16 : step sister

346 96 12
                                    

Jia tau kalau Jeno marahㅡya lagipula pacar mana sih yang enggak marah kalau liat pacarnya berduaan sama mantannya?

Tapi dibandingkan ngomel dan ngomongin permasalahannya kaya yang selalu Chan dulu lakuin kalau lagi marahan, Jeno malah jadi lebih diem kalau lagi marah. Bener-bener kebalikannya, dan Jia jauh lebih bingung cara ngehadapin Jeno yang kaya gitu.

Seharian ini juga Jeno terus-terusan ngehindarin Jia dan milih buat nyibukin dirinya sendiri.

"Kenapasiii? Cemberut teruss?" Tanya Alice, ia menyodorkan ice cream cone ke hadapan Jia yang tengah berdiam diri di depan ruang auditorium.

Alice lantas duduk di samping Jia dan menikmati ice cream cup miliknyaㅡmenunggu jawaban Jia.

"Yis.."

"Hmmm?"

"Jeno marah...."

"Ya bujuk lah, kasih sun." Jawab Alice asal, dihadiahi cubitan kecil di lengannya oleh Jia.

"Dia marahnya diem yiss, bingung tauu. Chan dulu kalo marah langsung ngomel-ngomel jadi gua juga enak ngehadapinnya.."

"Ya keliatan sih, mereka berdua emang bertolak belakang banget. Tapi kalo boleh tau tu bocah marah kenapa?"

"Chan nginep.."

Alice menoleh, memberi Jia tatapan horor, "Elu bodohnya emang murni tanpa oplosan ya Ji??"

"Bukan gituu, jadi semalem tuh Chan nganter gua yang balik dari fotocopy-an terus disuruh Mama diem dulu di rumah sama bantuin nugas eh anaknya ketiduran ... Jadi ya gitu," Jelas Jia panjang lebar.

"Ji, jujur deh sama gua. Sebenernya lu masih suka sama si anak setan itu kan?" Tanya Alice dengan tatapan menyelidik.

Jia mendengus, "Gatau lahh.."

"Hadeuuh, ini lu yang cinta-cintaan gua yang ribet. Kalem lah ntar gua samperin bocahnya suruh nemuin lu."

"Nyamperin siapa?"

"Jeno anjir, siapa lagi??"

"Ih gak perluu, nanti gua yang nemuin."

"Hmmm oghey.."

Kedua sahabat itu pun anteng memakan ice cream mereka sambil sesekali membicarakan hal randomㅡ menunggu jam istirahat berakhir.

Hingga beberapa menit kemudian Chan, Kaizan, dan Abyan yang jalan beriringan di koridor sekitar auditoriumㅡKaizan yang melihat Jia dan Alice pun lantas menyuruh Chan serta Abyan pergi ke arah mereka. Iseng aja sih.

"Wassap mbak broo!" Seru Abyan.

Alice mengangkat sebelah alisnya, "ngapain kesini lu pada?"

"Nih, si Chan kangen Jia." Kaizan pun mendorong Chan ke hadapan Jia sewaktu lelaki itu asyik menyedot susu strawberry-nya.

Chan mendengus, "Hai Ji?"

"Hai.."

Kaizan dan Abyan lantas pura-pura tersedak, "OHOK BALIKAN OHOKK"

"Ji siaga satu ji," bisik Alice sambil menyolek pinggang Jia. Pandangan si tomboy itu mengarah pada segerombolan adik kelas yang tak lain adalah gerombolan Jeno.

Jia lantas berdiri, "Duluan ya, byebye~" ia menarik lengan Alice dan berlari kecil ke arah kanan auditorium yang mana menuju gedung baru.

Chan menoleh ke arah pandang yang sempat Jia perhatikan tadi, "Pantes, ada doinya."

Kaizan menepuk bahu Chan, "Ya harap maklum aja ya mas mantan.."

"Yang kelakuannya kaya setan," lanjut Abyan.

Chan menendang tulang kering mereka berdua lalu pergi dengan langkah percaya dirinya ke arah Jeno.

"Anying, ribut gak kata lu?" Tanya Kaizan dan diangguki Abyan, mereka lantas berlari kecil menghampiri Chan yang sudah menghadang jalan Jeno.

"Kenapa nih bang??!" Tanya Haekal.

"Gua mau ngomong sama si sipit," jawab Chan.

Jeno menghela nafas lalu menyuruh teman-temannya untuk pergi duluan. Ia lantas bertanya, "Apa?"

"Jangan bikin si Jia bingung, kalau lu emang marah omongin baik-baik." Jangan tanya Chan tau dari manaㅡjelas saja ia semalam sempat membaca pesan yang masuk ke ponsel Jia sebelum ia pulang dari lockscreen.

"Bukan urusan lu bang."

Chan tertawa kecil, "gua cuma ngasih saran, Jia anaknya paling gabisa dikasih silent treatment kaya gitu."




"Lagipula itu sekarang jadi urusan gua, karena Jia calon adik gua."


***
31 Mei 2021 ; 15:52

dahlah ngaco, bye

ghost - chansoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang