Soobin dengan tenang melangkah kan kakinya, berkeliling di dalam istana yang sudah jadi tempat tinggalnya selama 12 tahun.
Namun ketenangan nya terganggu saat mendengar suara tawa seseorang dan suara ketukan sepatu yang cepat.
Pemuda bersurai hitam tersebut langsung berbalik badan, melihat salah satu adik tiri nya sedang berlari sembari membawa sesuatu.
"Choi Beomgyu apa yang kau lakukan?!!"
Orang yang diteriaki nya langsung berhenti berlari. "Apa yang aku lakukan? Eoh, aku baru saja dari pasar dan mau menemui Huening."
Soobin menghela nafas lelah, Beomgyu selalu pergi tanpa izin nya. "Kang Taehyun urus hyung kesayangan mu ini!"
Orang yang dipanggil muncul dari arah yang sama dengan Beomgyu. "Soobin hyung, Beomgyu hyung pergi bersama ku."
Ck, pantas saja tidak meminta izin padanya. Karena Taehyun pastinya lebih memilih meminta izin pada Raja atau Ratu.
"Aku pergi." Beomgyu langsung berlari menjauh dari keduanya, sembari membawa dua boneka baru yang akan ia berikan pada Hueningkai.
"Hyung jangan berlari!!!"
Teriakan Taehyun di abaikan si empu, pemuda cantik itu terus berlari. Bahkan saat menaiki tangga pun, Beomgyu masih berlari.
"Aku merasa aneh, kalian adik-kakak atau sepasang kekasih?" Tanya Soobin pada yang lebih muda.
"Wajar kan aku memanjakan Beomgyu hyung, dia kan memang diperlakukan seperti itu." Elak Taehyun.
Yang lebih tua mendecih tak suka. "Cara kau memperlakukan nya berbeda. Sudahlah, berbicara dengan anak perpustakaan seperti mu memang tidak akan selesai."
Soobin langsung pergi dari hadapan Taehyun, semoga saja ketenangan nya tidak diganggu oleh si sulung.
. . .
"Hyuka, aku membelikan mu boneka baru!!" Teriak Beomgyu saat sampai di kamar si bungsu.
Hueningkai yang sedang belajar langsung menatap bingung kakak ketiga nya itu. "Tumben sekali hyung membelikan ku boneka? Tapi, terima kasih." Ia menerima dua boneka yang disodorkan yang lebih tua.
Beomgyu langsung merebahkan dirinya di kasur Hueningkai. "Saat ulang tahun mu, aku kan hanya membuatkan kue."
"Itu sudah cukup hyung. Karena membuatkan aku kue, kau jadi sakit."
Yang lebih tua hanya tersenyum sangat manis. "Aku yang lemah, tapi bisa menjadi pangeran disini."
Hueningkai tersentak saat mendengar perkataan hyung nya itu. Bukan hanya kekuatan nya yang lemah, tubuh Beomgyu juga. Karena itu Soobin marah saat dirinya berlari.
Beomgyu memang lemah. Tapi dibalik itu, didalam tubuh nya ada kristal yang sangat berharga. Kelemahan kerajaan ada di dalam tubuh Beomgyu.
"Hyung kuat, jangan berkata seperti itu lagi. Kalau Taehyun dengar, dia pasti akan mengomeli mu." Ujar Hueningkai ikut merebahkan dirinya di samping sang kakak.
"Ada apa dengan ku?"
Secara bersamaan Beomgyu dan Hueningkai menatap ke arah pintu. Lalu keduanya bertatapan, apa Taehyun mendengar perkataan Beomgyu tadi?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kerajaan Édafos
Sedangkan di kerajaan elemen tanah. Si sulung sedang berpatroli, takut adik-adik angkatnya berulah.
"Maaf pangeran Heeseung, ada yang ingin saya katakan." Ujar seorang pengawal pada si sulung.
Dahi Heeseung tampak mengernyit. Kalau ini tentang Niki yang berulah, ia harus memberi hukuman apa pada maknae itu agar kapok.
"Kata kan."
"Pangeran Niki membuat beberapa guci hancur."
Heeseung menarik nafas banyak-banyak. "NISHIMURA RIKI!!!"
Ia langsung pergi mencari si pangeran bungsu, benar saja kalau Niki berulah. Tapi dirinya mendengar suara di ruang makan, lagi lagi dirinya menghela nafas lelah.
Heeseung langsung berbelok ke arah kanan, ke ruang makan. Dengan santai nya ia menjewer telinga salah satu adiknya yang lain.
"Lebih baik bantu aku mencari Niki, dari pada sibuk mengganggu Jungwon yang sedang makan."
Sedangkan orang yang disebut Heeseung masih sibuk dengan makanannya tanpa merasa terganggu sama sekali.
Heeseung langsung membawa Jay keluar dari ruang makan. "Kau ini selalu mengganggu Jungwon."
"Lagi pula dia tidak terganggu sama sekali." Ujar Jay pasrah, pasrah telinga nya di jewer.
Yang lebih tua hanya bisa menahan kesal. "Aku tak habis pikir dengan mu, Jay."
Jay hanya tersenyum. Setidaknya ia tidak seperti Jake yang terus berusaha mengajak Sunghoon untuk berbicara panjang. Meskipun Jungwon lebih sering bermanja pada Jake dibanding dengan nya.
"Lebih baik kau bantu aku mencari Niki."
"Baiklah, aku akan menanyakan nya pada Sunoo. Hyung, lepaskan jeweran nya." Ujar si pemuda Park pasrah.
Heeseung langsung melepaskan jeweran nya, membiarkan Jay pergi menemui Sunoo.
. . .
"Buat Sunghoon berbicara panjang dengan mu, Fighting." Ujar seorang pemuda Shim pada dirinya sendiri sebelum masuk ke perpustakaan istana.
Perlahan ia dorong pintu berwarna cokelat tersebut, mengintip untuk mencari si pinguin.
"Yak, apa pangeran Sunghoon ada didalam?" Tanya nya pada penjaga perpustakaan.
"Iya pangeran, dia ada di lantai dua."
"Gomawo." Jake langsung masuk, mencari salah satu anak kesayangan Raja dan Ratu itu.
Kaki nya melangkah menaiki tangga beralaskan karpet merah dengan sedikit corak berwarna emas.
Sampai akhirnya ia menemukan orang yang 1 bulan lebih muda darinya. "Sunghoon-ah."
Si empu yang tadinya sibuk bersantai membaca buku, tiba-tiba terdiam. Kenapa Jake hobi sekali menemuinya tiba-tiba? Mental nya belum kuat meskipun sudah tinggal bersama selama 12 tahun.
Si pemuda manis hanya diam, sedikit menjauh saat Jake duduk di sampingnya.
"Kenapa kau terlihat takut dekat dengan ku?" Tanya Jake keheranan.
To be continued....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.