azphiere's

470 83 5
                                    

Makan malam antara keluarga Maheswara dengan Gisanandra kali itu terasa lebih meriah dari sebelumnya, sebab ada kabar baik yang datang dari anak sulung keduanyaㅡyah, apa lagi jika bukan kembalinya hubungan mereka?

Para orang tua tidak ambil pusing, mereka sama-sama sudah ikhlas akan batalnya pernikahan mereka dan sebagai gantinya Chan dan Jia kembali bersama.

Toh, kebahagiaan sejati orang tua adalah melihat anaknya bahagia kan?

Chan menuangkan air ke gelas Mama Jia dan dibalas ucapan terimakasih darinya. Jia yang duduk di sampingnya pun sejak tadi anteng memakan makanannya, Chan yang melihatnya hanya bisa diam-diam tersenyum.

Entahlah, kali ini ia lebih memberikan Jia banyak perhatian tidak seperti sebelumnya. Bahkan kebiasaan-kebiasaan kecil seperti Jia yang mengunyah makanan empat belas kali pun kini ia tahu.

"Habis lulus kalian mau lanjut kuliah dimana?" Tanya Mama.

"Chan lanjut ke sekolah seni ma, rencananya juga nanti mau buat studio rekaman atas nama sendiri."

"Kalau Jia?" Papa bertanya.

"Hm? Jia masih ragu dan mikir-mikir Pa," Ujar Jia.

"Gapapa, masih ada waktu. Chan, dijaga ya Jia-nya jangan kamu bikin sedih. Inget buat dapetin dia kamu harus ngorbanin pernikahan Papa sama Jihan!" Peringat Papa dan diiyakan oleh Chan.

Toh perasaan Chan kini seutuhnya sudah ada pada Jia. Ia juga sebenarnya termasuk kedalam tipe cowok budak cinta, jadi ia pastikan Jia tidak akan mengalami hal yang sama seperti sebelumnya.

Selesai makan malam bersama keluarga, Chan mengajak Jia untuk pulang terlebih dahuluㅡniatnya sih ingin mengajak ke bukit untuk melihat bulan purnama yang malam ini menghiasi langit dengan indahnya.

Chan memakaikan helm ke kepala gadis itu lalu berkata, "Akhirnya helm ini ada yang pake lagi..."

Karena setelah putus, helm yang sudah Chan patenkan menjadi milik Jia itu memanglah menganggur di garasi rumahnya.

Jia mengerejap pelan, "Hah?"

Bukannya mengomel, Chan malah tertawa. "Hah heh hohh!"

Jia menabok pelan tangan lelaki itu, "Gak lucuu!"

"Iya yang lucu cuma mukanya Jia, ayo cepet sini naik cantik." Chan menepuk jok belakangnya, Jia yang mendengar itu tersipuㅡhabis bagaimana sih, Chan dulu tidak ada manis-manisnya sangat berbeda dengan Chan yang sekarang.

Jia pun naik ke jok belakang vespa Chan, ia juga disuruh Chan untuk memeluknya. Katanya sih modus, sekaligus biar hangat juga.

Hhh, Chan dan mulutnya memang benar-benar!

Selama perjalanan, Jia meletakkan kepalanya di bahu Chan dan mendengarkan lelaki itu yang bernyanyi.

Suara Chan yang berat itu sangat terdengar merdu, Jia suka. Ia memejamkan mata dan kembali teringat saat awal-awal mereka dekat dulu.

"Chan!"

"Apa?!"

"Aku pengen wedang jaheee! Sama ubi bakar!"

"Oke siap meluncur tuan putrii!" Chan memegangi tangan Jia yang melingkar di pinggangnya dengan sebelah tangan sebelum menarik gas dengan kecepatan yang naik.

Semilir angin malam kala itu sangat menenangkan, Jia sangat menikmatinyaㅡapalagi kehadiran Chan yang menjadi pelengkap.

Lalu saat di tempat tukang wedang, Jia tidak diizinkan turun sebab Chan yang pergi membelikan pesanannya.

ghost - chansoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang