chapter 23

861 145 22
                                    

Sunghoon perlahan membuka kedua matanya. Kemudian tangannya bergerak untuk membuka selimut yang masih membungkus bagian tubuhnya. Pemuda yang tetap tampan meski baru bangun itu melirik kesamping dan menemukan Jay yang masih terlelap dengan nyenyak. Dengkuran kecil terdengar dari sahabatnya itu.

Ya, malam tadi Sunghoon memang tidur di kamar Jay karena kamarnya di pakai oleh kedua orang tuanya. Alasannya adalah karena kamar Jay kamar terbesar di unit ini. Kedua adalah kamar miliknya kemudian di susul kamar Jake dan Heeseung.

"Masih pagi ternyata," gumam Sunghoon saat melihat jam di dinding yang menunjukan pukul enam pagi.

Pemuda itu lalu beranjak bangun. Melangkah ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelah itu, ia beringsut keluar dari kamar Jay meninggalkan sang pemilik yang masih betah memeluk gulingnya.

Begitu keluar dari kamar, hidungnya langsung mencium aroma masakan. Aromanya sama persis seperti saat ia berada di rumahnya di Busan. Lantas Sunghoon bergegas pergi ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Dan benar saja, ia melihat ibunya tengah asik memasak sup rumput laut dan beberapa menu lain yang sudah terhidang di meja. Tapi tunggu, bukan hanya itu saja yang membuat Sunghoon kaget. Ia melihat Soeun juga ada di sana bersama sang ibu.

"Lho, mamih?" Sunghoon segera menghampiri mamihnya yang berdiri di depan kompor.

"Pagi... Udah bangun, nak?"

Sunghoon melirik Soeun sekilas, seolah meminta gadis itu untuk menjelaskan. Akan tetapi Soeun hanya menggeleng kecil.

"Mamih... Mamih ngapain?"

Mamihnya Sunghoon menatap sang anak tak percaya. "Serius kamu ga tau mamih lagi ngapain?"

"Bukan itu, mih. Maksudnya, kenapa mamih mau masak ga bangunin dulu aku? Terus dari mana semua bahan masakannya?" heran Sunghoon yang melihat banyak sekali menu di meja makan. Seingatnya di kulkas hanya ada beberapa bahan saja, itu pun tidak banyak.

"Mamih pakai semua bahan yang ada di kulkas. Kalau seafood, mamih yang bawa dari rumah. Nah, kalau bahan-bahan yang lain mamih beli di supermarket yang ada di deket sini, di anter sama Soeun."

Sunghoon melirik Soeun, tatapannya kembali meminta penjelasan dari gadis itu.

"Tadi gue papasan sama mamih di depan. Sama-sama pas buka pintu barengan. Terus gue tanya mamih mau kemana, mamih bilang mau nyari supermarket 24jam di daerah sini. Ya udah, gue anter mamih sekalian gue juga mau ada yang di beli. Kayanya mamih juga kurang paham daerah sini."

"Haduuh mamih, kenapa ga bangunin aku sih? Gimana kalau misalnya ga ada Soeun? Mamih mau ke supermarket sendirian gitu? Jangan ngada-ngada deh, mih. Mamih itu udah tua di bilangin! Nanti ilang gimana?" Sunghoon mengomel ke mamihnya. Mamihnya memang tidak bisa di tinggalkan sendirian.

"Udah deh, hoon. Buktinya mamih ga ilang kan? Untungnya ada Soeun, dia baik banget mau nganterin mamih ke supermarket terus bantuin mamih masak lagi."

"Iya, tapi jadi ngerepotin kan, mih?"

Soeun langsung menggelengkan kepala, "enggak, kok. Apaan sih, hoon? Ga ada yang di repotin kok."

"Tetep aja, so."

"Ya udah, daripada kamu ngomel terus, mending bantuin ini. Simpen sup ini ke atas meja!" ucap mamihnya seraya memberikan mangkok besar berisikan sup rumput laut.

"Aw.. Panas, mih!" Dengan cepat Sunghoon langsung berjalan mendekati meja, kemudian menyimpan sup panas itu keatasnya. "Mamih, kalau mau ngasih sesuatu tuh bilang-bilang dulu! Untung ga aku tumpahin sup nya."

"Banyak ngomel ya kamu sekarang, hoon?"

Sunghoon tidak menjawab, hanya berdecak kecil kemudian duduk di kursi.

𝑺𝑻𝑨𝑵𝑫 𝑩𝒀 𝑴𝑬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang