Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Saat kamu baru saja di terbangkan oleh harapan setinggi langit, lalu harus dijatuhkan begitu saja oleh sebuah kenyataan pahit.
Disaat kamu sudah mempercayakan kebahagianmu pada seseorang tapi orang itu malah mengkhianatimu.
Bagaimana keadaanmu?
Apa kamu yakin bisa menahan rasa sakit itu?
Apakah kamu bisa memaafkan orang yang melakukannya?
Dan pertanyaan yang paling penting adalah .... apakah kamu bisa terus bertahan untuk tetap bernafas saat kenyataan buruk lainnnya datang silih bertubruk?
***
"Makasih ya atas tumpangannya. Maaf gak bisa nawarin mampir udah malem banget soalnya," kata Laura setelah mobil Miko berhenti tepat di depan gerbang rumahnya.
"Sama-sama. Gak pa-pa kok, kita juga pengen cepet sampe rumah," ujar Miko, "iya gak, Dul?"
Abdul hanya berdehem untuk menjawab, matanya sudah beberapa kali tertutup dan terbuka tapi tidak bisa tidur karena guncangan jalan.
"Aku turun, ya."
Baru satu kaki Laura yang keluar gadis itu kembali berbalik pada Miko. Ada yang aneh, selama perjalanan tadi Miko tidak menanyakan alamatnya, ia pun tidak memberitahu karena lupa. Tapi, kenapa laki-laki itu bisa tahu posisi tepat rumahnya.
"Kenapa, Lau?" tanya Miko heran.
"Kok tahu rumahku? Aku kan gak ada ngasih tahu kamu."
Miko dibuat gelagapan oleh pertanyaan Laura. Bodoh ... bodoh, kenapa ia bisa seceroboh ini. Jangan sampe Laura tahu kalau selama ini Miko sering mengikutinya. "Emmm ... Itu, eeeee ... aku pernah nganterin pak Restu ke sini waktu dia gak bawa kendaraan ke restoran." Miko berharap Laura percaya dan tidak menanyakan hal ini pada Restu. Karena ini adalah sebuah kebohongan.
"Ohh gitu. Ya udah, hati-hati di jalan Miko, Abdul, jangan ngebut-ngebut." Laura turun dari mobil Miko setelah mendapat persetujuan dari laki-laki itu.
"Lo emang gak pande boong, A'," ujar Abdul setelah melihat Laura sudah masuk kerumahnya.
"Ya lo pikir aja, Kak Laura sama kak Restu itu sepupuan kan? Mereka tinggal bareng kan? Otomatis kak Laura pasti tahu dong, setiap kak Restu bawa kendaraan atau enggak ke restoran."