22. Family?

108 13 2
                                    

Soyeon terdiam. Jantungnya ikut berdegup kencang. Seolah bencana besar baru saja terjadi, tidak--ini benar-benar sudah terjadi. Sangat kacau.

Namjoon sudah mengepalkan tangannya penuh emosi dengan nafas yang membara seperti siap melahap siapapun yang ada di hadapannya.

"Hubungi si brengsek, suruh dia kemari sekarang juga" Namjoon memerintahkan Yuri untuk menghubungi Taehyung, nadanya terlewat datar dan juga, mengerikan.

Sungguh Soyeon rasa dirinya tidak sanggup melihat Namjoon yang semarah ini, lalu bagaimana bisa Yuri memasang raut wajah tenang tanpa rasa gugup dan takut sedikitpun.

Yuri dengan segera menghubungi Taehyung dengan tenang dan santai. Begitupun Taehyung yang mengiyakan perintah Yuri untuk datang dengan tenang tanpa tau apapun yang terjadi saat ini.

"Sudah, sebentar lagi dia datang" Yuri memperlihatkan ponselnya pada Namjoon bahwa dirinya benar telah menghubungi Taehyung.

"Kakak tenang saja, sebentar lagi super hero ku akan tiba" lanjut Yuri tanpa adanya rasa takut setelah melontarkan umpan sebagai pancingan amarah yang berkali-kali lipat pada Namjoon.

"YURI!" Teriakan Namjoon disusul oleh sebuah tamparan keras ke arah pipi Yuri, sangat keras. Bahkan tangan Namjoon sendiri sampai terasa panas dan kebas setelah melakukan hal itu.

Soyeon yang sudah berpindah tempat berdiri di belakang Namjoon kini berlari ke arah Yuri, memeluk sang gadis sambil mengusap pipinya perlahan.

"Apa yang kau lakukan pada adikmu sendiri Joon?! Kau gila?!" Ucap Soyeon dengan nada tinggi, tidak habis pikir dengan sikap Namjoon saat ini.

"Menyingkir dari situ, aku harus memberikan pelajaran untuknya. Tata krama apa yang telah keluarga kami ajarkan hingga perbuatan keji pun dilakukan" Namjoon menarik tangan Soyeon dengan sedikit kasar guna nenyingkirkan dirinya dari Yuri.

Yuri tetap diam tidak melakukan perlawanan seolah sudah lelah dengan semuanya. Tidak ada rasa takut bahkan bersalah. Wajahnya terlampau datar.

"Kenapa kau melakukan hal semenjijikan ini? Kenapa harus Taehyung kakakmu sendiri?! Kau sudah kehilangan akal Yuri, kau gila! Bagaimana kalau sampai ayah dan ibu tau? Apa yang akan kau lakukan? Kau sengaja ingin melihat ayah dan ibu sakitnya semakin parah? Kau ingin mereka mati perlahan? Atau kau sengaja ingin kami sengsara? Jawab aku Yuri!"

"Bukankah keluarga kita memang sudah sengsara? Lalu untuk apa kita mempertahankan keluarga yang sudah kacau ini kak? Untuk mempertahankan nama baikmu? Nama perusahaan mu? Atau keturunanmu nantinya?"

Taehyung datang dengan setelan pakaian rapi, sangat rapi padahal ia hanya akan mengunjungi adiknya saja.

Keadaan semakin rumit, Namjoon menoleh berhadapan dengan Taehyung. Semakin kesini keadaan semakin membuyar. Namjoon lebih bingung dengan keadaan yang seperti ini.

Taehyung berjalan mendekat, melewati Soyeon tanpa menoleh. Melangkah santai dengan kedua tangan dimasukan ke saku celananya.

"Apa yang mau kau perbaiki? Kau bisa menjawabku? Atau kalau aku yang bertanya, apakah kau tau apa yang selama ini terjadi? Atau apa mungkin kau dalang dari semua ini?"

Namjoon membulatkan matanya, kedua adiknya benar-benar sudah tidak waras. Arah pembicaraannya juga semakin lika-liku. Belum sempat Namjoon melontarkan kalimatnya, Taehyung lebih dulu menyela.

"Apa kau tau bagaimana selama ini Yuri bertahan hidup akibat obat-obatan yang sering kau berikan? Apa kau tau bagaima efek sampingnya? Apa kau juga tau bagaimana ayah dan ibu menahan rasa sakitnya, hanya karena tidak ingin menambah bebanmu yang tidak bisa memiliki keturunan? Kau itu egois kak tapi aku sudah terlampau sabar untuk sekedar membahas hal ini. Bahkan sekarang kau juga akan menikahi gadis yang selama ini ku ceritakan padamu, gadis yang aku sukai malah kau lamar menjadi calon kakak iparku sendiri, apa kau masih menyebut dirimu waras? Jawab aku sekarang!"

Marry Me? [Kim Namjoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang