Semuanya akan lebih sederhana jika saja Chan tidak memberi banyak kenangan buruk pada Jia, sebab peruntungannya untuk mendapatkan kesempatan kedua akan lebih banyak. Tapi sialnya ia memberi banyak kenangan buruk, dan semakin memperkuat Jia untuk pergi ke sisi Jeno lebih jauh.
Lalu kini, ia baru saja turun dari motornya dan melangkahkan kaki panjangnya masuk ke dalam sebuah restauran untuk menemui bagian dari masa lalunyaㅡkepingan hidupnya yang juga hilang.
Chan mengedarkan pandangannya ke segala arah dan menemukan gadis itu duduk di bagian timur cafe tengah sibuk memainkan ponselnya.
Sejenak Chan terdiam, menatap betapa cantiknya gadis ituㅡnamun sayang, debar di dadanya yang selalu hadir itu kini sudah tidak terasa. Ia lantas menghampirinya dan duduk di hadapannya, menyapa dengan senyuman tipisnya.
"Chan!" Pekik gadis itu, ceria.
"Hai, wen ... long time no see"
Wenㅡatau lebih tepatnya Wenda Eliana Tan. Gadis yang dulu pernah ada di hati Chan, dan gadis yang dulu menghancurkannya sedemikian rupa itu kini menopang wajahnya sambil menatap ke arah Chan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Long time no see Chan, how are u? Aku denger dari Abyan kamu masih aktif band?"
Chan mengangguk kemudian bertanya, "yaa gitu lah... Oh ya lu sendiri kenapa tiba-tiba mutusin buat pindah lagi kesini?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka terhanyut dalam obrolan. Asyik membahas ini itu hingga Chan sendiri sadarㅡ dibandingkan merindukan Wenda sebagai mantan kekasihnya, ia lebih rindu Wenda sebagai sahabatnya.
Gadis itu sejujurnya sangat klop dengannya, sehingga dulu mereka bisa bersahabat sampai tiga tahun lamanya sebelum memulai sebuah hubungan dan berakhir Wenda yang mengakhirinya sebab ia yang tidak mau LDR sekaligus mengungkapkan pada Chan bahwa ia tidak pernah menyukai Chan lebih dari seorang sahabat.
