Kaizan dan Abyan saling tatap lalu menghela nafas bersamaanㅡsebab mendengar penjelasan dari Chan perihal hubungannya dengan Jia sangatlah melelahkan.
Chan juga jadi lebih banyak diam setelah menceritakan hal itu, padahal dia biasanya kalau sudah ikut ngumpul pasti banyak omong dan mencari keributan dengan Abyan tapi kali ini ia hanya merebahkan dirinya di atas karpet kamar Kaizan sambil memainkan alat musik kalimba, sementara pikirannya melayang entah kemana.
"Chan, makan dulu dah lu. Dari siang kaga makan juga," ujar Abyan sambil menendang pelan kaki panjang Chan yang malah hanya dibalas dehaman.
"Gua gofood-in mau gak?" Tanya Kaizan yang tengah fokus pada PS-nya.
"Gausah dah," jawab Chan, terlampau malas.
Abyan berdecak, Chan itu kalau sedang banyak pikiran memang paling susah makan.
Sekon kemudian Chan mengubah posisinya menjadi duduk lalu meletakkan kalimba-nya ke atas tempat tidur Kaizan, "Gua pergi dulu deh ya."
"Mau mane?" Kaizan bertanya, Chan bangun dan memakai jaketnya yang ia sampirkan di kursi belajar Kaizan.
"Ke studio, mau jernihin pikiran. Dah ye, bye."
Seperginya Chan, Abyan mendekat ke arah Kaizan.
"Tu anak gabakal aneh-aneh kan ya?" Abyan suudzon jadinya.
"Gabakal, udeh nih lanjut game nya byan monyed, daritadi gua main sendirian!" Gerutu Kaizan, Abyan mendecak lalu mengambil stik PS-nya dan mulai bergabung kedalam game yang sedari tadi Kaizan mainkan.
Sementara itu Chan kini masih melajukan motornya di jalanan, ia terlihat menikmati suasana sore ituㅡ menenangkan pikirannya.
Tapi dibandingkan pergi ke studio seperti yang ia katakan, dirinya malah pergi ke pemakamanㅡ menemui almarhumah Mama-nya. Chan ingin curhat, berkeluh kesah tentang perasaannya yang tak menentu.
Sesampainya disana, ia memarkirkan vespa kesayangannya di dekat tempat penjaga makam lalu menapakkan kakinya di atas tanah pemakaman yang sepiㅡ langkahnya pun terhenti pada pusara yang dilapisi marmer putih dengan sebuah buket bunga di tengahnya.
Chan berjongkok di sampingnya, berdoa terlebih dahulu lalu mulai membersihkan rumput-rumput yang tumbuh.
Ia mengambil buket bunga yang ada di tengahnya, "Papa udah kesini duluan ya ma?"
Chan terkekeh, "Chan sebentar lagi dapet Mama baru, Ma..."
"Mama gapapa kan sama hal itu?" Tanya Chan dengan suara pelan. Ia seketika rindu dengan kehadiran sang Mama. Rindu omelannya, rindu candaannya, dan yang pasti rindu kasih sayangnya.
Segala hal tentang Mama itu masih tersimpan jelas di kepala Chan, ia belum sepenuhnya bisa ikhlasㅡrasa sakit ditinggalkannya juga masih ada.
"Dan Mama tau gak? Jia yang Chan bawa waktu itu ke hadapan Mama sekarang bakal jadi adik Chan..."
"Lucu ya, Ma? Padahal Chan masih sayang sama dia, tapi Chan gabisa egoisㅡMama Jia juga orangnya baik, dan Chan cukup sadar diri buat enggak maksain kebahagiaan Chan sendiri ... Terlebih Jia juga sekarang udah nemuin orang yang lebih baik dari Chan."
"Chan gak bisa bayangin nantinya gimana, Ma ... Apa Chan bisa nahan perasaan Chan sewaktu berhadapan sama Jia? Chan gak yakin. Mama tau kan kalau Chan itu keras kepala, tapi baru kali ini Chan ngalah Ma... Bener kata Mama dulu kalau suatu saat Chan bakal nemuin orang yang bisa luluhin keras kepalanya Chanㅡdan Jia orangnya."
"Semuanya bakal baik-baik aja kan? Chan takut, Ma..." Chan tertunduk, menatap ujung sepatunya dengan sendu.
Semua hal yang membebani pikirannya akhirnya meledakㅡdi hadapan pusara sang Mama.
![](https://img.wattpad.com/cover/269251116-288-k744265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ghost - chansoo✓
Short Story[eleven's : 07] [completed] "cuz in a quite place i can still hear u talk to me, and i'm sorry to be the one that let u downㅡplease comeback baby i'm just really missing u" *** 18 Mei 2021-31 Mei 2021 © Eleventhusiast