Chapter 32

3.3K 241 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

🌹🌹🌹

Matanya membulat sempurna saat melihat siapa pengirim pesan barusan. Dadanya berdegup kencang, hatinya senang dan bibirnya membuat sebuah lengkungan.

Beloved

Ra, kamu baik, kan?

Dengan rasa bahagia yang membuncah dan jari yang bergetar, Laura mulai mengetikan balasan untuk pesan itu.

Me;
Baik. Emang aku kenapa?

Beloved;
Aku minta maaf pesannya baru dibaca.

Me;

Gak pa-pa.

Beloved
Aku juga minta maaf soal kejadian di kantor waktu itu, aku sadar aku kelewatan. Tapi, waktu itu memang aku lagi banyak kerjaan.

Me;

Iya. Makan siang dari aku udah datang, kan?

Beloved;
Udah, ini aku mau makan. Baru sempet, kerjaan banyak soalnya.

Me;
Iya udah. Taruh dulu hpnya makan yang bener jangan lupa minum. Kalau ada hasrat mau ngerokok setelah makan sebisa mungkin tahan ya. Jaga kesehatan kamu.


Beloved;
Iya makasih❤️

Senyum masih tersemat dibibirnya, Laura memilih untuk menghentikan kirim mengirim pesannya. Entah apa maksud Aris meminta maaf seperti itu, ia hanya berharap ini adalah awal baik bagi hubungannya bersama Aris.

Tadinya, ia sudah membayangkan perpisahan yang menyesakkan dada dan mengucurkan air mata. Tapi ternyata takdir mempunyai rencana lain yang mungkin akan berakhir bahagia. Tak mau memikirkan terlalu jauh Laura kembali melanjutkan kegiatan masak nasi uduk kepitingnya.

Tak jauh berbeda dengan hal yang dirasakan Laura, Aris pun sama. Dia tersenyum dari awal mengetikkan pesan untuk Laura. Keadaan ini persis seperti ia pertama kali jatuh hati pada gadis itu.

Aris mengambil tupperware berisi masakan Laura yang diantar oleh gojek. Ia menghirup aroma yang selalu berhasil memancing nafsu makannya. Nasi goreng seafood.

Baru saja akan melandingkan satu sendok nasi goreng beserta acarnya, tiba-tiba ponselnya bergetar membuat suapan itu delay. Aris melihat siapa penelponnya, saat melihat nama Agnes yang muncul, ia memilih mengabaikan lagipula untuk apa perempuan itu menelponnya.

Titik Jenuh [S E L E S A I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang