Satu jam hingga dua jam terlewati. Tadinya hanya teriakan nyaring yang terdengar akibat diputarnya film horror berhasil membuat Soyeon merinding ketakutan padahal Soyeon sendiri sudah mengatakan tidak ingin film horror--sama sekali. Sekarang gadis itu malah tertidur pulas di ranjang empuk dengan balutan selimut menutupi seluruh tubuhnya, mungkin terlalu lelah untuk berteriak dan berakhir menyembunyikan seluruh penglihatannya di dalam selimut--itu lebih baik. Taehyung dan Namjoon hanya memperhatikannya dari arah sofa. Saling menatap satu sama lain.
"Jadi, apa rencanamu selanjutnya Hyung?"
Taehyung tiba-tiba bertanya. Menatap intens pada sang kakak.Namjoon hanya nengendikkan bahunya santai. Meregangkan badannya yang sedari tadi lelah duduk di atas sofa sana.
"Menurutmu bagaimana? Haruskah aku langsung melancarkan aksi, atau mulai dengan perlahan?"Namjoon menatap Taehyung yang juga menatapnya. Mereka berdua sama-sama sedang merencanakan sesuatu rupanya. Entah sesuatu yang positif ataukah sesuatu yang negatif. Kalian bisa melihat dari empat sudut mata mereka. Serius namun tetap dalam keadaan yang tenang. Santai namun penuh dengan pengintimidasian. Kim bersaudara itu ternyata terlihat menakutkan jika sedang serius. Jangan ada satupun yang berani menganggu jika keadaan sedang menegang begini.
"Aku sudah katakan, tidak akan ikut campur masalah ini Hyung"
Taehyung kembali bergeming, menjelaskan sesuatu untuk mengingatkan."Kau selalu berkata seperti itu Tae, tapi berujung kau membantuku diam-diam. Ku ingatkan lagi, ini bukan aksi balas dendam. Tapi perbuatan harus dibalas dengan perbuatan yang setimpal, adikku"
Senyum terukir dari sudut bibir Namjoon. Senyum pahit yang membuatnya semakin emosi jika memikirkannya.
Taehyung hanya menghela nafas dari seberang sana. Mulai berdiri, meninggalkan ruangan tersebut yang menyisakan Soyeon dan Namjoon. Tidak ada gunanya menghentikan aksi kakaknya. Taehyung akui, dia juga ikut melibatkan diri dalam hal ini. Dengan ragu dan terpaksa.
Sangat mengerikan jika terus dibayangkan. Gadis manis seperti Soyeon, apakah pantas mendapatkannya? Itulah yang Taehyung pikirkan dari awal mereka bertemu.
⭐⭐⭐
"Namjoon-ssi? Sedang apa?"
Soyeon melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah dapur. Tidak sengaja dirinya ingin pergi ke kamar kecil tapi malah menemukan Namjoon yang sedang sibuk memotong bahan makanan."Membuatkan istriku makanan"
Satu kalimat yang membuat Soyeon semakin malu dan mematung secara bersamaan. "Suami mu ini sangat mahir dalam memasak" lanjutnya sambil tersenyum jahil."Belum. Aku belum sah jadi istrimu"
Soyeon kembali menjawab. Memutuskan untuk duduk di meja makan, sambil memperhatikan kegiatan laki-laki bersuari hitam tersebut di seberang sana."Tenang saja sayang, tiga belas hari lagi kita akan sah. Dan ingatlah janjimu" Ucap Namjoon menggoda. Sedangkan Soyeon sudah memerah disana. Sungguh ya, gadis itu cepat sekali malunya.
"Janji? Janji apa? Aku pernah mengatakan sebuah janji?"
Setelah mendengar pertanyaan Soyeon, Namjoon mulai mendekat. Tidak percaya dengan jawaban Soyeon. Gadis itu pura-pura lupa rupanya.
"Namjoon-ssi.. Berhenti disana atau aku akan menyemburmu dengan air minum ini" Soyeon terus waspada. Namjoon semakin mendekatinya dengan wajah yang--emm cukup tampan dan sexy --mungkin
"Kau tidak ingat janjimu?"
Namjoon semakin dekat dengan wajah Soyeon."A-apa?" Soyeon serasa menahan nafasnya ketika hidung mereka mulai bersentuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me? [Kim Namjoon]
Fanfiction"Hey! Don't do that!" "Just-- Marry me?!" "Kau gila Tuan Kim..." ..................................................................... ON GOING STORIES ❗ Slow Update ~