13. Begging

1.1K 211 6
                                    

Lisa dan Rosé berlari kencang ke dalam villa. Keduanya memasuki ruangan paling dekat yang bisa mereka capai kemudian dengan gerakan tergesa segera menguncinya rapat-rapat. Napas keduanya memburu seirama dengan detak jantung yang berdegup kencang. Rosé bersandar pada pintu, seakan mencegah apapun untuk masuk ke ruangan itu. Sementara Lisa duduk bersandar pada dinding. Lututnya terlalu lemas bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri.

"Kita pasti sedang bermimpi." Gumam Lisa dengan suara bergetar. Rosé menelan ludahnya susah payah namun tubuhnya ambruk sebelum ia mampu menanggapi ucapan Lisa. Mereka kini duduk bersisisan dengan Rosé yang masih bersandar pada pintu, berusaha menjadi penghalang walaupun pintu sudah mereka kunci dengan rapat. Gadis Park itu lantas mencari telapak tangan Lisa untuk kemudian di genggamnya. Dia terlalu terkejut dan membutuhkan pegangan saat ini.

"M-mereka itu... apa?" Bisik Rosé disela deruan napasnya yang masih memburu. Lisa menggeleng. Gadis itu menyugar rambutnya dengan sebelah tangan lalu menarik Rosé agar lebih dekat padanya. "Kau ingat perkataanku di hotel waktu itu?" Tanya Lisa sambil menatap Rosé yang kini memeluk erat tubuhnya. Gadis bungsu Park terdiam. Ingatannya kembali terlempar pada percakapan yang mereka miliki di hotel beberapa waktu lalu. Ucapan Lisa masih terasa segar di kepalanya. Tapi.. apakah mungkin?

Rosé mendongak, membalas tatapan Lisa yang masih mengarah padanya. Gadis itu mengigit bibir bawahnya sebelum menjawab, "itu mustahil, Lisa-ya." Cicitnya penuh keraguan.

"Tapi yang kita lihat barusan lebih mustahil lagi, Chaeyoung-ah!" Sergah Lisa dengan alis yang bertaut dalam. Mereka hidup di zaman modern dan hal yang keduanya lihat tadi tentu tidak seharusnya terjadi di dunia nyata macam ini. Semuanya terlalu mustahil. Demi Neptunus, mereka tidak hidup di dunia khayalan! Tapi.. kemungkinan apalagi yang mungkin merujuk pada kemampuan Jisoo dan Jennie selain dugaan bahwa mereka berdua adalah penyihir?! Lisa bahkan tidak bisa memikirkan bentuk kata lain saat ini. Ia merasa tidak waras.

"Apakah penyihir memang nyata, Lisa-ya?" Lirih Rosé. Lisa menghela napas panjang lalu menggeleng lemah. "Tidak tahu, Chaeng. Aku tidak tahu." Balasnya nyaris berbisik.

***

"Unnie.."

"Aku tidak tahu, Jendeuk." Potong Jisoo bahkan sebelum Jennie mampu menyelesaikan ucapannya. Mereka masih berada di taman belakang, namun kali ini dengan perasaan putus asa yang yang tak terhindarkan. Dua gadis Kim itu tidak tahu apa yang harus mereka lakukan sekarang. Menyangkal jelas bukan pilihan yang tepat mengingat yang menyaksikan kejadian tadi bukan hanya salah satu dari maknae line melainkan keduanya. Sementara untuk mengaku, rasanya pasti sangat sulit karena kenyataan seperti ini adalah hal yang mustahil bagi manusia normal seperti Lisa dan Rosé. Terlebih, keluarga Kim mungkin akan murka begitu tahu kalau rahasia keluarga mereka terungkap akibat kecerobohan Jisoo dan Jennie.

"Haruskah kita menghapus ingatan mereka?" Jennie menatap kakaknya yang kini meremas rambutnya dengan erat. Jisoo menghembuskan napas kasar, "kita tidak bisa, Jennie. Itu terlalu beresiko. Mereka bisa berakhir kehilangan seluruh ingatan mereka dan aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika itu terjadi. Kau tidak mau adikmu melupakan dirimu kan?" Tanya Jisoo dengan nada frustasi yang tidak bisa disembunyikan. Jennie menggeleng tanpa ragu. Itu jelas mimpi buruk dan Jennie tidak ingin dilupakan oleh adik-adiknya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apalagi sekarang. Lisa dan Rosé mungkin tengah kebingungan setengah mati saat ini.

"Hanya ada satu cara." Ucap Jisoo membuat Jennie takut begitu menyadari betapa seriusnya wajah sang kakak saat ini. Kim Jisoo menatap adiknya dalam-dalam, "kita harus memberi tahu mereka." Lanjutnya. Jennie menggeleng. Dia tak yakin hal itu adalah solusi terbaik untuk mereka. Bagaimanapun juga, kaum mereka telah menjaga hal ini selama beratus-ratus tahun, dan rasanya kurang tepat jika Lisa dan Rosé mengatahui rahasia besar ini.

The WitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang