Berpacaran dengan si adik kelas bermata sipit itu katanya?
Cih.
Chan tidak tau mengapa selera gadis yang dulu selalu merecoki hidupnya (dibaca : memberi banyak afeksi untuknya) itu kini menjadi rendah. Sebab bagaimana mungkin dari dirinya yang bermata belo menjadi ke yang bermata sipit? Lalu dari dirinya yang setinggi tiang basket menjadi ke yang setinggi galah untuk mengambil mangga? Yaㅡ intinya ... seleranya jadi rendah, kan?
Entahlah. Ia hanya cemburu sebenarnya. Tapi denial, tidak mau mengaku. Karena lihat saja wajahnya itu, sudah sebelas duabelas dengan singa yang siap menerkam mangsanya. Kalau bukan cemburu, memangnya apa lagi sih?
Kalau saja si kecil Abyan ada di dekatnya, pasti sudah habis dia kena bulan-bulanan. Untung saja anak itu katanya sedang diare alias mencret-mencret jadi Chan tidak perlu ribet meladeni ataupun melayangkan pukulan sayang kepadanya.
Tapi Chan salah.
Abyan boleh saja tidak masuk, tapi masih ada Kaizanㅡsi laknat nomor dua.
"Chanjingg, lu udah denger belomann? Itu si Jia pacaran sama si Jenoo, tadi gua liat mereka berangkat bareng. Tangannya gandengan kaya gini nihhh," Kaizan meraih tangan Chan dan menggenggamnyaㅡ mempraktekkan apa yang ia lihat tadi pagi.
Chan lantas menepis kasar tangan Kaizan. Menyebalkan sekali!
"Diem lol, gak peduli gua."
"JiAAAhKkk kek iya gapedulii, paling juga ntar malem play lagu harusnya aku yang disanaaa~" Kaizan cekikikan dan langsung kena tendang oleh Chan.
"Anjing lah, berantem sini!!"
Kaizan puas sekali melihat Chan marah, lalu ia dengan kurang ajarnya membisikan, "Makanya, jadi orang jangan batu, ditinggal beneran baru galau"
Sehabis membisikan hal itu, Kaizan kabur. Bisa mampus jadi manusia geprek sambal matah dia kalau lama-lama dekat dengan Chan.
Chan mendengus, ia ingin sekali mengejar lalu memukul Kaizan tapi sialnya malah tiba-tiba teringat perkataan Jiaㅡ "kamu tuh jangan ringan tangan dong Chan, kasian temen-temen kamu pada babak belur kalau abis bercandain kamu, sabar okeee?"
Tuhkan. Apa-apaan sih Jia?! Kalau sudah jadi mantan bisa tidak sih tidak usah mampir ke pikiran Chan melulu?
Tangan Chan pun mengacak rambut hitam keritingnya, frustasi sendiri.
Lalu sekon kemudian matanya bertatapan dengan milik gadis yang tadi ada di pikirannya. Iya, Jia Saphiere Gisanandraㅡmantan Chan Azyean Maheswara.
Jia yang sadar bertatapan dengan Chan itu kemudian tersenyum lalu berlari kecil menghampirinya, "Hai Chaan!"
Duh, ini nih. Jia terlalu baik, Chan jadi makin susah melupakannya.
"Ehm, hai Ji..?"
"Rambut kamu gak disisir?" Jia menunjuk ke arah rambut Chan.
Chan kikuk, secara tidak sadar ia menggaruk tengkuknya.
"Kebiasaan dasarr!"
"Hmm..."
"Oh iya, aku mau ngasih tau Chanㅡ
Belum sempat Jia menyelesaikan ucapannya, Chan sudah menyelanya terlebih dahulu,"Iya gua tau kok."
"Ha?? Tau dari siapa?" Jia bingung.
"Anak-anak...?"
Jia berpikir sejenak, "Perasaan cuma aku doang yang tau soal pernikahan mama...."
"Mama?"
"Hum! Dia jadi menikah sama om Yuda bulan depan, kamu diundangg!"
Ah, itu rupanya. Chan kira Jia ingin memberitahukan perihal dirinya yang berpacaran dengan si sipit itu.
"Oh...itu...iya nanti gua dateng," Jawab Chan seadanya.
"Yaudah nanti aku kirim undangan onlinenya yaa Chan, byee aku ke kelas dulu~"
Seperginya Jia, Chan menghela nafas.
KENAPA JIA SANGAT WANGI DAN CANTIK PAGI INI? Kepala Chan pusing, rasanya seperti habis mabuk.
"Kalau gini caranya kapan gua move on anjirr??" Chan mengusap wajahnya kasar, lalu melanjutkan perjalanan menuju ruang kelasnya.
***
18 Mei 2020 ; 18:01Jia Saphiere Gisanandra
18 y.oChan Azyean Maheswara
18 y.oJeno Arashi Pahlevi
17 y.oA/N:
Hohohoooo ayo mana sini pasukan yang pengen pasangin Jeno sama Jisoo?? Nih aku kabulinn, meskipun Jenonya jadi orang ketigaa👻
KAMU SEDANG MEMBACA
ghost - chansoo✓
Short Story[eleven's : 07] [completed] "cuz in a quite place i can still hear u talk to me, and i'm sorry to be the one that let u downㅡplease comeback baby i'm just really missing u" *** 18 Mei 2021-31 Mei 2021 © Eleventhusiast