Aku hanya tak ingin berharap lebih. Jadi ku mohon, hentikan semua ini.
_LILA_
••••
Ada yang berbeda pagi ini, entah apa namun Lila tak mengerti dengan perasaannya pagi ini.
Matanya menatap lekat kearah susu yang berada di genggamannya. Sesekali melirik Dewa yang tengah sibuk memakan sarapan paginya.Lila gugup. Ini seperti tak biasanya. Tak pernah mereka melakukan hal seperti ini dengan keadaan yang sulit Lila Jabarkan. Ini begitu rumit.
Lila melepas gelas kaca itu. Menautkan kedua tangannya dan saling tergenggam erat di atas Meja dengan jantung berdebar seperti tak biasanya.
Dewa menatapnya sebentar lalu kembali menghabisi sarapannya sedikit terbur buru. Berdiri dari duduknya dan memilih mencuci piringnya sendiri. Lila hanya diam memandangi gerak gerik suaminya itu. Merasa berbeda di matanya namun ada perasaan hangat yang menghampiri dadanya.
Ketika suara piring yang terletak di rak lemari. Lila kembali sadar dari lamunannya, cepat cepat di teguknya Susunya pagi ini tanpa ada tersisa sedikit pun.
" Aku saja. Bersiap-siaplah, kita akan berangkat. " Titah Dewa dengan senyuman tipis terhias di bibirnya. Lila yang sudah beranjak merasa enggan namun tetap membiarkan gelas di tangannya di ambil alih oleh Dewa.
Buru-buru Lila pergi dari sana. Menekan Dadanya yang begitu sesak akibat detak jantung yang berdebar hebat. Hampir saja dia tak bernafas tadi.
Ada apa dengan Dewa di pagi ini? Ada apa dengan suaminya itu apa pagi ini? Mengapa rasanya suaminya itu membangun harapan yang tinggi untuk Lila sendiri.
Lila meraih tasnya di atas sofa, membawanya ke bahunya dengan mata yang tak tenang. Sesekali diliriknya ke arah dapur hanya untuk melihat Dewa.
" Sudah siap? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Mencintai || SUDAH TAMAT
RomanceLila pikir dia akan bahagia bersama Dewa, pria yang telah di utuskan sang Ayah menjadi suaminya sebelum sang Ayah meninggal dunia. Lila masih mengingat kata kata sang Ayah bahwa Dewa lah yang akan menjaganya, yang akan selalu ada untuk Lila kapan pu...