chapter 27

522 103 12
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya :)

Hqppy reading cherries 🍒

(...)

Sunghoon duduk di ruang tamu, menunggu Soeun yang masih ada di dalam kamar untuk bersiap-siap. Ya, siang ini mereka akan pergi ke pesta pernikahan Junho. Seperti janji Sunghoon kepada Soeun waktu itu, jika saatnya tiba dia akan menemani gadis itu ke acara pernikahan mantan kekasihnya.

Soeun sempat ragu dan berniat ingin membatalkannya. Akan tetapi Sunghoon terus menyakinkan gadis itu agar datang untuk melepaskan semua sisa kenangan yang ia miliki bersama mantan kekasihnya itu di sana.

Memang pasti sulit, Sunghoon sangat paham sekali. Tetapi hanya dengan cara seperti itu, Soeun pasti bisa dengan cepat merelakan dan membebaskan kembali perasaannya. Dengan melihat secara langsung bagaimana mantan kekasihnya itu bahagia bersama pasangannya yang baru, pasti Soeun akan ikut terpacu untuk bahagia juga.

"Sunghoon, lo yakin gue harus dateng?" tanya Soeun begitu keluar dari kamar.

"Kenapa pake nanya lagi sih? Lo beneran belum bisa ngerelain dia ya, eun?"

Mendengar itu, Soeun langsung menyanggahnya. "Eh, enggak, hoon. Bukan gitu. Justru gue sekarang udah bisa nerima semuanya dengan lapang dada. Tapi maksudnya, gue agak ragu aja gimana ngehadapin keluarga dia yang sebagian besar udah kenal sama gue."

"Ya lo bersikap biasa aja kaya biasanya. Ga usah canggung atau ragu. Kalau perlu sih.. Lo kenalin gue juga ke mereka."

Soeun mengernyitkan dahi, "kenapa gue harus ngenalin lo?"

"Biar mereka juga bisa ngerelain lo."

Sunghoon terus meyakinkan Soeun, hingga Soeun pun akhirnya mau dengan lapang dada pergi ke acara pernikahan Junho, mantan kekasihnya.









(...)











Sunghoon melihat Soeun yang ada di sampingnya. Gadis itu tampak ragu untuk melangkah masuk ke dalam gedung yang begitu ramai oleh tamu undangan yang berbahagia di dalam sana.

"Ayo, eun!" Tanpa pamit, Sunghoon menuntun tangan Soeun agar menggandeng lengannya.

Soeun menoleh kaget, "hoon?"

"Gapapa, gue kan dulu udah bilang anggap aja gue pacar lo saat di hari ini tiba."

Soeun menelan salivanya gugup. Kemudian kakinya memberanikan diri masuk dan berjalan menghampiri dimana pasangan pengantin berada. Tanpa sadar tangannya yang melingkar di lengan Sunghoon semakin mengencang. Ia begitu gugup dan ada ketakutan tersendiri dalam diri bagaimana jika ada tamu lain yang mengenalinya dan apa pandangan mereka terhadapnya nanti karena datang ke acara pernikahan mantan kekasih.

"Soeun?" sapa Junho dengan mimik tak menyangka dan terkejut saat melihat Soeun datang menghampirinya.

"Selamat, Junho. Semoga lo bahagia dengan kehidupan baru yang bakal lo jalanin nanti."

Junho tidak menjawab, hanya terseyum tipis pada Soeun.

"Oh ya, kenalin. Namanya Sunghoon, pa-pacar gue." Soeun tampak tak yakin, tetapi ia terobos saja.

"Hai, salam kenal. Soeun udah cerita banyak tentang lo. Nanti gantian ya, lo harus dateng ke pernikahan Soeun sama gue nanti."

Mendengar itu, Soeun langsung melirik Sunghoon di sampingnya. Pemuda itu tampak percaya diri dan yakin sekali dengan apa yang ia katakan pada Junho barusan.

Ga harus sampai segitunya juga, hoon -Soeun

Setelah beberapa lama, mereka berdua pun pergi dari tempat tersebut. Soeun merasa lega dan merasa bebas sekarang. Benar apa kata Sunghoon, begitu dirinya keluar dari acara tersebut, ia merasa seperti telah meletuskan balon yang sangat besar dan menyesakan. Seketika hilang semua beban perasaan di hatinya.

"Thanks, hoon."

"Sama-sama, Soeun."

Keduanya kini sedang berada di sebuah kafe yang ada di sekitar gedung pernikahan. Sunghoon sengaja mampir ke tempat ini untuk makan siang, karena mereka berdua tidak mencicipi satu hidangan pun di acara tadi. Ia tau, Soeun ingin cepat-cepat pulang dan pergi dari sana.

"Gimana perasaan lo sekarang?" tanya Sunghoon penasaran.

Soeun berpikir sejenak, sebelum akhirnya ia tersenyum lebar, "gue ngerasa plong banget, hoon. Ga nyangka."

"Apa gue bilang,"

"Lo kok bisa tau sih bakal kaya gini? Emang lo pernah di tinggal nikah juga ya?"

Sunghoon menggelengkan kepala, "ga pernah. Cuman di tinggal selingkuh aja haha,"

"Haha...,"

Tidak berselang lama, makanan pun datang. Soeun memesan spagheti dan Sunghoon memesan steak.

"Btw, gue beneran bersyukur banget lo udah mau maksa gue buat dateng. Kalau ga, entah sampai kapan gue bakalan bisa lepas dari semua kenangan tentang Junho. Well, gue beneran udah bisa lupa dan perlahan perasaan gue ke dia udah hilang. Tapi tetap aja, sedikitnya pasti ada kepikiran. Dan dengan gue dateng tadi, entah kenapa gue jadi lega dan ga nyesek sama sekali. Justru ya.. Gue ikut bahagia aja, sih. Thanks banget ya, hoon."

Soeun bercerita panjang lebar sembari memakan spaghetinya. Sampai tidak sadar kalai saus spagheti mengenai sudut bibirnya sampai ke pipi bagian bawah. Sunghoon ingin tertawa melihatnya, gadis itu mendadak menggemaskan di matanya.

"Kalau makan itu jangan sambil ngomong. Belepotan kan jadinya?" ucap Sunghoon tiba-tiba, seraya mengusap lembut sudut bibir Soeun dengan ibu jarinya.

Seketika Soeun termagu dengan apa yang Sunghoon lakukan terhadapnya. Soeun terdiam seribu bahasa berbanding terbalik dengan detak jantungnya yang berdebar kencang di dalam sana.

"O-oh, m-makasih." Soeun buru-buru mengambil tisu dan kembali mengelap bibirnya meski percuma karena Sunghoon sudah lebih dulu melakulannya.

Sunghoon tersenyum simpul. Keduanya lalu saling terdiam bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.

"Soeun...," panggil Sunghoon kemudian.

"Mm?"

"Setelah ini.. bisa ga lo kembali membuka hati lo ke cowok lain?"

Soeun menatap Sunghoon penuh tanya, "kenapa lo nanyain itu?"

"Soalnya gue mau coba masuk ke sana."

Deg

Eh? Kok tiba-tiba? -Soeun

Soeun tak kunjung menjawab. Gadis itu malah menatap Sunghoon tak percaya dan penuh tanda tanya.

"M-maksudnya, hoon?"

"Hehe.. Ga, eun. Ga usah di pikirin hehe.. ," tapi Sunghoon malah menjawab seperti itu. Membuat Soeun semakin di buat penasaran olehnya.

"Ih.. Apaan, hoon? Kok malah jawab gitu sih? Gue nanya juga!"

Tentu saja Soeun kesal. Padahal dia sudah berharap (?)

Soeun menekukkan wajahnya. Tapi malah semakin membuat Sunghoon gemas.

"Hehe... Ya udah ya udah. Gue mau jujur sama lo. Lo jangan manyun gitu, jelek tau ga?" Sunghoon tersenyum manis, menampilkan gigi taringnya yang cukup lancip.

"Bodo amat, emang gue udah jelek dari sananya kok!"

"Kata siapa? Siapa yang bilang lo jelek, siapa orangnya?" ucap Sunghoon berlaga marah.

"Ih... Sunghoon nyebelin!"

Sunghoon tertawa puas. Membuat Soeun semakin kesal dan senang dalam satu waktu.

Tetapi tiba-tiba, Sunghoon meraih tangan Soeun yang ada di atas meja dan Soeun kembali termagu tak bergerak melihat tangannya di genggam oleh Sunghoon.

"Soeun, boleh ga gue mencoba masuk perlahan ke dalam hati lo? Siapa tau kita berdua bisa saling mengobati hati yang terluka satu sama lain."

Bagaikan di serbu oleh gerombolan kupu-kupu, Soeun tak mampu berbicara sepatah katapun.

Namun gadis itu hanya bisa menganggukan kepalanya tanda setuju.

Of course, Sunghoon! -soeun

(...)

𝑺𝑻𝑨𝑵𝑫 𝑩𝒀 𝑴𝑬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang