15. Perasaan Baru

3.7K 306 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Suara Alunan kicuan burung terdengar dengan begitu merdu, berdiri pada pohon rindang sambil mengepakkan sayapnya dengan begitu semangatnya.

Lila berdiri di kosen pintu belakang, menatap rumput hijau yang basah akibat embun pagi. Aroma tanah basah terasa begitu menyejukkan ketika Lila hirup.

Kakinya melangkah keluar, melihat deretan bunga yang tertata rapi. Di sentuhnya kelopaknya hingga membuatnya tersenyum tipis.

Lila mengelus pinggangnya yang sedikit pegal. Membuatnya susah untuk berjalan.

Lila ingat semuanya. Ingat ketika Dewa mengecupnya, menciumnya menyentuh nya hingga akhirnya meminta izin untuk mereka bersatu. Tidak dapat berpura pura lupa, tetapi itulah kenyataannya.

Begitu cepat hingga dia tak dapat menghindar. Begitu cepat luluh hingga membuat dirinya sendiri bertanya tanya, apakah ini sudah benar?

Lila kembali masuk kedalam, menutup pintu dan memulai membuat sarapan untuknya dan Dewa. Dengan sewajarnya, Lila bersikap biasa biasa saja, walaupun terkadang sesuatu hal melintas di kepala nya bahwa dia ini gadis bodoh.

Mereka tak dekat, mereka sering kali bertengkar dengan ego masing masing dan sekarang Lila telah menyerahkan hidupnya seluruhnya pada Dewa, sudah benarkah ini?

Lila menyentuh perutnya, kemungkinan besar tak lama lagi dia akan hamil. Lila yakin itu. Tetapi, bagaimana jika Lila hamil Dewa mendadak berubah dan kembali seperti awal?

Lila berdiri di hadapan meja, termenung tanpa tujuan yang jelas.

Hingga akhirnya tanpa Lila sadari, Dewa sudah melangkah mendekatinya dengan wajah bangun tidur. Kebingungan ketika menemukan istrinya itu melamun di pagi hari. Dengan raut cemas Dewa menyentuh bahu itu membuat Lila mendongak melihatnya.

Dewa tersenyum, menyentuh rambut Lila yang lembab lalu mengusapnya lembut. Dewa tahu istrinya itu mandi pagi pagi seorang diri tadi.

Dewa mendekatkan wajahnya, mengecup pipi istrinya itu dengan tatapan sayu nya.

" Selamat pagi, istri ku? " Senyum Lila merekah, namun dengan begitu cepat istrinya itu membuang tatapannya ke atas meja, lalu Lila berkata.

" Mas bilang seperti ini karena kita sudah....? " Tanya Lila pelan dan tanpa sadar membuat Dewa sesak mendengarnya.

Dewa semakin mendekat, lalu memeluk Lila dari belakang hingga tubuh istrinya itu terjepit antara meja dengan tubuh Dewa yang jangkung.

" Jangan bilang seperti itu Lila. Mulai semalam, detik ini, hingga seterusnya aku milik mu. Dan kamu milik ku. Tidak akan ada seseorang pun yang menghalang hubungan kita. Aku bersumpah. " Kata Dewa begitu tenang dan mantap. Mencium dalam pelipis istrinya itu.

Lila berbalik badan menghadap Dewa. Bersandar pada meja dengan tangan kedua tangannya yang saling bertaut menandakan kegugupan.

" Termasuk Aline? " Tanya Lila dengan suara lirih.

Terlanjur Mencintai || SUDAH TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang