chapter 24

513 120 11
                                    

Akhirnya setelah berpikir panjang, aku mutusin buat lanjut cerita ini. Kalau ada yg lupa sama ceritanya, boleh sambil santai baca lagi dari awal hehe karena akupun gitu buat ngedapetin feelnya balik.

Tolong beri dukungan lagi yaa buat cerita ini !!

Happy reading, cherries🍒

(...)

Saat ini para gadis -kecuali Zoa- sedang berkumpul bersama di tempatnya Soojin. Setelah merayakan ulang tahun Sunghoon kemarin, semuanya memutuskan untuk menginap. Jiyoon, Soeun dan Monday menginap di apartement Soojin. Sementara Jihan dan Jaehee di apartement Zoa.

Meskipun beberapa dari mereka ada yang baru kenal kemarin, tetapi tampaknya obrolan mereka sudah asik dan nyambung satu sama lain.

"Cocok! Lain kali gue bakal ngadain event di panti asuhan lo ya, soeun." Monday hampir berteriak, menunjukan betapa bersemangatnya dia.

Soeun mengangguk cepat, "iya. Pasti mereka juga bakal seneng banget."

"Kalau mau ngadain event dan butuh tambahan sukarelawan, kita berdua siap kok!" ucap Jihan seraya merangkul Jaehee.

Jaehee pun mengangguk. "Iya. Aku bakal bantu apa yang bisa aku bantu buat kalian."

"Iya, nanti kita bakal hubungin kalian berdua. Semoga aja dananya cepet terkumpul, jadwalnya ada yang pas, terus kita langsung laksanain deh..." balas Monday.

"Iya, pasti seru. Dari pada waktu senggangnya kita pergunain buat hal lain yang ga berguna, mending kaya gini kan? Bermanfaat buat semuanya." Ucap Jiyoon menambahkan.

Di saat mereka semua sedang asik mengobrol, tiba-tiba pintu apartement Soojin terbuka. Ternyata yang datang adalah Heeseung, Jay, Jake, Sunoo dan Jungwon. Sunghoon pergi bersama orangtuanya ke rumah ayah Zoa sementara Niki pergi ke kamarnya untuk bermain game. Biasalah.

"Jihan.. Ayo pulang! Gue anterin..." seru Jungwon pada Jihan.

Jihan tampak tak suka mendengar ajakan Jungwon, ia langsung melirik kearah Jaehee di sampingnya.

"Pulang kemana? Nanti gue pulangnya bareng Jaehee aja."

Jungwon langsung menggelengkan kepalanya tegas. "Nggak, han. Lo harus pulang ke rumah. Gue bakal anter lo sampai ketemu ayah lo. Yaudah ayo!"

Jihan terpaksa beranjak karena Jungwon menarik tangannya.

"Jungwon.. Tap--"

"Jangan kaya gini, han. Lo udah lama ga pulang ke rumah. Ayah lo pasti khawatir," Jungwon berbisik pada Jihan karena ia tidak mau sampai orang-orang di sana tau tentang masalah Jihan.

"Lagian dia ga nyariin gue, kok."

"Siapa tau kan? Yaudah, pokoknya pulang dulu aja."

"Tap--"

Saat Jihan akan menjawab ucapan Jungwon, pemuda itu buru-buru menyelanya. "Sstt.. Udah, jangan dijawab lagi. Lo ga pulang sendirian, lo bareng gue. Tenang aja!"

Akhirnya setelah beradu mulut, Jihan pun pamit. Mereka berdua lalu pergi dari tempat itu. Meskipun wajah Jihan tampak tidak ikhlas dan sangat terpaksa.

"Kenapa Jihan ga mau pulang?" tanya Soojin pada Jaehee.

Jaehee menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia tidak tau harus menjawab apa. "Eung.. Ada sedikit masalah sama ayahnya."

Semua gadis di sana serempak menghela napas. Meluapkan keresahan.

"Huh, emang sih. Kadang orang yang keliatan bahagia belum tentu hidupnya baik-baik aja," ucap Soeun.

𝑺𝑻𝑨𝑵𝑫 𝑩𝒀 𝑴𝑬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang