Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu.
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa maknaTerhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana JogjaDi persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersilaMusisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamuWalau kini kau tlah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk slalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobatioOo
Lila
Hari ini, aku begitu merasakan kehangatan dari sesosok Mas Dewa. Dia memelukku dari belakang ketika aku menyisir rambut. Dengan begitu tenangnya, di kecupnya pelipis ku dengan lembut. Aku tersenyum, untuk pertama kalinya dia melakukannya untuk ku entah mengapa rasanya begitu berbeda. Seakan akan semuanya akan berakhir.
Lalu, ku pandangi gerak geriknya yang tengah membuka lemari dan mengambil jaket kulit hitam miliknya. Namun, keningku mengkerut heran ketika ku lihat Mas Dewa melalui kaca cermin, tengah membokar sesuatu di bagian lemari baju ku.
" Lila, di mana kamu letakkan jaket mu? " Tanyanya sambil mencari cari, hingga membuat beberapa lipatan baju ku sedikit berantakan.
Aku membalikkan tubuhku. Mendekat pada Mas Dewa sambil mengambil apa yang Mas Dewa cari.
" Untuk apa? Kita kan hanya sebentar, Mas? " Mas Dewa menggeleng dan hal itu semakin membuat ku kebingungan. Tanpa ku sadari, di ambilnya jaket tebal itu dari tanganku.
" Kita ke Yogyakarta! "
Apa? Buat apa kami kesana?
Bukannya Mas Dewa bilang ingin bertemu dengan Aline?
Namun, sebelum aku bersuara dia telah menarik ku keluar dari sana. Menyuruhku untuk diam agar tidak bertanya tanya. Hingga akhirnya mobil kami keluar dari basemant.
Di persimpangan tiga, baru aku ingin bersuara dan menudingkan nya dengan pertanyaan ku. Untuk apa kami kesana? Bagaimana dengan Aline? Apa Mas Dewa punya pekerjaan di sana? Tapi kenapa harus membawaku?
" Mas?--"
" Aku hanya ingin kita keluar, Lila. Kita belum pernah pergi kemana pun. Semenjak menikah...ah, sudahlah " Aku terkecoh, melihat Mas Dewa yang mendadak terdiam membuatku membuang nafas dengan berat.
" Masalah Aline, lain kali kita bisa bertemu dengannya. " Aku tetap terdiam mendengarkan perkataannya.
" Lagian, kamu nggak rindu sama Yogja? Kamu kan dulu rajin kesana, benarkan? "
Aku hanya tidak ingin kesana, aku tidak tahu kenapa. Aku rindu dengan Yogyakarta tetapi rasanya hati ini terlalu sakit mengingat nya.
" Aku tidak ingin kesana, Mas! "
" Mengapa? "
Aku menggeleng, aku tidak tahu alasan apa yang membuat ku menolak.
Tapi, mengingat masa kecil hingga remaja ku di sana membuat ku tiba-tiba rindu dengan kehadiran mereka yang sudah pergi meninggalkan ku. Aku rindu keramaian mereka, aku rindu kakek, nenek yang penuh perhatian. Aku rindu Eyang Paramitha dan Eyang Mahendra yang selalu protektif kepadaku, aku rindu dengan bang Javin yang selalu usil terhadapku, aku rindu Mama yang selalu cerewet demi kebaikan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Mencintai || SUDAH TAMAT
RomanceLila pikir dia akan bahagia bersama Dewa, pria yang telah di utuskan sang Ayah menjadi suaminya sebelum sang Ayah meninggal dunia. Lila masih mengingat kata kata sang Ayah bahwa Dewa lah yang akan menjaganya, yang akan selalu ada untuk Lila kapan pu...