Perseteruan antara kicauan burung di seberang jendela masih belum usai. Entah apa yang sedang mereka perbincangkan pagi-pagi begini. Tapi syukurlah, karena keributan kicauan para burung berhasil membuat gadis yang sedang nyaman dengan rengkuhan gulingnya kini membuka mata perlahan, meregangkan badan serta menyegarkan otaknya terlebih dahulu.
Dirinya terlalu lelah, lelah overthinking dan lelah mengeluarkan sebagian air matanya tadi malam.
Sungguh ironis.
Tubuhnya mulai bangkit dari tempat ternyamannya--tentu tempat tidur. Melihat cermin sebentar untuk memastikan bahwa dirinya tidak terlalu kacau pagi ini lalu melangkah menuju dapur untuk sekedar membasahi tenggorokan atau mungkin harus memasak pagi ini.
Setelah menuruni beberapa anak tangga, Soyeon sudah melihat Nyonya Kim yang duduk di luar dengan kursi roda, bersandar nyaman menikmati udara.
Tidak berpikir lama, Soyeon segera menghampiri. Menyapa hangat karena terlalu senang melihat Nyonya Kim yang akhirnya bisa keluar dari kamar yang dipenuhi dengan bau obat itu.
"Ibu.. Selamat pagi, apa sudah baikan?"
Belum sempat menjawab pertanyaan Soyeon, Namjoon sudah lebih dulu menjawabnya.
"Bagaimana denganmu?"
Soyeon langsung diam. Memasang muka masam dengan mata sembabnya. Tidak dapat dipungkiri, jelas sekali terlihat kalau Soyeon habis menangis cukup lama tadi malam.
Brengsek Kim Namjoon.
Dia bertanya bagaimana keadaan calon istrinya?
Tanpa rasa bersalah?
Wow. Impressive..
"Ada apa? Apa Soyeonku habis menangis?" Nyonya Kim mulai bertanya melihat kedua insan yang saling menatap, ditambah lagi mata sembab Soyeon yang terlalu jelas.
"Tidak ibu, aku baik-baik saja. Tadi malam aku habis menonton drama kesukaanku, terlalu sedih sampai membuatku menangis"
Sang ibu tersenyum. Memegang tangan Soyeon dengan lembut.
"Joon, kau lihat kan calon istrimu. Dia pandai sekali menutupi kesedihannya. Kalau sekali lagi kau berani membuatnya menangis, maka kau berurusan dengan ibu"
Soyeon menyerngit. Begitupula dengan Namjoon yang tersenyum dengan anggukan yang begitu yakin.
"Bu, biarkan aku bicara dengannya sebentar"
Namjoon memeluk sebentar sang ibu untuk meminta ijin mengobrol empat mata dengan Soyeon. Hari ini juga, ia harus menyelesaikan semua masalah yang terjadi kemarin. Jika dibilang Namjoon tenang setelah kejadian kemarin, jawabannya tentu tidak. Ia terus memikirkan keadaan Soyeon. Memeriksa sesekali ke dalam kamar karena sang gadis yang terus-terusan menangis sesenggukan.
"Soyeon-ahh.. bisa ikut denganku sebentar?"
🍃🍃🍃
Demi neptunus, Soyeon kira ajakan Namjoon tadi untuk mengajaknya mengobrol empat mata di dalam kamar atau di teras rumah atau mungkin di halaman belakang rumahnya. Tapi semua itu salah.
Namjoon malah mengajaknya ke Sungai Han pagi-pagi begini, dengan pakaian tidur dan alas kaki kelinci kesukaan Soyeon. Kalau pakaiannya bagus dan mendukung ke-aesthetic-an sih tidak apa-apa, tapi ini baju tidur warna-warni yang penuh dengan gambaran wortel. Belum lagi rambutnya yang acak-acakan dengan mata bengkak pun sembab.
Lengkap sudah. Ini Namjoon ingin mempermalukannya atau ingin menjadikannya figuran lelucon.
"Ayo kita turun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me? [Kim Namjoon]
Fanfic"Hey! Don't do that!" "Just-- Marry me?!" "Kau gila Tuan Kim..." ..................................................................... ON GOING STORIES ❗ Slow Update ~