23. Intense

720 83 15
                                    

Satu minggu sejak kejadian itu, mereka kembali menjalani kesibukan mereka sebagai idol. Atau setidaknya, Rosé dan Lisa yang kembali sibuk sebagai idol. Sementara Jennie dan Jisoo justru memiliki hal lain yang sama melelahkannya dengan kembali bekerja. Ya, melatih kemampuan sihir mereka.

Entah mengapa, keesokan hari setelah mereka pulang dari penangkaran hewan, kakek mereka menelpon dan menyuruh keduanya untuk datang menemuinya. Mereka disuguhkan dengan berbagai macam pelatihan hari itu juga. Entah mengapa pula, tapi Gi-Jeong terdengar sangat terburu dan cenderung mendesak Jisoo juga Jennie untuk berlatih. Kedua sepupu itu mau tak mau hanya bisa menurut. Mereka bahkan nyaris tak bisa beristirahat karena cecaran Gi-Jeong yang menyuruh mereka terus latihan tanpa memberi jawaban apapun tiap mereka bertanya mengenai alasannya.

"Ulang." Intruksi Gi-Jeong untuk kesekian kalinya. Jisoo dan Jennie menurut, kembali membacakan mantra yang bertujuan untuk mengendalikan deru angin dan pergerakan tanah di sekitar mereka. Keduanya tak tau kenapa mereka harus mempelajari ini karena jujur saja, dari semua jenis latihan, mengendalikan elemen adalah hak yang paling menguras tenaga.

"Lakukan lagi!" Gi-Jeong kembali berseru dengan keras ketika cucu-cucunya belum cukup baik dalam melakukan perintahnya. Jennie juga Jisoo saling pandang dengan tatapan lelah namun tak urung tetap melakukan apa yang kakeknya minta. Mereka berusaha berkonsentrasi, tak ingin rasa lelah mereka berakhir sia-sia kali ini.

"Ecentrus grou pairelas!"

BOOM!

Mereka akhirnya berhasil. Tanah di depan mereka anjlok cukup dalam dan angin berhembus kencang hingga halaman belakang rumah Gi-Jeong yang cukup luas menjadi hancur seketika. Pria itu akhirnya tersenyum puas dalam sepersekian detik. Karena selanjutnya, perkataannya malah membuat Jisoo dan Jennie nyaris berteriak frustasi.

"Bagus. Sekali lagi."

***

"Kau mau sandwich?"

"Aniyo. Masih kenyang." Lisa menolak tawaran Rosé begitu mereka mendapatkan waktu istirahat. Keduanya berada dalam satu project yang sama hari ini; pemotretan untuk sebuah brand pakaian milik teman mereka, Blanc&Eclaire, milik Jessica Jung. Mengingat Rosé dan Lisa yang telah menjadi global ambassador untuk produk lain, sebetulnya cukup riskan bagi mereka menerima tawaran ini. Tapi atas dasar pertemanan, mereka membujuk manager untuk menerima tawaran ini sampai perusahaan Jessica kembali pulih setelah sahamnya turun di pasaran. Atau setidaknya itu yang Jessica katakan. Dan ya, disinilah mereka.

"Apa Unniedeul masih belum bisa dihubungi?" Rosé bertanya seraya mendudukan dirinya disebelah Lisa. Lisa sendiri hanya mengangkat bahunya acuh. Kedua member tertua itu memang sangat sulit dihubungi beberapa hari ini. Lisa sampai lelah sendiri. Jadi ia memilih untuk mengabaikannya saja. Toh ia yakin Jennie dan Jisoo bisa menjaga diri mereka dengan baik.

"Kau tau mereka hanya membalas tiap pukul 4 pagi saat kita masih tidur lalu setelah kita bangun ponsel mereka akan kembali tidak aktif." Balas Lisa.

Kedua member tertua itu memang sangat sulit dihubungi beberapa hari ini. Lisa sampai lelah sendiri dengan siklus aneh Jisoo juga Jennie dalam membalas pesan. Jadi ia memilih untuk mengabaikannya saja. Toh ia yakin Jennie dan Jisoo bisa menjaga diri mereka dengan baik.


"Ya, tapi jujur saja aku cukup khawatir. Mereka tidak pulang ke dorm hampir seminggu ini dan kita belum bertemu mereka lagi sejak saat itu." Kata Rosé mengutarakan kegelisahannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The WitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang