ghost - chansoo✓

03 : Pucuk dicinta ulam pun tiba

Memang dasarnya Abyan dan Kaizan itu sesat, Chan jadi harus terjebak di situasi menegangkan kali ini.

Ya ... katakanlah juga Chan bodoh, salah sendiri dia mau-mau saja sewaktu mereka berdua menyarankan untuk mencari pacar melalui aplikasi kencan. Dan disinilah Chan beradaㅡdi hadapan gadis yang ia dapatkan dari aplikasi tersebut.

Cantik sih, hanya saja terlalu agresif.

Chan harus menyebut nama Tuhan berkali-kali dalam hati sewaktu gadis itu menyentuhnya.

Sungguh, lama kelamaan Chan bisa gila. Mau bagaimanapun dia kan lelaki, kalau nafsunya sudah terpancing akan sangat bahaya. Alhasil dia pun pura-pura izin ke toilet lalu kabur dari tempat itu atau lebih tepatnya cafe tersebut.

Ingatkan ia untuk pergi ke rumah Kaizan lalu memukuli si duo laknat itu yang katanya sedang main PS bersama.

Ah, tapi kan Jia bilang tidak boleh ringan tangan..

CKITTT!

"HEH MONYET LONCAT! BAWA MOTOR YANG BENER DIKIT DONG!"

Chan terkesiap, "Ebuset Bu, gua bukan monyet. Lagian salah situ sendiri nyebrang kaga liat kanan kirii!"

Aduh aduh, Chan plisdeh jangan cari ribut degan penguasa bumi.

"APE LU BILANG?!!"

Kan, ngeri. Chan nyengir menutup kaca helmnya kembali lalu menarik gasnya, kabur.

"GUA SUMPAHIN LU NABRAK POHON, DASAR ANAK GATAU ETIKA!!"

"Amit-amit yaAllah..." Lirih Chan, lalu sepuluh menit kemudian dia malah sudah terkapar di tanahㅡ menabrak pohon mangga di pengkolan menuju rumah Jia!

Ya, Chan terkena karma express.

Ia meringis lalu melepaskan helmnya dan celingukan, "gua ngapain ke daerah sini..?"

Chan linglung sendiri, padahal kan tadi niatnya mau ke rumah Kaizan tapi mengapa malah belok ke daerah rumah Jia?

Oh astaga, Chan dan otaknya seperti sedang social distancing rasanya.

Dengan tertatih, ia pun berdiri lalu menghampiri motornya yang ada dua meter di sebelah kanannya sebab ia tadi terpental, ya untung saja ia pakai helmㅡkalau tidak sih wasallam ... keluarga Maheswara besok malam pasti mengadakan tahlilan.

Chan pun memberdirikan motor Vespanya lalu ia standarkan, dan hal selanjutnya yang ia lakukan adalah duduk bersandar di bawah pohon yang ia tabrak tadi.

Kalau boleh jujur, kepalanya saat itu pusing dan sekujur badannya juga sakit.

Tak lama kemudian Chan merasakan angin sejuk menerpanya disusul bunyi guntur yang menandakan hendak hujan.

Chan menatap langit yang sudah menggelap, "Etdah segala ujan, mana rumah masih jauh dari sini.." keluhnya.

Mana jalan daerah itu sepi pula, Chan harus bagaimana? Ia rasa dirinya tidak akan kuat jika dipaksakan untuk membawa motor ke rumahnya.

Padahal di otak Chan sudah ada ide "ke rumah Jia aja"ㅡtapi dia menepisnya. Malu lah! Sudah tidak punya hubungan apapun masa merepotkan?

"Ini hari kematian gua kali ya? Kalau iya, yaAllah sampein maaf Chan ke Jia karena udah bikin dia banyak nangis.."

Aih, malah mellow?

Sekon kemudian ada sebuah mobil SUV yang berhenti di hadapan Chan, lalu keluarlah seorang wanita paruh baya yang memakai kebaya modern.

"Chan! Kamu ngapain duduk disini??"

Chan mengerejap pelan.

Pucuk dicinta ulam pun tibaㅡitu Mama Jia! Chan lantas memasang wajah melas, "Tadi nabrak pohon tan..."

"Aduduhh, kok bisaa? Ayo sini bangun gantengg" Mama Jia membantu Chan berdiri lalu mengecek wajah Chan serta tangannya untuk memastikan tidak ada luka yang serius.

"Helmnya coba lepas, takut ada luka di kepala kamu," suruh Mama Jia, dan Chan pun menurutinya.

"Auuuh syukurlah gak kenapa-kenapa.."

Chan tersenyum, "Tante habis dari mana?"

"Habis undangan, anak temen Tante ada yang nikahan. Eh kamu mending ke rumah aja dulu yuk? Obatin lukanya"

"Gak usah tan, Chan pulang aja"

Mama Jia berdecak, "Jangan keras kepala! Nanti takutnya kamu kenapa-kenapa lagi!"

Pada akhirnya Chan pun digeret masuk ke dalam mobil, dan motornya dibawa oleh supirㅡ sedangkan mobilnya dikendarai oleh Mama Jia.

Dalam hati Chan bersyukur akhirnya dia bisa berkunjung ke rumah yang dulu selalu ia singgahi tiap minggunya.

Hehehehhehhhhhh.

***
18 Mei 2021 ; 19:45