8. Soundproof

170 27 0
                                    

Apakah hari ini langit sedang menangis? Kenapa rasanya pagi ini sangat gelap gulita? Kenapa kicauan burung tidak terdengar lagi pagi ini? yang Soyeon dengar hanyalah suara gemuruh dengan petir yang menyambar saling bersahutan. Dirinya meringkuk di atas kasur empuk dengan balutan selimut dan bantal yang menutupi seluruh wajahnya.

Jangan lupakan kalau Soyeon adalah salah satu gadis yang paling penakut dengan suara-suara yang berdendang dengan keras. Tiap kali kilatan cahaya putih yang sesekali berkedip menyinari ruangan gelapnya, maka saat itu pula Soyeon meraih bantal, menutup rapat-rapat telinganya agar tidak terdengar suara hamparan petir yang sedari tadi menyiksa pendengarannya.

Gadis manis itu benar-benar tidak kuat lagi. Tubuhnya gemetar. Tepat saat Soyeon menampik selimut dan mengambil ancang-ancang berlari, saat itu juga Namjoon datang dengan wajah bantal mengerutkan keningnya. Menatap Soyeon penuh pertanyaan.

"Soyeon-ahh? Kau kenapa? Wajahmu.. Pucat sekali"
Namjoon berucap ragu setelah melihat keadaan Soyeon yang berantakan dengan mata yang berkaca-kaca.

"I-itu petirnya, aku takut"
Singkat Soyeon yang kembali memilih duduk di tepi ranjang sambil memeluk bantal yang tidak lepas dari pelukannya.

Namjoon melangkah mendekat, ikut duduk di sebelah Soyeon dengan tatapan lembut yang menenangkan.
"Kau takut petir? Kenapa tidak bilang? Kau bisa tidur denganku kan tadi malam"

Tepat setelah itu, Soyeon menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin kan ia tidur bersama Namjoon dalam satu ranjang. Yang ada dirinya dalam bahaya nanti.

"Ahh.. Tidak usah, kita masih belum bisa tidur bersama. Tidak baik"
Ucap Soyeon pelan, tanpa melirik Namjoon yang duduk di sebelahnya dengan tubuh yang masih menegang saat sesekali petir berbunyi.

"Tidak baik? Kenapa? Karena kita belum sah? Haruskah aku sahkan sekarang juga?"

Soyeon membelalakan matanya segera. Tidak percaya dengan ucapan pria di depannya.

"Tuan... Ahh maksudku Namjoon-ssi, sekarang bukan saatnya untuk bercanda. Atau petir akan makin keras nantinya" Soyeon makin mercau panik ketika namjoon memegang pergelangan tangannya.

Oh ayolah ini bukan saatnya ia tegang karena ulah namjoon, tapi ia lebih takut lagi kalau petir itu tiba-tiba menyambar dengan keras.

"Ikut aku" singkat namjoon dengan menarik pelan pergelangan tangan soyeon menuntunnya keluar dari kamar.

Soyeon hanya diam tak bergeming mengikuti langkah Namjoon. Ia berpasrah, jika nanti dirinya harus terkoyak habis karena ulah lelaki di depannya. Astaga apa-apaan pikiran itu.

Suara hujan mulai samar-samar terdengar setelah ia memasuki sebuah ruangan dengan dinding berlapis kaca di mana-mana. Tirai berwarna perak tanpa motif tergulung rapi di setiap sudut ruangan. Soyeon dibuat kagum untuk yang kesekian kalinya. Ini benar-benar istana di dalam kota.

"Ruangan apa ini?"
Soyeon bertanya, ia gugup tapi rasa penasarannya lebih mendominasi.

"Ini ruangan kedap suara. Kau tidak akan mendengar suara sekeras apapun di luar sana, begitupun orang yang ada di luar tidak akan mendengar suara kita di dalam sini"
Jawab Namjoon sambil mulai menutup seluruh tiari.

"Jadi kalau Namjoon-ssi takut mendengar suara petir, kau akan bersembunyi disini ya?"
Sambung Soyeon yang masih ingin mengulik hal-hal yang ia ingin ketahui.

Namjoon tersenyum meringis. Apa-apaan itu, mana mungkin dirinya bersembunyi hanya karena mendengar suara petir.

"Bukan aku, tapi Taehyung. Dia itu penakut sama sepertimu Soyeon-ahh"

Bibir mungil mengerucut lucu, Soyeon bukan penakut, hanya saja ia tidak bisa mendengar suara-suara keras yang mengagetkan seperti itu.

Titt..

Namjoon dan Soyeon menoleh bersamaan. Pintu terbuka dengan tergesa. Menampilkan sesosok laki-laki yang baru saja di bicarakan.

Kim Taehyung benar-benar panjang umur.

Wajahnya kalut. Tangannya seperti gemetar memegang dadanya, belum sadar dengan siapa yang ada di ruangan tersebut. Lalu beberapa detik kemudia matanya menelisik, kaget dan malu menjadi satu sepertinya.

"Hyung! Apa yang kau lakukan disini? Bersama Soyeon?!" Taehyung masih panik. Ditambah lagi melihat kakaknya berdua saja dengan Soyeon di ruangan kedap suara. Otak Taehyung memang tidak bisa dibatasi pemikirannya.

"Aku sama sepertimu Tae. Namjoon yang membawaku kesini"
Soyeon mencoba menjelaskan dengan tenang.

"Sama sepertiku? Memang aku kenapa?" Taehyung melirik Namjoon. Matanya sudah berapi-api menatap kakaknya.

"Tidak usah pura-pura begitu anak manis, nanti petirnya tambah keras. Apa kau mau?"

"TIDAK!"

Katanya ini ruangan kedap suara kan? Tapi kenapa saat Taehyung dan Soyeon berteriak bersamaan ruangannya menjadi bergema. Gendang telinga bahkan hampir pecah. Sungguh ya suara mereka hampir merobohkan gedung.

"Mumpung kita sedang berkumpul disini, bagaimana dengan menonton film?"

"Setuju!"

"Aku tidak mau yang bergendre horror!"

TBC...

Sesungguhnya otak ini sedang beku"nya, tapi tangan malah terus typing..

Maaf banget klo ga ngefeel :(
But, Hope u all enjoy💜

Vote and comment juseyo💜💜💜
Thank u so so so much💘

Marry Me? [Kim Namjoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang