20. Tension

1K 176 4
                                    

Setelah pembicaraan malam itu, jarak tiba-tiba terbentang diantara mereka. Jisoo dan Jennie semakin menyibukkan diri dengan latihan tak manusiawi bersama sang kakek, sementara Lisa dan Rosé sering kali keluar untuk menemui teman dan keluarga mereka, termasuk dua gadis Jung; yang secara tidak langsung menjadi penyebab dari menjauhnya Maknae dan Unnie line. Rosé dan Lisa masih kekeuh kalau mereka bisa dekat dengan siapapun sementara para Unnie masih dihantui ketakutan akan hal-hal buruk yang mungkin saja mengincar anak-anak itu.

Bukan apa-apa. Untuk saat ini, Jisoo dan Jennie benar-benar tidak bisa mempercayai siapapun, termasuk senior mereka itu. Bukan soal pria, Jennie bahkan tak peduli lagi dengan mantan pacarnya itu. Tapi entah kenapa, ia memiliki perasaan tak enak mengenai Krystal dan kakaknya. Terlebih, serangan-serangan kecil yang entah datang darimana kini mulai bisa dirasakan oleh keluarga Kim. Termasuk pagi ini ketika Junghun, kakak Jisoo, tiba-tiba diserang ular aneh dengan lingkaran hitam dikepala hijaunya.

"Mereka telah mengetahui siapa kita." Putus Gi-Jeong saat Junghun berhasil membawa mayat ular itu ke rumah sang kakek. Jennie dan Jisoo yang memang sudah berada di rumah Gi-Jeong turut memberikan tatapan cemas seperti sorot Junghun pada mereka. Jika bisa, pria itu sungguh ingin mengambil alih tanggung jawab besar itu dan membiarkan adik-adiknya hidup dengan tenang. Namun sayangnya, semua itu diluar kemampuannya. Semuanya telah diatur bahkan jauh sebelum ia lahir. Bukan ia yang terpilih, melainkan Jisoo dan Jennie, adik perempuannya.

"Berarti kita juga harus mulai mencari tahu siapa mereka, Kek." Ujar Jisoo yang kini mendapatkan remasan kuat di jemarinya, ulah Jennie. Junghun menggeleng keras. Tapi belum sempat ia bersuara, sang kakek langsung menyahut dengan suara tegas. "Tidak perlu, nak. Tugas kita hanya mempersiapkan diri. Bukan mencari tahu, apalagi memulai. Cukup ingat perkataan kakek untuk mewaspadai siapapun dan kita akan baik-baik saja." Katanya tegas.

"Tapi bagaimana kita bisa waspada jika kita saja tidak tahu siapa mereka." Jisoo memberikan argumen, namun Gi-Jeong hanya memberikan seulas senyuman tipis sembari tangannya bergerak menepuk-nepuk pelan kepala Jisoo. "Perlahan, nak. Perlahan. Semuanya akan terbuka secara perlahan." Ucapnya membuat cucu-cucunya terdiam dan mengangguk pasrah.

"Kakek.." Jennie memanggil dengan suara pelan. Menarik Gi-Jeong untuk mengalihkan perhatian sepenuhnya pada gadis itu. "Bisakah.. pertempuran itu tidak terjadi? Jujur saja.. aku merasa sedikit takut." Ungkapnya memelan diakhir kalimat. Gi-Jeong tersenyum hangat dan mendekat ke arah dua cucu perempuannya.

"Kita tidak bisa menghindari itu, nak. Cepat atau lambat, entah kapan, pertempuran itu tetap akan terjadi. Dan untuk itu.." Gi-Jeong mengusap surai panjang Jennie dan Jisoo secara bergantian. "Mari kita berlatih lagi." Lanjutnya yang disahuti oleh erangan frustasi dari dua gadis itu.

***

"Sampai kapan kita akan begini?" Rosé berbaring terlentang diatas kasur bersama Lisa yang tengah memainkan ponsel di sebelahnya. Si Maknae yang mendengar pertanyaan Rosé hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali fokus pada entah apapun yang tengah ia lihat di layar persegi panjang itu. "Aku tidak suka suasana dingin seperti ini." Keluh si gadis tupai.

Lisa menghela napas pelan. Gadis itu kemudian melempar ponselnya asal ke atas meja nakas lalu ikut berbaring disamping sahabatnya. "Aku juga tidak suka. Aku tahu mereka menyayangi kita, dan kau tahu kita pun merasakan hal yang sama. Tapi rasanya berlebihan jika para Unnie melarang kita untuk dekat dengan orang lain. Aku kurang suka terlalu dibatasi seperti itu." Jelas Lisa membuat Rosé mengangguk pelan.

Ia pun begitu. Rosé dan Lisa memang memiliki kepribadian hangat dan riang yang sering kali merasa bahagia ketika bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Apalagi di dunia musik, tak jarang Rosé berbagi ilmu dengan musisi-musisi hebat yang baru ia temui. Dan secara pengalaman, Jessica dan Krystal sangat cocok untuk itu. Terlebih, kakak beradik itu bersikap sangat baik pada mereka. Jadi rasanya Jennie dan Jisoo memang terlalu berlebihan jika menuduh Krystal dan Jessica bisa melakukan hal buruk pada mereka.

The WitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang