7. Crazy decision

215 25 0
                                    

Pintu bercorak coklat pekat dengan tirai putih yang elegan mulai terbuka dengan perlahan. Langkah kaki yang terdengar ragu mencoba untuk masuk demi sebuah penjelasan. Tidak dapat dipungkiri pula, jantungnya berdetak kencang tidak kalah dari waktu lalu ketika bertemu dengan laki-laki paruh baya yang nyatanya sungguh baik hati. Namun, kali ini tidak ada yang bisa menebak akan seperti apa nasibnya sekarang. Bertemu dengan ibunya Namjoon dan Taehyung membuat Soyeon menjadi semakin gusar.

Selalu saja seperti ini. Setiap kali melihat wanita paruh baya memandangnya lekat dan tajam, maka ingatan-ingatan pahit akan muncul begitu saja. Bayangan ibunya yang selalu menorehkan perih pada dirinya cukup menyayat hatinya saat ini.

Wanita paruh baya yang berbaring lemas di depannya berhasil membuat batinnya lemah. Begitu pucat dengan senyum yang terukir di bibir putih pasinya. Hatinya kembali teriris. Ia merindukan senyuman seorang ibu, yang mungkin sudah tidak dapat ia lihat lagi dari ibunya sendiri.

Soyeon berjalan menunduk mendekati tempat ibu Namjoon berbaring. Ia terus membasahi bibirnya untuk menahan rasa gugup. Ia tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Kondisi Nyonya Kim sungguh dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ia takut jika salah berucap yang dapat berakibat fatal nantinya.

"Cantik sekali"

Gumaman Nyonya Kim berhasil membuat kontak mata diantara keduanya.

"Namjoon memang ahli memilih gadis yang cantik dan manis"

Lagi, ucapan yang membuat Soyeon semakin ingin meneteskan buliran bening dari matanya. Ini pertama kalinya ia mendengar sebuah pujian yang keluar dari bibir seorang ibu. Sangat hangat dan mengharukan untuknya.

"M-maaf Nyonya, tapi aku tidak pantas disebut cantik. Kekuranganku terlalu banyak hingga menutupi seluruh diriku"

Soyeon menundukan kepalanya kembali, sepertinya rasa senangnya sudah luntur kembali yang digantikan dengan rasa pedih yang mendalam.

"Bisakah aku bertanya sesuatu?"

Nyonya Kim masih setia dengan senyuman hangatnya, tidak berniat melepaskan pandangan dari gadis gugup di sebelahnya. Soyeon langsung mendongak dan segera mengangguk.

"Apa kau pernah berpikir kalau keluarga kami memiliki banyak sekali kekurangan?"

Soyeon mengerutkan keningnya. Kepalanya menggeleng perlahan. Ia mencoba untuk berpikir, sambil menatap kembali tatapan hangat yang sedari tadi memandangnya.

"Tentu saja tidak. Kekurangan apa yang kalian miliki? Semuanya sudah lengkap disini, bahkan kebahagiaan sudah menyelimuti rumah ini"

"Tentu saja nak.. Itulah yang sering di lihat orang-orang. Mereka menilai kami dari luar lalu dengan cepat menyimpulkan"

Soyeon masih diam tidak bergeming di tempatnya. Ia mencoba mendengar lebih lanjut penjelasan Nyonya Kim.

"Di mata orang kami adalah keluarga yang kaya dan hidup dengan kemewahan. Tidak pernah mengeluh dengan masalah dan selalu bisa mengatasinya dengan tenang. Bahagia tanpa kekurangan apapun"

Nyonya Kim mulai mengalihkan pandangnnya, menatap langit-langit kamar dengan pandangan sendu. Mengingat bagaimana hidupnya saat ini, yang hanya bergantung dengan takdir.

"Tunggu.. Itu tadi menurut pandangan orang, benar begitu Nyonya??"

Nyonya Kim mengangguk lemah menanggapi pertanyaan Soyeon. Sepertinya gadis manis di depannya sudah sedikit mengerti sekarang. Ia akan menjelaskannya dengan perlahan. Entah apa yang membuatnya begitu yakin dengan gadis asing di depannya ini. Toh sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarganya, itupun kalau dia tidak mengubah keputusannya setelah mendengar sebuah cerita yang terlewat miris dari rahasia yang sudah lama mereka pendam dalam lubang gelap keluarga ini.

Marry Me? [Kim Namjoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang