1. Tak Terbiasa

10.2K 820 37
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




XXX

Perlahan, Lila menuruni anak tangga. Mencengkram kuat besi pegangan pada tangga. Lila gugup ketika dia telah sampai di meja makan.

Seorang pria Dewasa duduk tenang di sana. Menatap ponselnya dengan datar dan sesekali menyeruput kopinya.

Lila tersenyum suram. Sejak dia datang hingga terduduk di hadapan pria itu, tak sedikit pun ia di perhatikan. Di lirik pun tak juga.

Lila menatap sekeliling ruangan. Masih diam terbungkam tak tahu ingin melakukan apapun.

Mereka hanya berdua di apartemen ini. Tak ada asisten rumah tangga atau seorang pun yang menemani Lila. Dia hanya seorang diri disini.

Ada pun Dewa-suaminya. Lila tetap merasa sepi.

" Itu sarapan mu. " Lila menatap bubur ayam yang di sodorkan Dewa kearahnya. Lila sedikit menyesal karena terlambat bangun. Satu hari yang lalu adalah pesta pernikahan nya dengan Dewa. Dan semalam, satu harian Lila mengepak barang-barangnya yang ada di rumah untuk di bawa ke Apartemen ini. Lila merasa lelah sebab Dewa tidak bisa membantunya. Suaminya itu lebih memilih menyibukan kerja di hari libur pernikahan nya.

" Maaf, Mas... Lila---"

" Aku pergi. Jaga dirimu baik-baik. Dan tolong, jangan mengganggu ku atau menunggu ku pulang seperti semalam. Mengerti?!"

Lila, dengan hati berdesir takut mengangguk cepat. Membuang pandangannya ke arah mangkuk yang di hadapannya.

Dewa bangkit berdiri. Meninggalkan Lila begitu saja tanpa ada kalimat apapun. Lila ingin menangis namun sudah tak mampu. Lila mencoba pasrah tetapi tidak bisa.

Tidak adakah sedikit saja rasa simpati Dewa untuk memulai dengannya?

Atau sebuah perasaan terbuka untuk Lila, agar Lila tidak merasa bahwa pernikahan mereka bukan untuk di permainkan.

Lila terluka. Merasa sial sekaligus bertanya-tanya kepada Tuhan.

Dosa apa yang telah di lakukannya hingga dia harus menerima jalan hidup seperti ini?

Ponsel pada saku Lila bergetar. Menandakan ada sebuah pesan masuk. Perlahan Lila merogohnya dan menemukan ada pesan Dewa di sana.

Mas Dewa.

Pergilah menyibukan diri. Agar tidak kesepian.

Terlanjur Mencintai || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang