Sunghoon melihat sesuatu yang menganehkan dari jendela kelas nya yang memperlihatkan belakang sekolah.
"Apa aku harus memberitahu Heeseung hyung?" Tanya nya pada diri sendiri.
Si Pangeran menghela nafas lelah. "Kalau yang lain tau, akan terjadi masalah besar."
Sunghoon langsung bangun dari duduknya, ia berjalan keluar kelas, menemui kakak tertua.
Kaki nya terus melangkah menuju kelas Heeseung. Saat melewati kamar mandi lantai 4, ia mendengar suara gaduh dari dalam sana.
"Biarkan saja."
"Kau bilang biarkan saja?! Yakk, keadaan mu semakin parah karena kelakuan nya."
"Aku baik-baik saja."
"Kau tidak bisa berbohong pada ku, ini terjadi setiap hari. Padahal dulu kau tidak seperti ini."
"Pangeran Beomgyu? Pangeran Jeongin?" Gumam Sunghoon merasa sangat familiar dengan suara di dalam.
Sunghoon bingung dengan perkataan kedua Pangeran di dalam kamar mandi.
Pemuda Park tersebut langsung melanjutkan langkahnya menuju kelas Heeseung, karena dirinya mendengar suara kunci.
"Aku jadi bingung, para kerajaan seolah memperebutkan sesuatu dari kerajaan es, dan kerajaan es seolah menjaga Pangeran Beomgyu."
Akhirnya ia sampai di kelas Heeseung, kakak nya terlihat sedang melamun. Setelah meminta izin pada seorang wanita yang menjabat sebagai ketua kelas, dirinya langsung masuk.
"Hyung."
"Hmm."
"Aku ingin mengatakan sesuatu."
Heeseung langsung mendongak, menatap bingung sang adik. Ia langsung melihat ke sekeliling kelas nya yang ramai. "Disini ramai."
Sunghoon mengikuti langkah sang kakak, keluar dari kelas dan berjalan ke tangga. Mungkin Heeseung mau membicarakan nya di perpustakaan.
Benar saja, Heeseung mengajaknya ke perpustakaan dan memilih tempat di pojok.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeongin berdecak kesal, kenapa Beomgyu bisa terlalu baik?
Ia sudah mengajak sahabatnya itu untuk pergi bersama ke kantin. Tapi Beomgyu menolak dan memilih menemui Taehyun.
Beomgyu berjalan dengan riang nya untuk menemui sang adik. Bahkan senyum manis miliknya tidak pernah luntur.
Akhirnya ia sampai di kelas si pemuda Kang, adiknya baru saja keluar. "Hyunie-"
"Aku sudah besar, hyung. Berhenti memanggilku dengan panggilan itu."
Senyum Beomgyu sedikit luntur, bahkan air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya. Tapi karena poni nya yang panjang, Taehyun tak menyadari nya.
"Baiklah, kita ke kan-"
"Aku harus ke perpustakaan, aku harus mencari buku untuk mengerjakan tugas. Hyung bisa pergi duluan saja." Taehyun langsung pergi.
"Mencari buku?" Beomgyu tersenyum miris, ia melihat kedua telapak tangan nya. "Apa kau tidak bisa menghabiskan waktu untuk ku sebentar saja? Karena kemungkinan aku tidak bisa menjaga mu lagi."
Beomgyu langsung menyeka air matanya yang turun, mencoba bersikap normal.
"Pangeran."
Beomgyu langsung menatap orang dihadapannya.
"Aku ingin lebih dekat mu, aku tau kerajaan kita bermusuhan. Tapi melihat Jay sangat menyayangi mu, sepertinya kau orang yang sangat baik. Bahkan aku melihatnya sendiri, kau orang yang kuat."
"Yang bermusuhan kerajaan, bukan kita, Sunghoon-ah." Ujar nya dengan senyum untuk menutupi rasa sakit yang menyerang dada kiri nya.
Sunghoon tersenyum senang. "Hanya disini kita bisa berteman. Apa aku boleh memanggil Pangeran dengan embel-embel Hyung?"
Pemuda Choi dihadapan nya mengangguk. "Lagi pula, aku menyebut mu tadi tanpa embel-embel Pangeran."
"Apa hyung akan pergi ke kantin? Kita pergi bersama bagaimana?" Ajak yang lebih muda.
"Apa kau tidak pergi bersama saudara-saudara mu?"
Sunghoon menggeleng, mereka semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jay dan Jake, sibuk membuat rencana penyerangan. Jungwon dan Niki harus meminjam buku ke perpustakaan. Sunoo entah kemana.
"Baiklah, kajja."
Sunghoon langsung mengikuti langkah Beomgyu, keduanya saling mengobrol. Beberapa siswa di sana merasa terpesona akan kecantikan yang dipancarkan kedua pangeran tersebut.