mimpi buruknya.
"Aigooo.. Kapan aku akan bangun dari mimpi yang aneh ini"
Soyeon bergumam di tempatnya. Ia masih menganggap semuanya mimpi. Namjoon mengerutkan keningnya bingung.
"Ini bukan mimpi Han Soyeon. Kita tidak punya waktu lagi. Cepat rapikan dirimu lalu kita pulang ke rumahku"
Namjoon mulai beranjak dari tempatnya. Sebelumnya ia telah memastikan apakah dirinya dan gadis di sebelahnya sudah menggunakan pakaian dengan lengkap dan benar. Bersyukur tadi malam mereka ingat menggunakan kembali pakaiannya. Walaupun Soyeon menggunakan baju Namjoon sebagai ganti kemeja yang di rusak oleh tangan emas Namjoon.
Soyeon menyusul duduk di tempatnya. Memperhatikan Namjoon yang mulai sedikit merapikan kekacauan di ruangannya. Soyeon masih kikuk dengan pikiran yang tenggelam dalam gelapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me? [Kim Namjoon]
Fanfiction"Hey! Don't do that!" "Just-- Marry me?!" "Kau gila Tuan Kim..." ..................................................................... ON GOING STORIES ❗ Slow Update ~